gulma juga bermanfaat
Manfaat Gulma
Gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat bagi
manusia, terutama bilakepentingan manusia terhadap tumbuhan tersebut bersifat
subyektif. Manfaat Gulma adalah sebagai berikut :
- Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik. Contoh Ageratum conyzoides, pistia stratiotes dll
- Mencegah atau mengurangi timbulnya erosi. Contoh Mimosa invisa, Tithonia diversifolia
- Sebagai Bahan Makanan ternak. Contoh Pennisetum purpureum, Cynodon dactylon
- Bahan Penutup Tanah/Mulsa.Contoh Mimosa invisa
- Sebagai Obat Tradisional Contoh Mimosa invisa, Imperata cylindrica
- Sebagai Bahan Makanan atau sayuran Contoh Cyperus rotundus
- DLL
http://magroniaga.blogspot.com/2011/09/manfaat-gulma.html,
diakses pada tanggal 1 Oktober 2013, Pukul 23.30
Info Manfaat Gulma sebagai Obat - Pada awal peradaban manusia,
semua flora yang ada di muka bumi ini tumbuh secara liar. Seiring dengan
berjalannya waktu dan desakan kebutuhan, manusia mulai melakukan domestifikasi
dan kegiatan budi daya terhadap berbagai spesies tumbuhan sehingga muncullah
istilah tumbuhan, tanaman, dan gulma.
Tumbuhan
bermakna flora secara umum, sedangkan tanaman adalah setiap tumbuhan yang
ditanam atau dibudidayakan karena manfaaat dan kegunaannya yang besar bagi
manusia. Meskipun demikian, bukan berarti tumbuhan lainnya yang tidak
dibudidayakan tidak bermanfaat bagi manusia.
Pada
dasarnya, semua tumbuhan yang berada di muka bumi ini pasti berguna dan
mempunyai manfaat. Karena Allah SWT menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini
tidak dengan sia-sia. Gulma secara sederhana dapat diartikan sebagai tumbuhan
liar, tumbuhan pengganggu, atau tumbuhan yang tidak dikehendaki dan merugikan.
Gulma dianggap merugikan karena bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan
dalam memperebutkan ruang tumbuh, unsur hara, air, dan udara.
Definisi
lain gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang
tidak diinginkan manusia. Dengan demikian, jagung yang tumbuh di pertanaman
kedelai dapat diangggap sebagai gulma, karena jagung tidak ditanam secara
sengaja sedangkan kedelai sebaliknya. Oleh karena itu, gulma dapat
didefinisikan pula sebagai a plant out of place atau tumbuhan yang salah
tempat.
Pengertian
gulma bersifat relatif dan temporer. Manusialah yang karena kebutuhannya secara
subjektif menjadikan tumbuhan menjadi gulma dan bukan gulma. Dengan kata lain,
setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu tumbuhan dalam
waktu yang sama. Contohnya, para ahli gulma menggolongkan teki, alang-alang,
krokot, patikan kebo, daun sendok, dan sidaguri ke dalam gulma. Bahkan, mereka
menggolongkan teki, alang-alang, dan krokot ke dalam gulma ganas. Padahal bagi
para herbalis, tumbuhan-tumbuhan yang seolah-olah tak berguna tersebut begitu
familiar sebagai penggempur aneka penyakit.
Selama
ini teki dikenal sebagai herba yang cukup manjur mengatasi masalah kewanitaan,
seperti haid dan keputihan. Akar alang-alang efektif mengatasi infeksi saluran
kemih dan batu kandung kemih. Tumbuhan anggota famili Gramineae ini merupakan
sumber diuretik alami yang cukup baik karena kandungan unsur K pada akarnya
cukup tinggi. Hebatnya lagi, akar alang-alang cukup manjur mengatasi hepatitis
akut yang menular.
Krokot
(Portulaca oleracae) kandungan vitaminnya cukup lengkap yaitu vitamin A, B, dan
C. Tanaman sukulen ini berkhasiat sebagai antidiabetes dan kardiotonik
(menguatkan kerja jantung). Sementara itu, patikan kebo termasuk herba yang
ampuh menaklukkan asma (asthma herb). Salah satu merek obat batuk terkenal
menggunakan Euphorbia hirta yang tiada lain adalah nanangkaan alias si patikan
kebo sebagai salah satu bahan penyusunnya.
Pustaka
Artikel Gulma Dapat Berguna Sebagai Obat
http://diinfokan.blogspot.com/2012/08/info-manfaat-gulma-sebagai-obat.html,
diakses pada tanggal 1 Oktober 2013, Pukul 23.31
Manfaat Gulma Bandotan sebagai obat herbal
Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma
pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika
tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di wilayah
Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.); wedusan (Jw.);
dus-bedusan (Md.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed
dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang
dikeluarkannya menyerupai bau kambing.
Terna berbau keras, berbatang tegak atau berbaring, berakar pada bagian yang menyentuh tanah, batang gilig dan berambut jarang, sering bercabang-cabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga 120 cm. Daun-daun bertangkai, 0,5–5 cm, terletak berseling atau berhadapan, terutama yang letaknya di bagian bawah. Helaian daun bundar telur hingga menyerupai belah ketupat, 2–10 × 0,5–5 cm; dengan pangkal agak-agak seperti jantung, membulat atau meruncing; dan ujung tumpul atau meruncing; bertepi beringgit atau bergerigi; kedua permukaannya berambut panjang, dengan kelenjar di sisi bawah. Baca Manfaat dan Penyakit yang bisa diobati disini
Terna berbau keras, berbatang tegak atau berbaring, berakar pada bagian yang menyentuh tanah, batang gilig dan berambut jarang, sering bercabang-cabang, dengan satu atau banyak kuntum bunga majemuk yang terletak di ujung, tinggi hingga 120 cm. Daun-daun bertangkai, 0,5–5 cm, terletak berseling atau berhadapan, terutama yang letaknya di bagian bawah. Helaian daun bundar telur hingga menyerupai belah ketupat, 2–10 × 0,5–5 cm; dengan pangkal agak-agak seperti jantung, membulat atau meruncing; dan ujung tumpul atau meruncing; bertepi beringgit atau bergerigi; kedua permukaannya berambut panjang, dengan kelenjar di sisi bawah. Baca Manfaat dan Penyakit yang bisa diobati disini
http://infowongtani.blogspot.com/2013/02/manfaat-gulma-bandotan-sebagai-obat.html,
diakses pada tanggal 1 Oktober 2013, pukul 23.31
MANFAAT GULMA Ageratum conyzoides L.
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Artikel - Dibaca: 211 kali
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Artikel - Dibaca: 211 kali
BBP2TP Ambon, Ageratum
conyzoides L.merupakan gulam yang tumbuh tegak dengan batang
bagian bawah berbaring. Tinggi tumbuhan ini sekitar 30-90 cm dan bercabang.
Batang berbentuk bulat dan jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun
bertangkai dan memiliki panjang sampai 7,5 cm, letaknya saling berhadapan dan
bersilang. Helaian daun berbentuk bulat telur dengan pangkal membulat, ujung
meruncing, tepi bergerigi, dan kedua permukaan daun berambut panjang dengan
kelenjar yang terletak dipermukaan bawah daun. Batang dan daun ditutupi dengan
rambut halus berwarna putih. Bunga yang merupakan ciri khas Asteraceae ini
bertipe majemuk, muncul dari ketiak daun, bentuknya menyerupai bongkol yang
menyatu menjadi karangan, berbentuk malai rata, tangkai dan kelopak berwarna
hijau, mahkota berbentuk lonceng dengan warna putih atau ungu. Babadotan
mempunyai buah berbentuk bulat panjang, berukuran persegi lima, gundul atau
berambut jarang, berwarna hitam, dengan biji kecil dan hitam, sehingga
perbanyakannya dapat dilakukan dengan biji. Bunga dan buahnya mudah tersebar
dengan bantuan angin. Tanaman ini banyak tersebar di dunia, terutama di daerah
tropis dan subtropis. Tanaman ini umum ditemukan di Afrika Barat, beberapa
bagian Asia dan Amerika Selatan. Tanaman ini banyak ditemukan di pekarangan
rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 100-2.100 m
dpl. Tanaman ini mempunyai bau yang tidak sedap, seperti kambing, sehingga
diberi nama wedusan, babandotan, billygoat-weed. Seluruh bagian dari tanaman
ini dapat dimanfaatkan baik sebagai tanaman obat maupun untuk pestisida nabati.
A. Kandungan
senyawa
1. Mono dan
Sesquiterpene
Kandungan minyaknya bisa didapatkan dengan cara
distilasi, yaitu 0,11-0,58% untuk daun dan 0,03-0,18% untuk akar tergantung
pada musim. Dari distilasi pada bunga segar didapatkan 0,2%. Di Nigeria dari
semua bagian tanaman A. conyzoides setelah dianalisis dengan GC-MS didapatkan
51 unsur, termasuk 20 monoterpen (6,4%) dan 20 senyawa Sesquiterpene (5,1%).
Pada monoterpen terdapat sabinene dan beta-pinene 1,6%, beta phellandrene
1,8-cineole dan limonene 2,9%, terpinen-4-ol 0,6% dan alpha terpineol 0,5%.
Senyawa utama Sesquiterpene adalah beta-kariofilen 1,9%. Di Kamerun didapatkan
10,5% dan Pakistan didapatkan 14-17%. Di india, sesquiterpene lain, seperti
cadinene terdapat ± 4,3%, sesquiphellandrene dan epoxide kariofilen didapatkan
0,5-1,2% (Okunade, 2002).
2. Chromene, chromone,
benzofurans, dan kumarin
Komponen minyak atsiri lain yang umum pada
tanaman ini adalah precocene I (7-metoksi-2,2-dimethylchromene) dan precocene,
6,7-dimetoksi serta turunannya dengan persentase antara 30% di Vietnam dan 93%
di Kongo, didapatkan pula asetil chromenes. Benzofuran dan turunannya diperoleh
dalam jumlah yang sedikit dan kumarin 1,24% di Brazil (12,16). Dari hasil
isolasi didapatkan minyak atsiri 12-6-metil asam heptadecenoic. Ini menunjukkan
bahwa tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida untuk mengendalikan
belalang (Okunade, 2002).
3. Flavonoid dan
alkaloid
A.conyzoides kaya akan flavonoid
polyoxygenated, 21 diantaranya telah dilaporkan di seluruh tanaman, serta
terdapat 14 polymethoxylated flavon. Polyhydroxyflavones termasuk quercetin,
kaempferol dan glikosida, dua yang utama yaitu sterol sitosterol dan
stigmasterol yang diisolasi dengan triterpene friedelin. Alkaloid pyrrolizidin
banyak terdapat pada tanaman famili Asteraceae, seperti lycopsamine dan
echinatine ditemukan. Senyawa lainnya yaitu sesamine, asam fumarat, asam
caffeic, fitol, dan rantai panjang hidrokarbon (C27 H56 untuk H66 C32)
(Okunade, 2002).
B. Manfaat
Ageratum conyzoides L.
Tanaman ini dikenal secara luas sebagai tanaman
obat juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Sebagai tanaman obat, di
Indonesia, bagian akar dari tumbuhan ini digunakan untuk menurunkan demam,
sedangkan bagian daunnya digunakan sebagai pencuci mata serta mengobati sakit
perut dan luka. Di Malaysia, daun A. conyzoides digunakan untuk
mengurangi sakit gigi, keseluruhan tumbuhan digunakan untuk mengobati asma dan
akarnya digunakan untuk mengobati batuk. Di Brazil larutan ekstrak daun atau
keseluruhan tanaman ini digunakan untuk mengobati kolik, demam, flu, diare,
rematik, kejang- kejang atau sebagai tonik. Sebagai pestisida nabati, ekstrak
kloroform tanaman ini telah diuji toksisitasnya, hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak kloroform A. conyzoides mempunyai efek toksik terhadap
larva Artemia salina. Ekstrak metanol daun dan akar tanaman
ini juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. pyogenes. Daun yang
diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 1% beracun terhadap serangga. Tepung
daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva
serangga menjadi pupa, seperti nyamuk, hama pascapanen (Sitophilus sp.
dan Callosobruchus sp.), nematoda (Meloidogyne incognita) dan
sebagainya.
C. Pengaruh allelopati
Gulma A.conyzoides ini menunjukkan
potensi allelopati terhadap tanaman lainnya. Allelopati adalah pelepasan suatu
senyawa kimia oleh suatu tanaman yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
lainnya. Dalam uji coba di laboratorium, minyak atsirinya dapat menghambat
tanaman lain pada 60 mikrogram/ml, pada 300 µg/ml menjadi dosis yang mematikan.
Oleh karena itu tanaman ini dapat mendominasi di lapangan sebagai gulma
(Okunade, 2002). Flavones yang dikeluarkan oleh A.conyzoides dapat
digunakan untuk mengendalikan patogen jamur sebagai fungisida alami yang
sebanding dengan Carbenzin (Okunade, 2002). Dari hasil uji coba di lapangan,
emulsi minyak atsirinya disemprotkan pada anggrek dapat menurunkan populasi
tungau, namun minyak atsirinya hanya bertahan sampai 48 jam saja karena mudah
menguap (Okunade, 2002).
Dengan mengetahui berbagai kandungan kimia dan
manfaat dari tanaman ini diharapkan gulma A. conyzoides ini dapat dimanfaatkan
sebagai tanaman herba dan pestisida nabati untuk mengendalikan organisme
pengganggu tumbuhan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.
Referensi
Okunade AL (2002) Ageratum conyzoides L.
(Asteraceae) (Review) Fitoterapia.
oleh
M. Pamuji S.
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpambon/berita-209-manfaat-gulma-ageratum-conyzoides-l-.html,
diakses pada tanggal 1 Oktober 2013, pukul 23.32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar