PENGARUH JARAK TANAM BAWANG MERAH (Alium cepa var. ascalonicum Backer) BERASAL DARI BIJI TERHADAP PRODUKSI
Pengaruh
jarak tanam bawang merah (Alium cepa
var. ascalonicum backer) berasal dari
biji terhadap produksi bertujuan mencari jarak tanam bawang merah yang baik
yang berasal dari biji. Percobaan ini dilakukan Margahayu, Lembang dengan
ketnggian 1.250 m dari permukaan laut, dan perlakuannya 5 macam jarak tanam
pada bulan September-November 1989. Rancangan percobaan dilakukan secara
kelompok masing-masing dilakuan ulangan 5 kali.
Kita ketahui di Indonesia bawang merah tumbuh pada 800-900 meter di atas
permukaan laut dan masih dapat berbunga. Dengan kata lain bawang merah menyukai
iklim kering dengan tanah cukup lembab dan air tidak menggenang.
Bahan
dan metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dari bahanya yaitu bawang
merah cultivar cipanas asal biji selfing. Sebelum dialakukan penanaman
dilakukan penyemaian biji dalam bak plastic. Media yang digunakan adalah
campuran pupuk kandang dan kotoran kuda. Persemaian dilakukan dengan menyiapakn
5 g biji/bak. Setelah biji dengan daun rata-rata 3 lembar kemudian dipindahkan
dalam bumbunan. Bumbunan terbuat dari pisang dengan diameter 2,5 cm yang elah
diisi media tanah dicampur pupuk kandan gdengan perbandingan 1:1. Setelah satu
bulan dan daun rata-rata 5 lembar dipindahkan kelapangan.
Metode
menentukan jarak tanam yang digunakan yaitu dengan menggunakan rancangan acak
berkelompok yang didapat 10 x 10 cm, 10 x 15 cm, 10 x 20 cm, 20 x 20 cm, dan 20
x 25 cm. masing-masing diulang selama 5 kali dan percobaan dilakukan di Balai
Penelitian Hortikultura Lembang. Luas plot 1,2 x 1,2 m2. Untuk
menjaga kesuburan diberikan pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha. Parameter
yang diamati dalam percobaan ini adalah tinggi tanaman, jumlah anakan perpohon,
berat umbi basah perpohon, berat umbi kering perpohon, tinggi umbi, diameter
umbi, dan hasil umbi kering perplot.
Tinggi tanaman
dilakukan pada umur 40 hari karena pada usia ini pertumbuahan generatiff
terhenti dan pertumbuahan tingginya optimum. Dari hasil analisis satatistik
tinggi yang diperoleh pada jarak tanam 10 x 15 cm memiliki jarak tinggi tanaman
tertinggi yaitu 38,68 cm. diikuti dengan jarak tanam 20 x 25 cm dengan tinggi
36,78 cm, 10 x10 cm dengan tinggi 36,73 cm, 20 x 20 cm dengan tinggi 36,47 cm,
dan 10 x 20 xm dengan tinggi 34,43 cm.
Jumlah anakan
dilakukan pada umur 35 hari setelah tanam. Hasilnya pada jarak 10 x 10 cm yang
dapat menghasilkan 2 anakan. Pada jarak yang lainnya hanya menghasilkan satu
umbi saja. Ketidakmampuan menghasilkan anakan banyak karena biji pada umumnya
hanya menghasilkan satu batang disamping itu penurunan sifat genetis, kultivar
tanaman.
Berat umbi basah perpohon
didapatkan hasil tertinggi pada jarak tanam 20 x 25 cm yaitu 19,58 gram.
Berbeda nyata dengan jarak tanam 10 x 15 cm yang menghasilkan 14, 58 gram.
Dibandingkan hasil umbi basah pada umbi saja 10 – 15 gram ternyata masih tinggi
hasil prosuksi menggunakan biji. Kecocokan tanah juga mempengaruhi kualitas
umbi karena umbi bawang pada tanah ini mengandung pasir yang berlempung dan
mudah menyerap air. Dan pH yang cocok untuk tanaman ini adalah 5,7 – 6,2.
Berat umbi kering perpohon
hasil tertinggi sama pada berat umbi basahnya yaitu pada jarak tanam 20 x 25 cm
yang menghasilkan 14,42 g/pohon. Sama saja tidak memberikan perbedaanyang nyata
pada beberapa jarak tanam tersebut.
Tinggi umbi
digunakan untuk melihat apakah umbi tersebut berbentuk ramping atau bulat. Umbi
tertinggi didapat pada jarak tanam 10 x 20 cm dan sedikit berbeda nyata dengan
yang lainnya. Meskipun ada perbedaan nyata pada dasarnya pembentukan umbi pada
bawang memang bulat dan dan besarnya merata. Suhu yang cocok untuk pembentukan
umbi adalah 6,2o – 24,3oC.
Diameter umbi
pada tanaman bawang tersebut tdak menunjukan perbedaan karena pengaruh pada
jenis kultivar yang sama dan cara perlakuan yang sam juga.
Hasil umbi kering perplot
yaitu produksi yang dihasilkan dalam satu pot didapat hasil tertinggi pada
jarak tanam 10 x 15 cm yang apabila di koversi ke hektar 8,58 ton/ha. Hasil
produksi yang tinggi didapat apabila semakin banyak populasi pada areal lahan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar