Sabtu, 30 November 2013

SEKILAS PERJUANGAN PERGERAKAN NU



GERAK PERJUANGAN NU

Sebuah Organisasi yang lahir pada masa Kebangkitan Nasional, sebuah gerakan perjuangan melawan penjajah dengan ideologi kapitalis imperialis serta merespon gerakan wahabi Internasional. NU berusaha membangun masyarakat Islam Ahlussunnah waljamaah di bumi Nusantara untuk mewujudkan Indonesia yang makmur adil dan sejahtera. Dalam melakukan perjuangan ini NU memiliki prinsip, konsep serta strategi  sebagai pegangan dalam amelakukan perjuangan:


KREDO PERJUANGAN
Inilah Kekuatan NU

Banyak Pemimpin NU di daerah-daerah dan juga di pusat yang tidak yakin akan kekuatan NU, mereka lebih meyakini kekuatan golongan lain. Orang-orang ini terpengaruh oleh bisikan orang yang menghembuskan propaganda agar tidak yakin  akan akekuatan yanag dimilikinya.
Kekuatan NU itu ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncanghkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa sebagai meriam tiruan.
Pemimpin NU yang tolol itu tidak akan sadar siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara  membnuat pemimpin NU ragu-ragu akan kekuatan sendiri.

Jakarta 1950

KH A. Wahab Hasbullah.


TRILOGI PERJUANGAN

Dalam menjalankan perjuangan membesarkan NU dan meluaskan pengaruhnya dalam masyarakat dan bangsa harus berpegang pada tiga asas:
1.           Sadar akan prinsip kita sendiri.
2.           Sadar akan prinsip orang lain.
3.           Sadar akan situasi dan kondisi

Jakarta 1960
KH Idham Chalid.

UNSUR PERJUANGAN

Agar perjuangan NU dalam membangun masyarakat bangsa dan negara memiliki militansi, terarah dan konsisten, maka harus mencakup tiga unsur pokok perjuangan:

1.MITOS: Yakin bahwa NU merupakan organisasi terkuat dan terbesar di Indonesia dan di Dunia
2.  LOGOS: Memiliki hujjah, konsep, rumusan serta strategi perjuangan yang matang dan integral.
3.ETOS: Memiliki etika, ghiroh, semangat, kemauan, kemampuan serta konsistensi dalam perjuangan.

Perjuangan NU merupakan keterpadauan antara mujahadah (meningkatkan kerohanian), ijtihad (merumuskan konsep), serta jihad (menciptakana masyarakat adil dan makmur). Semuanya ini dilandasi dengan smangat asketisme (kezuhudan)

Jakarta 10 Maret 2012.
Abdul Mun’im DZ

JATI DIRI NU
Dalam menegaskan jati diri NU dilakukan dengan slogan atau yel-yel yang menggerakkan dan menggetarkan serta mudah diingat. Adapun yel-yel jati diri ini dirumuskan dengan menegaskan siapa kita dan siapa lawan kita:

PENEGASAN DIRI KADER

1.          SIAPA KITA ?         : NU !
2.          SIAPA KITA ?         : NU !
3.         SIAPA KITA ?         : NU !

PENEGASIAN LAWAN

1.          LAWAN KITA ?  : LIBERALIS  !
2.          MUSUH KITA ?  : FUNDAMENTALIS !


SLOGAN

1.          NKRI                 : HARGA MATI
2.          PANCASILA     : JAYA
3.          UUD 1945       : PUSAKA KITA


MARS GERAKAN

Kader penggerak NU tepuk TANGAN  (plok plok plok) 2x
Mari kita lakukan Kader penggerak NU
Bersama-sama kita tepuk tangan (plok plok plok)

Kader penggerak NU tepuk DADA  (plok plok plok) 2x
Mari kita lakukan Kader penggerak NU
Bersama-sama kita tepuk dada (plok plok plok)

Kader penggerak NU tepuk PAHA  (plok plok plok) 2x
Mari kita lakukan Kader penggerak NU
Bersama-sama kita tepuk paha (plok plok plok)

Kader penggerak NU INJAK BUMI  (dug dug dug) 2x
Mari kita lakukan Kader penggerak NU
Bersama-sama kita injak bumi  (dug dug dug)

Kader penggerak NU BERTERIAK  (hu ha) 2x
Mari kita lakukan Kader penggerak NU
Bersama-sama kita berteriak  (hu ha)

Kader Penggerak NU SEMUANYA  
Plok plok plok (tepuk tangan)
Plok plok plok (tepuk dada)
Plok plok plok (tepuk paha)
Dug dug dug (injak bumi) 
Hu ha (berteriak) 2 x

Mari kita lakukan Kader Penggerak NU
Bersama-sama kita semuanya
Plok plok plok (tepuk tangan)
Plok plok plok (tepuk dada)
Plok plok plok (tepuk paha)
Dug dug dug (injak bumi)
Hu ha (berteriak)

(Dicetuskan di bawah Pelatih H. Hadi Sucipto)
IKRAR DAN DOA GERAKAN

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا
وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا
وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
وَبِنَهْضَةِ اْلعُلَمَاءِ جَمْعِيًّا

رَبِّ زِدْنَا عِلْمًا نَافِعًا وَارْزُقْنَا فَهْمًا
اللَّهُمَّ انْصُرْناَ وَلاَ تَنْصُرْ عَلَيْناَ، وَامْكُرْ لَنَا وَلاَ تَمْكُرْ عَلَيْناَ،
 وَاهْدِناَ وَيَسِّرِ اْلهُدَى إِلَيْناَ، وَانْصُرْناَ عَلَى مَنْ بَغىَ عَلَيْناَ.
يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامْ




BAIAT
KADER PENGGERAK NU

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Apakah saudara sudah bersuci ?
Hadloroh pada Para Nabi, Shahabat, Para Wali dan Pendiri NU
Membaca Al-Fatihah 1 kali
Apakah sudara-saudara Siap dibaiat ?
Ikuti bacaan berikut ini
Dengan diucapkan dengan lisan diyakini dalam hati

أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله 3 x
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا
وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا
وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
وَبِنَهْضَةِ اْلعُلَمَاءِ جَمْعِيًّا

Demi Allah sebagai kader NU saya berjanji:

1.     Setia, memelihara,  dan membela ajaran Islam ala ahlusunnah wal jamaah.
2.     Setia mempertahankan dan membela ideologi Negara Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.     Dengan segenap jiwa raga siap sedia menghadapi musuh dan pengkhianat terhadap Islam Aswaja, organisasi NU dan  Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4.     Siap sedia menjaga dan menjunjung tinggi martabat ulama dan organisasi serta  memuliakan warga NU.
5.     Siap menjalankan garis perjuangan dan titah pimpinan Nahdlatul Ulama.


Ini sumpah siapa ?                                               (Sumpah Saya)
Bagaimana kalau anda berkhianat?              (Allah akan menghukum saya)


Doa penutup

رَبِّ زِدْنَا عِلْمًا نَافِعًا وَارْزُقْنَا فَهْمًا
اللَّهُمَّ انْصُرْناَ وَلاَ تَنْصُرْ عَلَيْناَ، وَامْكُرْ لَنَا وَلاَ تَمْكُرْ عَلَيْناَ،
 وَاهْدِناَ وَيَسِّرِ اْلهُدَى إِلَيْناَ، وَانْصُرْناَ عَلَى مَنْ بَغىَ عَلَيْناَ
يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامْ.

Demikian pembaiatan ini dilaksanakan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan Pertolongan kepada kita semua, amien ya robbal alamien.

والله الموفق إلى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته








PASANG SURUT PERJUANGAN NU

Dalam menjalankan misi perjuanagannya sejak menjelang lahir, masa kelahiran hingga sekarang ini memiliki pengalaman yang panjang penuh dengan liku-liku perjuangan, mengalami pasang surut dan jatuh bangun. Semuanya ini penting untuk dipelajari guna mencari titik lemah dan titik kuat yang dimiliki organisasi para ulama ini.

MASA RINTISAN

1916, Nahlatul Wathon.
Pada  periode ini para kiai pesantren dipimpin KH Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Wathon (Gerakan Kebangsaan) di Surabaya, sebagai organisasi pergerakan nasional melawan dominasi penjajahan Belanda. Pada masa ini para Kiai pesantren banyak kerjasama dengan Sarekat Islam (SI). Nuansa keislaman gerakan ini cukup tinggi, dan menjagi gerakan penyadaran gerakan kebangsaan yang efektif.

1918, Nahdlatuj Tujjar.
Sebuah pergerakan sangat membutuhkan beaya, terutama dalam membangun sarana pendidikan, sementara penddikan saat itu dikuasai oleh pihak kolonial, sementara pendidikan colonial berniat membelandakan bangsa Indonesia. Karena itu para kiai Pesantren membentuk Nahdlatut Tujjar (Gerakan Saudagar) untuk memperkuat basis ekonomi gerakan pesantren agar lembaga ulama ini mandiri dan terutama mampu membangun pendidikan agar tidak terseret dalam pendidikan Belanda. Para ulama ini menolak segala bentuk bantuan dari pemerintah colonial, karena itu penguatan di bidang ekonomi umat sangat dibutuhkan.

1919 , Taswirul Afkar.
 Setelah berhasil membangun basis ekonomi, kalangan kiai pesantren yang dipimpin KH Wahab Hasbullah mendirikan pusat kajian dan penyadaran nasional yang diberi nama Taswirul Afkar (Gerakan Pemikiran) untuk merumuskan berbagai strategi gerakan melwan penjajahan. Proses pendirian lembaga ini para ulama melakukan kerjasama erat dengan Budi Utomo yang dipimpin oleh Dr. Soetomo. Gerakan ini bertugas memberikan pencerahan pada para ulama dalam menghadapi situasi nasional saat itu.


MASA PERTUMBUHAN

1926, Komite Hijaz,
Serbuan kaum Wahabi (Neo Khawarij) ke kota Suci Mekah 1924 dan ke  Madinah 1925 sangat menggaggu pelaksanaan kehidupan beragama di Haramain yang dihuni oleh Islam sedunia dengan beraneka madzab. Apalagi terjadi pengusiran, perusakan dan pembunuhan terhadap kelompok lain selain Wahabi. Bahkan Makam Nabi SAW dan para sahabatnya hendak dihancurkan. Saat itu para ulama pesantren membentuk Komite Hijaz untuk mengembalikan ketertiban beribadatan di araman serta untuk melindungi Makam Nabi dan sabahat yang hndak dihancurkan. Untuk mengutus delegasi itu lalu didirikan Organisai yang dinamakan Nahldtul Ulama (Gerakan Ulama). Dengan KH Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.

1936, Komitmen Kebangsaan.
Saat pergeraka kemerdekaan hamper mencapai puncaknya dan aspirasi mendirikan Negara sendiri sudah merata di masyarakat, maka para ulama NU menegaskan bahwa Tanah Nasantara yang saat itu dinamai Hindia Belanda dianggap sebagai daerah Muslim (darul islam). Ini sebagai sebuah peryataan bahwa NU bermaksud mendidikan Negara beerdsarkan prinsi kebangsaan, karena yang ada ini telah dianggap Islami karena itu tidk perlu diformalkan lagi. Namun dengan demikian NU teris gigih melawan Belanda yang dianggap sebagai pemerintahan Ghoosob (tidak Sah).

1945, Memperjuangkan Kemerdekaan.
Sejak hadirnya kolonal baik Portugis, Sanyol, Belanda, Inggris dan Jepang kalangan ulama giat berjuang mengsir mereka. Karena itu ketka kemerdekaan diproklamasikan oleh Bung Karno, seponan NU mendukung gerakan itu, bahkan turut mengobaka perlawanan terhadap penjajah yang hendak merebut kemerdekaan bangsa ini. Karena itu pada 22 Oktober 1945 NU mengelurakkan resolusi Jihad yang mewajibkan bagi setua umat islam untuk berjuang melawan penjajah. Untk mengukuhkan perjuangan Islam dan bangsa ini NU bersama elemen ormas Islam yang lain mendirikan Prtai Masjumi, yang merepresentasikan umat Islam.

1946. Menolak Renville.
Sebagai kelompok pergerakan yang turut berjuang mengusir penjajah dari Tanah air NU menolak perjanjian Renville yang ditandatangani oleh Amir Sarifuddin, karena perjanjian ini mempersempit wilayak kekuasaan Indonesia dan memberikan keleluasaan Belanda untuk memperluas kekuasaannya. NU Menilai perjanjian itu sebagai pengkhianatan dari Proklmasi. Sebagai kekuatan penting dalam Partai Masjumi, kelompok NU bisa mempengaruhi arah kebijakan partai ini, sehingga secara utuh Masyumi ikut menolak perjanjian tersebut.

1948, Menolak Perjanjian Linggarjati.
Perjanjian Renville yang mergikan bangsa Indonesia itu diperparah lagi oleh Sutan Sjahrir dengan ditandatanganinya perjanjian Linggarjati, yang bulat-bulat enyerahkan kekuasaan kebada belanda sehingga wilayah republic Indonesia semakin sempit. NU menilai perjanjian itu sebagai tipu Muslihat, karena itu harus dibatalkan.

1949, Menolak KMB
Perjanjian yang dibuat dengan pihak colonial beelanda selalu merugikan perjuangan nasional, tidak terkecuali perjanjian Konfrensi Meja Bundar yang ditandatanagani oleh Muhammad hatta apalagi perjanjian ini lebih memberatkan Indonesai, ketika Indonesia dibebai untuk membayar seleuruh hutang belanda yang digunakan untuk perang menumpas pergerakan bangsa ini. NU dan kelompok nasionalis lain menolak perjanjian yang tidak adil itu. Perjanjian itu dikemudian hari dibatalkan secara sepihak oleh Indonesia, sehingga bangsa ini terbebas dari belenggu hutang colonial. NU berusha keras memperjuangkan agar Indonesia merdeka dan berdaulat 100 %, sehingga menjadi bangsa yang maju dan mandiri.


MASA KEBANGKITAN

1952, Menjadi Partai Politik.
Ketiga beraliansi dengan kelompok Islam modernis dalam Partai Masyumi dirasa tidak cocok lagi, karena kelompok ini melakukan manuver politik yang tidak disetujui NU seperti terlibat dalam DI, serta berbagai manuver politik yang merugikan martabat bangsa ini, maka NU mulai berniat untuk keluar dari masyumi. Apalagi saat itu NU mulai tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan penting partai. Kemudian dalam pembagian kursi kabinet juga tidak lagi adil, hanya kelompok modernis yang diakomodasi sementara NU semakin dikebiri, maka NU menyatakan keluar dari Masyumi dan menjadi Partai politik tersendiri.

1954,  Membentuk Liga Muslimin.
Keluarnya NU dari Masjumi mengakibatkan dituduh sebagai pemecah belah ukhuwah Islamiyah, pada NU hanya ingin memperjuangkan keadilan, sementara tidak semua kelompok Islam mau dihimpun dalam Masyumi seperti PSII, Perti, Washiyah dan sebagainya. Maka untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, maka dibentuklah Liga Muslimin Indonesia yang anggotanya terdiri dari Ormas Islam yang ada. Dengan demikian NU tetap mengusahakan terjalinnya ukhuwah Islamiyah yang adil dan setara tidak sebagaimana yang dibangun oleh Masjumi.

1955, Partai Besar.
Dengan keluarnya NU dari Partai Masyumi, NU tertantang untuk menjadikan dirinya sebagai partai besar, sehinggga harus berjuang keras. Maka ketika memasuki pemilu 1955 NU memperoleh kemenangan yang telak, menjadi pemenang ketiga setelah PNI dan Masyumi. Dengan demikian NU cukup mewarnai  baik untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun di Konstutuante. Setalah itu NU menduduki berbagai posisi penting di Kabinet, tidak hanya sebagai menteri agama, tetapi juga memegang kementerian ekonomi, perdagangan, dalam negeri dan lain sebagainya.

1958, mengutuk PRRI Permesta.
Di tengah upaya keras memangun negeri ini, tiba-tiba kelompok Masyumi dan PSI melakukan pemberontakan bersenjata di berbagai daerah yang mereka namakan PRRRI-Permesta. NU yang membela keutuhan bangsa ini menolak dengan kersa maneuver PSI dan Masyumi yang melakukan emerontakan di berbagai daerah, karena ini dianggap melawan pemerintah yang sah karena itu harus dilawan.

1956-1959 Kembali ke UUD 1945.
NU menjadi Naggota Konsttuante yang sangat menentukan arah siding dan di DPA menguasai forum , begitu juga DPR NU menguasasi forum parlemen ini. Ketika siding Konstituante mengalami kebuntuan NU berusaha mencarikan pemecahan , terutama seteah penentan dasar Negara mengalamai kemandekan antara kelompok Islam dengan kelompok Pancasila. 20 Februari 1959 Nu mengusulkan adanya kompromi dengan Islam Pancasila, kemudian usul NU yangterakhir yaitu agar piagam Jakarta tetap menjiwai UUD 1945. Usulan NU itu diterima sehingg prtai Islam yang ada baik Masyumi, Perti PSII da lainnya mau menerima  Dekrit Preaiden Juli 1959. Usulan NU itu dituangkan dalam linea teakhir Dekrit Presiden yang sangat monumenta itu.

1960, Membebaskan Irian Barat.
Kemerdekaan RI belum sempurna ketika Irian Barat masih dalam cengkeraman penjajah Belanda. Bung Karno sejak awal ingin membebaskan wilayah itu sehingga NKRI semakin utuh. Tetapi gagasan itu banyak ditolak baik oleh kalangan politisi Indonesia, apalagi Negara Barat, yang dianggap Soekarno hanya cari popularitas, dan sengaja untuk mengalihkan kemiskinan dalam negeri. Menghadapi kegamangan itu Bung Karno minta nasehat Kiai wahab. Lalu Sang Kiai menasehatkan agar melakukan Diplomasi Cancut Taliwondo, yakni memperkuat ekonomi rakyat, memperbaiki pendidikan, menata sistem pertahanan. Setelah melaksanakan nasehat K Wahab itu barulah Soekarno mencetuskan Trikora, untuk membebskan Irian Barat. Para pemuda NU turut aktif menjadi sukarelawan. Akhirnya tahun 1962 Irian Barat dibebaskan.

1962, Anti Imperialisme kebudayaan

1964, Sosialisme Indonesia.
Untuk mengatasi keterbelakangan rakyat maka mulai dirancang membangun perekonomian. Karena itu dicari landasan ekonomi yang khas Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Pancasila. Dari situlah kemudian dirumuskan Sosialisme Indonesia, yang bukan komunis dan bukan liberal.


MASA KEMEROSOTAN

1966, Redresing,
Kekuatan NU sebagai partai besar mulai dilucuti setalah PKI dibubarkan dan PNI dikekang tinggal kekuatan NU yang ada, karena itu DPR NU mulai dilucuti kekuatannya bahkan oangnya banyak diganti oleh rezim militer orde baru yang mulai berkuasa saat itu.

1967, Penyingkiran Usaha NU.
Dengan masuknya modal asing dan pemberian kredit yang diskriminatif selama awal orde baru, usaha bisnis NU mengalami kesulitan modal akhirnya sulit berkembang, dan satu persatu mulai surut. Melemahnya basisi ekonomi warga NU ini akhirnya juga memperlemah keuatan social dan politik NU.

1971. Pembantaian warga NU.
Ketika orde baru berusaha menghindarkan Pemilu demokratis sebagaimana dijanjikan (1968), karena khawatir kalah oleh partai yang ada terutama NU. Saat itu NU mendesak agar segera dilaksanakan pemilu. Akhirnya Pemilu dilaksnakan tahun 1971, menjelang dan saat pemilu dilakukan intimidasi dan pembantaian terhadap ulama NU di berbagai daerah. Akibat terror itu warga takut memilih NU akhirnya Golkar sebagai partai orde baru yang menang dalam Pemilu, NU waluapun dalam tekanan bisa menduduki eringkat kedua.

1975 NU dilebur dalam PPP.
Kekuatan NU dan PNI tidak dibolehkan bangkit, karena itu tahun 1973 mulai ada upaya keras melebur partai-partai yang ada menjadi dua partai, yang berbasiskan Islam seperti NU dan PSII dijadikan Partai Persatuan Pembangunan. Namun demikian Pimpinan tidak diberikan Pada NU sebagai partai terbesar melainkan diberikan pada Parmusi, sebuah partai kecil. Tetapi kekuatan NU masih terbesar sehingga PPP identik dengan politik NU. Saat itu pula intimidasi terhadap PPP dilakukan dan orang NU mulai dihabisi.

1971. NU tidak boleh Menjabat.
Untuk membendung pengaruh Politik NU maka NU tidak boleh menduduki posisi strategis di negeri ini, baik di PPP dari pusat hingga ke cabang, Menag dan pejabat Depag sampai ke bawah, dan MUI, rector,  dll.

1971 Tidak Boleh Memakai nama NU.
Sebagai organisasi yang besar dan pernah berkuasa NU sangat dikenal perannya. Untuk membendung popularitas NU ini maka orde baru melarang NU menamakan madrasah dari   ibtidaiyah hingga perguruan tinggi dengan nama NU. Begitu pula tulisan NU dalam Simbolya dihapus dll.


MASA KEBANGKITAN KEMBALI

1983, menetapkan Pancasila.
Ketika berbagai kekuatan yang ada mulai memanawarkan diri system Negara Islam, maka NU dengan tegas mengatakan bahwa Pancasila sebagai asas organisasinya, karena Pancasila dianggap mencerminkan tauhid sebagaimana diajarkan oleh Aswaja.

1984,  Kembali ke khittah.
Selama menjadi partai politik NU sibuk dengan urusan politik keseharian, sehingga banyak hal yang terbengkalai. Selain itu politik orde baru dianggap tidak lagi kondusif untuk memperjuangkan slam dan penderitaan rakyat. Karena itu NU kembali ke Khittah 1926 sebagai organisasi kemasyarakatan yang bertugas melakukan pendidikan dan dakwah. Dengan kembali ke Khittah itu NU terlepas dari tekanan orde baru sehingga leluasa bergerak, karena itu kemudian bisa mengkonsolidsi warganya hingga NU menjadi kekuatan social terbesar saat itu yang mampu menandingi parpol yang ada yaitu Golkar.

1990, Penggerak Demokrasi.
Dengan sikapnya yang tegas memperjuangkan keadilan NU tampil sebagai kekuatan masyarakat terbesar dan menjadi tumpuan harapan bagi bangsa ini untuk memperoleh keadilan dan keamanan. Ketika partai tidak berfungsi lagi.

1998 Mendapatkan Buah Demokrasi.
Seperti pepatan siapa menanam akan memanen, maka Nu yang menanamkan demokrarasi mendapatkan buahnya saat runtuhnya rezim Orde Baru sehingga Gus Dur menjadi rujuakn kaum gerakan dan akhirnya dipilih sebagai Presiden RI.


DISORIENTASI

Reformasi menyebabkan perubahan mendasar bagi kehidupan social politik semuanya harus ditata kembali. NU terseret arus globali sasi dan belum merumuskan jatidirnya di tengah suasana Global. Usaha menemukan orientsi belum berhasil menjadi gerakan yang menyeluruh.


REORIENTASI

NU berusaha mempertegas identitas dan perannya dalam berbangsa dan bernegara. NU merajut kekuatan nasional yang ada. Selain itu juga membangun jaringan gerakan internasional. Semuanya itu mengandaikan adanya organisasi yang kuat dan kader yang memadai. Oleh karena itu NU melakukan tiga langkah strategis yaitu, melakukan konsolidasi orgaisasi dari pusat hingga cabang, melakukan kaderisasi secar sistematik, dan memperkuat basis ekonomi.

HUBUNGAN  PANCASILA DENGAN ISLAM ASWAJA

1.      Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara RI bukanlah agama.
2.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa  sebagai dasar Negara RI yang menjiwai sila-sila yang lain mencerminkan Tauhid menurut pengertian iman dalam Islam.
3.      Bagi NU, Isam dalah Akidah dan Syari’ah  yang meliputi aspek hubungan  manusia dengan Allah dan hubungan antar manusia.
4.      Penerimaan dan Pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya.
5.      Sebagai konsekwensi dasi sikap di atas NU berkewajiban MENGAMANKAN pengertian yang benar tentang Pancasila dan Pengamalannya.

                                                                 Situbondo, Desember 1983.


PEDOMAN POLITIK WARGA NU.

Berpolitik bagi NU mengandung  arti keterlibatan warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  secara menyeluruh sesuai dengan PANCASILA dan UUD 1945.

Berpolitik bagi NU  dialkuakn untuk  memperkokoh  consensus nasional dan dilaksanakan sesuai  dengan akhlakul karimah sebagai pengamalan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.
                                        
                                                              Yogyakarta 28 November 1989
LAGU INDONESIA RAYA
W.R. Supratman


Stanza 1

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya




Stanza 2
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia

Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya










Stanza 3
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri ‘njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi

Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *