Selasa, 01 Oktober 2013

gulma juga bermanfaat



Manfaat Gulma
Gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat bagi manusia, terutama bilakepentingan manusia terhadap tumbuhan tersebut bersifat subyektif. Manfaat Gulma adalah sebagai berikut :
  •  Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik. Contoh Ageratum conyzoides, pistia       stratiotes dll
  • Mencegah atau mengurangi timbulnya erosi. Contoh Mimosa invisa, Tithonia diversifolia
  • Sebagai Bahan Makanan ternak. Contoh Pennisetum purpureum, Cynodon dactylon
  • Bahan Penutup Tanah/Mulsa.Contoh Mimosa invisa
  • Sebagai Obat Tradisional Contoh Mimosa invisa, Imperata cylindrica
  • Sebagai Bahan Makanan atau sayuran Contoh Cyperus rotundus
  • DLL
http://magroniaga.blogspot.com/2011/09/manfaat-gulma.html, diakses pada tanggal 1 Oktober 2013, Pukul 23.30

Info Manfaat Gulma sebagai Obat - Pada awal peradaban manusia, semua flora yang ada di muka bumi ini tumbuh secara liar. Seiring dengan berjalannya waktu dan desakan kebutuhan, manusia mulai melakukan domestifikasi dan kegiatan budi daya terhadap berbagai spesies tumbuhan sehingga muncullah istilah tumbuhan, tanaman, dan gulma.



Tumbuhan bermakna flora secara umum, sedangkan tanaman adalah setiap tumbuhan yang ditanam atau dibudidayakan karena manfaaat dan kegunaannya yang besar bagi manusia. Meskipun demikian, bukan berarti tumbuhan lainnya yang tidak dibudidayakan tidak bermanfaat bagi manusia.

Pada dasarnya, semua tumbuhan yang berada di muka bumi ini pasti berguna dan mempunyai manfaat. Karena Allah SWT menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak dengan sia-sia. Gulma secara sederhana dapat diartikan sebagai tumbuhan liar, tumbuhan pengganggu, atau tumbuhan yang tidak dikehendaki dan merugikan. Gulma dianggap merugikan karena bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dalam memperebutkan ruang tumbuh, unsur hara, air, dan udara.

Definisi lain gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Dengan demikian, jagung yang tumbuh di pertanaman kedelai dapat diangggap sebagai gulma, karena jagung tidak ditanam secara sengaja sedangkan kedelai sebaliknya. Oleh karena itu, gulma dapat didefinisikan pula sebagai a plant out of place atau tumbuhan yang salah tempat.

Pengertian gulma bersifat relatif dan temporer. Manusialah yang karena kebutuhannya secara subjektif menjadikan tumbuhan menjadi gulma dan bukan gulma. Dengan kata lain, setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu tumbuhan dalam waktu yang sama. Contohnya, para ahli gulma menggolongkan teki, alang-alang, krokot, patikan kebo, daun sendok, dan sidaguri ke dalam gulma. Bahkan, mereka menggolongkan teki, alang-alang, dan krokot ke dalam gulma ganas. Padahal bagi para herbalis, tumbuhan-tumbuhan yang seolah-olah tak berguna tersebut begitu familiar sebagai penggempur aneka penyakit.

Selama ini teki dikenal sebagai herba yang cukup manjur mengatasi masalah kewanitaan, seperti haid dan keputihan. Akar alang-alang efektif mengatasi infeksi saluran kemih dan batu kandung kemih. Tumbuhan anggota famili Gramineae ini merupakan sumber diuretik alami yang cukup baik karena kandungan unsur K pada akarnya cukup tinggi. Hebatnya lagi, akar alang-alang cukup manjur mengatasi hepatitis akut yang menular.

Krokot (Portulaca oleracae) kandungan vitaminnya cukup lengkap yaitu vitamin A, B, dan C. Tanaman sukulen ini berkhasiat sebagai antidiabetes dan kardiotonik (menguatkan kerja jantung). Sementara itu, patikan kebo termasuk herba yang ampuh menaklukkan asma (asthma herb). Salah satu merek obat batuk terkenal menggunakan Euphorbia hirta yang tiada lain adalah nanangkaan alias si patikan kebo sebagai salah satu bahan penyusunnya.
Pustaka Artikel Gulma Dapat Berguna Sebagai Obat
http://diinfokan.blogspot.com/2012/08/info-manfaat-gulma-sebagai-obat.html, diakses pada tanggal 1 Oktober 2013, Pukul 23.31

Manfaat Gulma Bandotan sebagai obat herbal



Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.); wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau kambing.


Terna berbau keras, berbatang tegak atau berbaring, berakar pada bagian yang menyentuh tanah, batang gilig dan berambut jarang, sering bercabang-cabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga 120 cm. Daun-daun bertangkai, 0,5–5 cm, terletak berseling atau berhadapan, terutama yang letaknya di bagian bawah. Helaian daun bundar telur hingga menyerupai belah ketupat, 2–10 × 0,5–5 cm; dengan pangkal agak-agak seperti jantung, membulat atau meruncing; dan ujung tumpul atau meruncing; bertepi beringgit atau bergerigi; kedua permukaannya berambut panjang, dengan kelenjar di sisi bawah. Baca Manfaat dan Penyakit yang bisa diobati disini

MANFAAT GULMA Ageratum conyzoides L.
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Artikel - Dibaca: 211 kali


BBP2TP Ambon, Ageratum conyzoides L.merupakan gulam yang tumbuh tegak dengan batang bagian bawah berbaring. Tinggi tumbuhan ini sekitar 30-90 cm dan bercabang. Batang berbentuk bulat dan jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai dan memiliki panjang sampai 7,5 cm, letaknya saling berhadapan dan bersilang. Helaian daun berbentuk bulat telur dengan pangkal membulat, ujung meruncing, tepi bergerigi, dan kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak dipermukaan bawah daun. Batang dan daun ditutupi dengan rambut halus berwarna putih. Bunga yang merupakan ciri khas Asteraceae ini bertipe majemuk, muncul dari ketiak daun, bentuknya menyerupai bongkol yang menyatu menjadi karangan, berbentuk malai rata, tangkai dan kelopak berwarna hijau, mahkota berbentuk lonceng dengan warna putih atau ungu. Babadotan mempunyai buah berbentuk bulat panjang, berukuran persegi lima, gundul atau berambut jarang, berwarna hitam, dengan biji kecil dan hitam, sehingga perbanyakannya dapat dilakukan dengan biji. Bunga dan buahnya mudah tersebar dengan bantuan angin. Tanaman ini banyak tersebar di dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini umum ditemukan di Afrika Barat, beberapa bagian Asia dan Amerika Selatan. Tanaman ini banyak ditemukan di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 100-2.100 m dpl. Tanaman ini mempunyai bau yang tidak sedap, seperti kambing, sehingga diberi nama wedusan, babandotan, billygoat-weed. Seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan baik sebagai tanaman obat maupun untuk pestisida nabati.
A.     Kandungan senyawa
1.     Mono dan Sesquiterpene
Kandungan minyaknya bisa didapatkan dengan cara distilasi, yaitu 0,11-0,58% untuk daun dan 0,03-0,18% untuk akar tergantung pada musim. Dari distilasi pada bunga segar didapatkan 0,2%. Di Nigeria dari semua bagian tanaman A. conyzoides setelah dianalisis dengan GC-MS didapatkan 51 unsur, termasuk 20 monoterpen (6,4%) dan 20 senyawa Sesquiterpene (5,1%). Pada monoterpen terdapat sabinene dan beta-pinene 1,6%, beta phellandrene 1,8-cineole dan limonene 2,9%, terpinen-4-ol 0,6% dan alpha terpineol 0,5%. Senyawa utama Sesquiterpene adalah beta-kariofilen 1,9%. Di Kamerun didapatkan 10,5% dan Pakistan didapatkan 14-17%. Di india, sesquiterpene lain, seperti cadinene terdapat ± 4,3%, sesquiphellandrene dan epoxide kariofilen didapatkan 0,5-1,2% (Okunade, 2002).
2.     Chromene, chromone, benzofurans, dan kumarin
Komponen minyak atsiri lain yang umum pada tanaman ini adalah precocene I (7-metoksi-2,2-dimethylchromene) dan precocene, 6,7-dimetoksi serta turunannya dengan persentase antara 30% di Vietnam dan 93% di Kongo, didapatkan pula asetil chromenes. Benzofuran dan turunannya diperoleh dalam jumlah yang sedikit dan kumarin 1,24% di Brazil (12,16). Dari hasil isolasi didapatkan minyak atsiri 12-6-metil asam heptadecenoic. Ini menunjukkan bahwa tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida untuk mengendalikan belalang (Okunade, 2002).
3.     Flavonoid dan alkaloid
A.conyzoides kaya akan flavonoid polyoxygenated, 21 diantaranya telah dilaporkan di seluruh tanaman, serta terdapat 14 polymethoxylated flavon. Polyhydroxyflavones termasuk quercetin, kaempferol dan glikosida, dua yang utama yaitu sterol sitosterol dan stigmasterol yang diisolasi dengan triterpene friedelin. Alkaloid pyrrolizidin banyak terdapat pada tanaman famili Asteraceae, seperti lycopsamine dan echinatine ditemukan. Senyawa lainnya yaitu sesamine, asam fumarat, asam caffeic, fitol, dan rantai panjang hidrokarbon (C27 H56 untuk H66 C32) (Okunade, 2002).

B.    Manfaat Ageratum conyzoides L.
Tanaman ini dikenal secara luas sebagai tanaman obat juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Sebagai tanaman obat, di Indonesia, bagian akar dari tumbuhan ini digunakan untuk menurunkan demam, sedangkan bagian daunnya digunakan sebagai pencuci mata serta mengobati sakit perut dan luka. Di Malaysia, daun A. conyzoides digunakan untuk mengurangi sakit gigi, keseluruhan tumbuhan digunakan untuk mengobati asma dan akarnya digunakan untuk mengobati batuk. Di Brazil larutan ekstrak daun atau keseluruhan tanaman ini digunakan untuk mengobati kolik, demam, flu, diare, rematik, kejang- kejang atau sebagai tonik. Sebagai pestisida nabati, ekstrak kloroform tanaman ini telah diuji toksisitasnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kloroform A. conyzoides mempunyai efek toksik terhadap larva Artemia salina. Ekstrak metanol daun dan akar tanaman ini juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. pyogenes. Daun yang diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 1% beracun terhadap serangga. Tepung daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva serangga menjadi pupa, seperti nyamuk, hama pascapanen (Sitophilus sp. dan Callosobruchus sp.), nematoda (Meloidogyne incognita) dan sebagainya.

C.    Pengaruh allelopati
Gulma A.conyzoides ini menunjukkan potensi allelopati terhadap tanaman lainnya. Allelopati adalah pelepasan suatu senyawa kimia oleh suatu tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman lainnya. Dalam uji coba di laboratorium, minyak atsirinya dapat menghambat tanaman lain pada 60 mikrogram/ml, pada 300 µg/ml menjadi dosis yang mematikan. Oleh karena itu tanaman ini dapat mendominasi di lapangan sebagai gulma (Okunade, 2002). Flavones yang dikeluarkan oleh A.conyzoides dapat digunakan untuk mengendalikan patogen jamur sebagai fungisida alami yang sebanding dengan Carbenzin (Okunade, 2002). Dari hasil uji coba di lapangan, emulsi minyak atsirinya disemprotkan pada anggrek dapat menurunkan populasi tungau, namun minyak atsirinya hanya bertahan sampai 48 jam saja karena mudah menguap (Okunade, 2002).
Dengan mengetahui berbagai kandungan kimia dan manfaat dari tanaman ini diharapkan gulma A. conyzoides ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herba dan pestisida nabati untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

Referensi
Okunade AL (2002) Ageratum conyzoides L. (Asteraceae) (Review) Fitoterapia.

oleh
M. Pamuji S.

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *