LAPORAN KEGIATAN
KULIAH LAPANGAN
(Laporan Kegiatan Kuliah Lapangan
Produksi Tanaman Sayuran)
Oleh
NURHUDIMAN
1114121146
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
tidaklah selalu di ruangan yang penuh dengan teori maka perlu adanya praktikum.
Praktikum memang berdasarkan teori yang ada itulah proses belajar sehingga
kemampuan seseorang dalam menuntut ilmu didapatkan. Belajar terus dilakukan
disuatu tempat tetapi apa yang kita dapat tidak akan bertambah lebih banyak
bila kita hanya mengandalkan satu tempat maka perlulah untuk menambah
pengetahuan dengan diadakan kuliah lapangan. Dengan diadakan kuliah lapangan
wawasan tentang dunia pertanian akan semakin bertambah. Perjalanan melihat
pertanian pada tempat lain akan membuka dan sebagai pembanding apa yang sudah
kita dapatkan.
Dengan
inisiatif para dosen mata kuliah Produksi
Tanaman Sayur dan mahasiswanya maka tercetuslah sebuah metode pembelajaran
Kuliah Lapangan. Kuliah Lapangan yang dialakukan di tempat-tempat yang kaya
akan sumber wawasan dan kemajuan IPTEKS di dunia pertanian. Oleh karena itu
salah satu tempat yang sudah terbukti kelayakan untuk diambil ilmunya yaitu
pada daerah yang memiliki kualitas pertanian yang baik di Indonesia yaitu Bogor
dan Bandung.
B.
Tujuan
Adapun tujuan diadakan
Kuliah Lapangan ini adalah sebagai berikut :
1.
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai
objek peranianMenambah wawasan berpikir mahasa\iswa agar lebih tanggap dan
kritis dalam melihat permasalahan di lapangan
2.
Merangsang tumbuhnya inspirasi mahasiswa
untuk dapat dikembangkan dalam kegiatan akademik
3.
Menanamkan profesionalisme keagronomian.
KEGIATAN KULIAH LAPANG
A.
PARUNG
FARM
Parung
Farm adalah produsen sayur dan buah terbesar dan terbaik di Indonesia dengan
meetode hidroponik dan aeroponik. Parung Farm ada 3 yang diteliti yaitu:
teknologi hidroponik, teknologi pertanian dan aeroponik. Investasi tinggi
memang menjadi kendala dari metode hidroponik dan aeroponik. Meode ini mempunyai
produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional di
tanah. Pada netode ini hanya memerlukan treatment air yang harus dijaga
komposisi dan pH-nya tanpa memikirkan tanah.
Parung
Farm menggunakan air yang diatur dengan standarnya dengan minumnya manusia.
Tempat penampungan air khususnya digunakan juga dikembalikan ke tempat
penampungan khusus yang digunakan kembali. Metode yang digunakan tidak akan
mengganggu lingkungan seperti budidaya tanaman organic tidak merusak lingkungan
karena tidak ada residu yang dibuang ke lingkungan. Parung Farm juga
menampilkan sayuran yang crispy, lebih renyah dari sayuran yang ditanam di
tanah. Karena suplay air yang dibutuhkan selalu tercukupi dengan metode
hidroponik. Sayuran ini tidak perlu membentuk lapisan lulun yang tebal untuk
mengurangi penguapan. Sehingga produknya akan selalu renyah. Waktu pemasakan
akan singkkat karena kerenyahan ini.
Dalam
kunjungan yang dilakukan di Parung Farm oleh mahasiswa bahwa menurut bapak
subagyo Karsono dalam penjelasanya tentang Teknologi Sistem Hidroponik unsure
terpenting didalam hidroponik yang perlu diperhatikan yaitu benih dan media.
Terkait medialah yang menjadikan keunikan tersendiri dalam hidroponik. Karena
didalam media tersebut diperlukannya unsure-unsur seperti air, pupuk dan
kandungan khusus yang mendukung budidaya tanaman. Selain unsure yang diberikan
pada media kestabilan juga perlu dijaga seperti EC meter dan pH meternya.
Selain
itu bapak Agus Sunaryanto memberikan materi tentang Teknologi Pertanian
bahwasanya pertanian organic terbagi dua yaitu alamiah dan konvensional. Untuk
konvensional salah satunya adalah hidroponik. Hidroponik sendiri ada yang
mengguanakan tanah dan non tanah. Ada enam sistem yang digunakan yaitu :
1.
Sistem
Sumbu (Wick)
Adalah tipe hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini
adalah sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutan
nutrisi diserap oleh media tanam dari tandon menggunakan sumbu (memanfaatkan
daya kapilaritas sumbu). Sistem ini dapat menggunakan bermacam-macam media
tanam, diantaranya: Perlite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut Kelapa.
2.
Sistem
Kultur Air (Water culture)
Adalah sistem yang paling sederhana dari semua sistem
hidroponik aktif. Penopang tanaman biasanya dibuat dari styrofoam dan mengapung
langsung di atas permukaan larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan
udara melalui batu angin yang membuat banyak gelembung udara dalam larutan
nutrisi dan menyediakan oksigen bagi akar tanaman.
3.
Sistem
Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain)
Adalah sistem yang cocok untuk digunakan bersama berbagai
macam media tanam. Seluruh wadah pertumbuhan dapat diisi dengan batu-batuan,
kerikil, atau butiran rockwool.Kebanyakan orang menggunakan pot-pot satuan yang
diisi dengan media tanaman, hal ini memudahkan untuk memindahkan tanaman dan
memasukkan tanaman ke dalam sistem.
4.
Sistem
Fertigasi (Fertilizer + Drip Irrigation)
Merupakan sistem yang paling luas digunakan di dunia. Sistem
ini adalah pengembangan dari Drip Irrigation (Irigasi tetes) dimana tanaman
disiram dengan cara meneteskan air. Modifikasi yang dimaksud adalah, pada
Sistem Fertigasi, tanaman tidak hanya diberi pengairan berupa tetesan air saja,
tetapi air yang diteteskan juga dicampur dengan nutrisi.Dengan demikian dalam
setiap tetes air sudah terdapat nutrisi lengkap.Pengoperasiannya mudah,
pengatur waktu mengontrol pompa dalam air. Pengatur waktu menyalakan pompa dan
larutan nutrisi menetes pada pusat tiap tanaman dari selang penetes kecil.Pada
sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang mengalir akan ditampung kembali
ke dalam tandon untuk dipakai kembali. Untuk sistem Drip Irrigation larutan
nutrisi yang berlebihan tidak diserap kembali.* Selanjutnya, istilah “Drip
Irrigation” digunakan bila air yg diteteskan TIDAK mengandung nutrisi, dan
istilah “Fertigasi” bila air yang diteteskan sudah dicampur nutrisi.
5.
Sistem
NFT (Nutrient Film Technique)
Ini adalah teknik dimana aliran larutan nutrisi diberikan
melalui aliran / saluran pipa yang sangat dangkal. Air yang mengandung semua nutrisi
terlarut diberikan secara terus menerus selama 24 jam.Dalam sistem ini idealnya
kedalaman aliran sirkulasi harus sangat dangkal, atau tipis seperti kata film
disana yang berarti lapisan tipis, atau air lebih sedikit.Hal ini memastikan
agar perakaran akan selalu mendapatkan air dan juga nutrisi, sistem ini
memberikan limpahan oksigen kepada akar tanaman.Sistem NFT dirancang
berdasarkan pada kemiringan saluran yang tepat, laju aliran yang tepat, dan
panjang saluran yang tepat. Keuntungan utama dari sistem NFT dari sistem lain
adalah bahwa akar tanaman yang terkena kecukupan pasokan air, oksigen dan
nutrisi.Namun banyak para pelaku pada sistem ini memiliki kekhawatiran dimana
saat jaringan listrik mati (PLN) tanaman tidak mendapatkan air / larutan nutrisi.
Sehingga banyak di modifikasi agar selama aliran listrik mati tanaman masih
mendapatkan air nutrisi dengan cara membuat sekatan atau tanggul.
6.
Sistem
Aeroponik
Adalah sistem hidroponik yang menggunakan teknologi tinggi.
Seperti pada sistem NFT diatas, media tanamnya udara. Akar-akar menggantung di
udara dikabutkan oleh larutan nutrisi.Pengabutan ini biasanya dilakukan setiap
beberapa menit sekali. Karena akar-akar terekpos di udara seperti pada sistem
NFT, akar-akar bisa cepat mengering jika pengaturan pengabutan terganggu
B.
KUNJUNGAN
KE PETANI PAROMPONG DAN RUMAH STRAWBERI
Daerah bandung terutama di
Lembang merupakan daerah yang memiliki kelebihan tempat dalam budidaya
pertanian. Daerah ini memiliki keistimewaan tanaman sayuran yang baik. Didaerah
ini penduduk tidak lupa menanamkan tanaman brokoli yang termasuk dalam suku
kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah
dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia
belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.
Bagian brokoli yang dimakan
adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon
dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan.
Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan
kembang kol putih. Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin. Sebagai makanan, brokoli
biasanya direbus atau dikukus, atau dapat pula dimakan mentah.
Selain itu yang menjadi makanan
khas lalapan didaerah itu adalah selada Awalnya, tanaman ini mungkn digunakan
sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal
selada, diketahui digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar
sering memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan
daunnya berasa pahit, serta mengandung banyak getah.
Pemuliaan tanaman ini mungkin
ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga,
berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain
meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala.
Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini,
yang pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.
Ketika lelah berkunjung tidak
lupa daerah wisata Rumah Strawberi menjadi idola daerah lembang. Di rumah
strawberi dari namanya akan tergambar strawberi yang begitu banyak. Ternyata
memang benar di dalam rumah tersebut banyak strawberi. Tidak hanya strawberi
buah yang sudah dipetik saja tetapi ada tanamannya dan yang lebih asyik
pengunjung dapat memetik sendiri buahnya. Cara memperbanyak tanaman bisa
dilakukan melalui biji, stolon, atau kultur jaringan. cara memperbanyak dengan
biji jarang dilakukan karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Biasanya cara
memperbanyak dengan biji hanya dilakukan oleh Breeder untuk menguji
silangan silangan baru yang diperoleh.
Cara memperbanyak dengan kultur
jaringan merupakan cara yang menggunakan bagian kecil dari tanaman. Teknik
kultur jaringan dilakukan di laboratorium. Investasi awal untuk fasilitas ini
cukup tinggi. Cara memperbanyak dengan stolon banyak dilakukan oleh petani.
Stolon adalah sulur yang keluar dari tanaman dan terdapat anakan. Anakan dari
stolon inilah yang kemudian digunakan sebagai bibit. Cara dengan stolon
merupakan cara yang paling mudah dan investasinya relatif rendah. Pada satu
stolon biasanya muncul 4 – 5 anakan. Namun, yang baik digunakan untuk bibit
adalah stolon kesatu dan kedua dari induknya. Stolon berikutnya tidak baik
untuk bibit karena sifatnya sudah tidak sama lagi dengan induknya.
C.
BALAI
PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA)
Balai Penelitian Tanaman Sayuran atau lebih dikenal dengan sebutan
Balitsa, merupakan salah satu lembaga pemerintah dan unit pelaksana teknis
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada dibawah serta bertanggung
jawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Hortikultura.
Lembaga
tersebut terletak dikaki Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung. Dengan
ketinggian 1250 diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya,
jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol yang dipengaruhi oleh
tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24° C serta curah
hujan 2.207,5 mm/tahun.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1939 oleh Pemerintah Belanda
dengan tujuan untuk mendukung dibidang Pertanian dan Perkebunan. Nama lembaga
ini adalah Prust Trein sebagai Kebun Percobaan Tanaman Serta Pemberantasan Hama
Penyakit (Institut Voor Plants Richten) yang berpusat di Bogor. Sejak awal,
lembaga ini sudah melakukan banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas dan
kwantitas berbagai jenis tanaman. Namanya pada saat itu adalah Balai Penelitian
Tehnik Pertanian (Culture Institute) yang kemudian pada tahun 1942-1945 berubah
menjadi Culture Technish Institute ( Burten Norg Bogor) atau Kebun Percobaan
Margahayu yang menjadi Prust Trein Margahayu.
Pada sekitar tahun 1945-1950 pemerintah sedang berada dalam
keadaan vakum sehingga menyebabkan kevakuman juga terhadap lembaga ini.
Kemudian pada tahun 1950-1960 lembaga ini berganti nama kembali menjadi Kebun
Percobaan Margahayu yang berpusat di Pasar Minggu Jakarta Selatan dan mulai
melakukan kegiatannya kembali. Pada sekitar tahun 1967-1980 lembaga ini
dijadikan sebagai salah satu cabang Lembaga Penelitian Hortikultura sehingga
pada tanggal 20 Maret 1981 namanya kembali berubah menjadi Lembaga Penelitian
Tanaman Pangan(BPTP).
Pada tanggal 31 Juli 1982 Menteri Pertanian
RI yaitu, Prof. Ir. Sudarsono Hadisaputra meresmikan BPTP menjadi Balai
Penelitian Hortikultura (BPHL) di Lembang Bandung. BPHL pada saat itu terdiri
dari satu Sub bagian Tata Usaha, satu Sub bagian Penelitian Hortikultura
Segunung dan Kelompok Peneliti ( Kelti) disamping itu juga membawahi langsung
Instalasi-instalasi Kebun Percobaan Lembang, Cikole, Pangragajian dan Margahayu
Kabupaten Bandung dan kabupaten Subang. Laboratorium dan Bengkel Peralatan.
Berdasarkan keputusan Menteri No. 769 Kep/OT.210/XII/ 90 pada tanggal 13
Desember 1994 Balai Penelitian Hortikultura Lembang berubah menjadi Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang mengalami perubahan tugas lebih
khusus ditujukan untuk meneliti Tanaman Sayuran. Dan terakhir pada tahun 2002
mendapat perubahan mandat sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.74
Kep/OT.240/I/2002, tentang organisasi dan Tata Kerja Balitsa yang terdiri dari
Sub bagian Tata Usaha, Seleksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa Penelitian, Satu
Kebun Percobaan Subang. Komoditi yang diprioritaskan sesuai
dengan kebutuhan pasar seperti cabai, kentang, bawang merah dan jamur. Adapun
komodii lain yang ditanam adalah bawang daun, kubis, kembang kol, tomat, dll.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
didapat dari kuliah lapang ini adalah sebagai berikut :
1.
Budidaya pada suatu tempat memang berbeda karena lingkungan tidak
semua sama dan solusi teknologilah yang dapat menyelesaikannya.
2.
Metode hidroponik, aeroponik dan teknologi pertanian dapat
dilakukan dimanapun karena keadaan lingkungan dapat diatur.
3.
Pembelajaran dilapangan seperti melihat tanaman sayur yang
sesungguhnya telah tterbukti sehingga ketika belajar sudah tahu apa yang
dijelaskan.
4.
Setelah berkunjung dan tahu ilmu maka dalam berbudidaya tidak akan
mengawang bayangan yang tak jelas lagi.
B.
SARAN
Setelah melakukan
kegiatan tersebut maka ada hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.
Mencari info tempat terlebih dahulu agar tidak tertumbur dengan
aktivitas yang dikunjungi di sana.
2.
Pergerakan waktu yang perlu didisiplinkan agar kunjungan dan
kegiatan yang ditargetkan berjalan semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar