Minggu, 16 Juni 2013

PENGARUH JARAK TANAM BAWANG MERAH (Alium cepa var. ascalonicum Backer) BERASAL DARI BIJI TERHADAP PRODUKSI



Pengaruh jarak tanam bawang merah (Alium cepa var. ascalonicum backer) berasal dari biji terhadap produksi bertujuan mencari jarak tanam bawang merah yang baik yang berasal dari biji. Percobaan ini dilakukan Margahayu, Lembang dengan ketnggian 1.250 m dari permukaan laut, dan perlakuannya 5 macam jarak tanam pada bulan September-November 1989. Rancangan percobaan dilakukan secara kelompok masing-masing dilakuan ulangan 5 kali.  Kita ketahui di Indonesia bawang merah tumbuh pada 800-900 meter di atas permukaan laut dan masih dapat berbunga. Dengan kata lain bawang merah menyukai iklim kering dengan tanah cukup lembab dan air tidak menggenang.

Bahan dan metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dari bahanya yaitu bawang merah cultivar cipanas asal biji selfing. Sebelum dialakukan penanaman dilakukan penyemaian biji dalam bak plastic. Media yang digunakan adalah campuran pupuk kandang dan kotoran kuda. Persemaian dilakukan dengan menyiapakn 5 g biji/bak. Setelah biji dengan daun rata-rata 3 lembar kemudian dipindahkan dalam bumbunan. Bumbunan terbuat dari pisang dengan diameter 2,5 cm yang elah diisi media tanah dicampur pupuk kandan gdengan perbandingan 1:1. Setelah satu bulan dan daun rata-rata 5 lembar dipindahkan kelapangan.
Metode menentukan jarak tanam yang digunakan yaitu dengan menggunakan rancangan acak berkelompok yang didapat 10 x 10 cm, 10 x 15 cm, 10 x 20 cm, 20 x 20 cm, dan 20 x 25 cm. masing-masing diulang selama 5 kali dan percobaan dilakukan di Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Luas plot 1,2 x 1,2 m2. Untuk menjaga kesuburan diberikan pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha. Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah tinggi tanaman, jumlah anakan perpohon, berat umbi basah perpohon, berat umbi kering perpohon, tinggi umbi, diameter umbi, dan hasil umbi kering perplot.
Tinggi tanaman dilakukan pada umur 40 hari karena pada usia ini pertumbuahan generatiff terhenti dan pertumbuahan tingginya optimum. Dari hasil analisis satatistik tinggi yang diperoleh pada jarak tanam 10 x 15 cm memiliki jarak tinggi tanaman tertinggi yaitu 38,68 cm. diikuti dengan jarak tanam 20 x 25 cm dengan tinggi 36,78 cm, 10 x10 cm dengan tinggi 36,73 cm, 20 x 20 cm dengan tinggi 36,47 cm, dan 10 x 20 xm dengan tinggi 34,43 cm.
Jumlah anakan dilakukan pada umur 35 hari setelah tanam. Hasilnya pada jarak 10 x 10 cm yang dapat menghasilkan 2 anakan. Pada jarak yang lainnya hanya menghasilkan satu umbi saja. Ketidakmampuan menghasilkan anakan banyak karena biji pada umumnya hanya menghasilkan satu batang disamping itu penurunan sifat genetis, kultivar tanaman.
Berat umbi basah perpohon didapatkan hasil tertinggi pada jarak tanam 20 x 25 cm yaitu 19,58 gram. Berbeda nyata dengan jarak tanam 10 x 15 cm yang menghasilkan 14, 58 gram. Dibandingkan hasil umbi basah pada umbi saja 10 – 15 gram ternyata masih tinggi hasil prosuksi menggunakan biji. Kecocokan tanah juga mempengaruhi kualitas umbi karena umbi bawang pada tanah ini mengandung pasir yang berlempung dan mudah menyerap air. Dan pH yang cocok untuk tanaman ini adalah 5,7 – 6,2.
Berat umbi kering perpohon hasil tertinggi sama pada berat umbi basahnya yaitu pada jarak tanam 20 x 25 cm yang menghasilkan 14,42 g/pohon. Sama saja tidak memberikan perbedaanyang nyata pada beberapa jarak tanam tersebut.
Tinggi umbi digunakan untuk melihat apakah umbi tersebut berbentuk ramping atau bulat. Umbi tertinggi didapat pada jarak tanam 10 x 20 cm dan sedikit berbeda nyata dengan yang lainnya. Meskipun ada perbedaan nyata pada dasarnya pembentukan umbi pada bawang memang bulat dan dan besarnya merata. Suhu yang cocok untuk pembentukan umbi adalah 6,2o – 24,3oC.
Diameter umbi pada tanaman bawang tersebut tdak menunjukan perbedaan karena pengaruh pada jenis kultivar yang sama dan cara perlakuan yang sam juga.
Hasil umbi kering perplot yaitu produksi yang dihasilkan dalam satu pot didapat hasil tertinggi pada jarak tanam 10 x 15 cm yang apabila di koversi ke hektar 8,58 ton/ha. Hasil produksi yang tinggi didapat apabila semakin banyak populasi pada areal lahan tersebut.

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *