Jumat, 08 Maret 2013

MEMAHAMI PROSES PENGARUH ASAM DAN BASA PADA pH JARINGAN TANAMAN




MEMAHAMI PROSES PENGARUH ASAM DAN BASA
 PADA pH JARINGAN TANAMAN


Oleh :
         Nama        : NURHUDIMAN
  NPM         : 1114121146






JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Bandar Lampung
2011




HALAMAN PENGESAHAN

Judul Makalah     : Memahami Proses Pengaruh Asam dan Basa Pada pH Jaringan Tanaman
Tempat               : Laboratorium botani
Hari/Tanggal        : Senin, 3 Oktober 2011
Nama          `       : NURHUDIMAN
NPM                   : 1114121146
Kelompok            : 5 (lima)
Jurusan                : AGROEKOTEKNOLOGI
Fakultas               : PERTANIAN



Bandar Lampung, 3 Oktober 2011
Menyetujui Asisten Dosen,



Tia Indrawati kesuma
NPM : 0917021051


BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".(Sumber :"http://id.wikipedia.org/wiki/PH)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. (Sumber :"http://id.wikipedia.org/wiki/PH)

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah. (Sumber :"http://id.wikipedia.org/wiki/PH)

Di sinilah nanti kita akan belajar mengamati pH suatu organ tumbuhan proses perubahan warna pada jaringan tumbuhan dengan membedakan warna perubahan terhadap ditambahkannya zat-zat tertemyu sesuai takarannya.

B.       Tujuan
a.         Sebagai salah satu penilaian dari praktik biologi
b.    Memahami dan mengerti cara mengamati pH jaringan pada tanaman dengan melihat perubahan warnanya.
c.    Menambah pengetahuan di bidang sains
d.   Dapat menggolongkan pH  baik asam ataupun basa dalam organ tanaman tersebut.





BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat  keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Tingkat keasaman (acidity) dan kebasaan (alkalinity) diukur dengan suatu standar yang didasarkan pada ionasi ringan yang dialami air. Keasaman ditentukan oleh konsentrasi H+, sedangkan kebasaan adalah fungsi dari konsentrasi OH-. Nilai pH yang ditemui pada kebanyakan organisme dan bagian-bagianya biasanya mendekati ke netral. (Sumber : George H. Fried, Ph.D)

Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuivalen pH larutan adalah netral. (Sumber :"http://id.wikipedia.org/wiki/PH")

Kelebihan ion H+ atau OH- yang dihasilkan selama berlangsungnya reaksi metabdik dinetralkan atau diserap, oleh sistem kimiawi yang disebut dapar (buffer). Sistem tersebut seringkali terdiri dari asam lemah dan garamnya. Ion H+ yang berlebihan ditangkap oleh ion dari garam sistem dapar untuk ruang hasilkan yang lebih banyak asam lemahnya, yang relatif tetap berada dalam keadaan tidak terurai. (Sumber : George H. Fried, Ph.D)

Ion OH- yang berlebihan akan berkombinasi dengan asam lemah dan menyebabkan melepaskan, ion H+ -nya kedalam larutan. Hal tersebut akan mencegah pengurangan konsentrasi ion H+ dalam jumlah besar dan peningkatan pH yang mengikuti peristiwa tersebut. Diantara sistem-sistem dapar yang menjaga kekonstaan relatif pH adalah sistem asam karbonat –ion bikarbonat dalam tubuh organisme atau sejumlah sel. Sistem dapar bekerja efektif dalam menghadapi perubahan pH tingkat sedang, tapi bisa gagal bekerja jika peningkatan asam/basanya terlalu besar. (Sumber : George H. Fried, Ph.D)

Menentukan pH dapat menggunakan phmeter pH yang normal adalah tujuh, lebih dari tujuh adalah basa dan kurang dari tujuh adalah asam. Warnanya pun berebeda dalam melihatnya dapat menggunakan kertas lakmus apabila berwarna hijau berati basa dan merah menandakan asam. (Sumber :"http://id.wikipedia.org/wiki/PH")

Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang bila dilaruttkan dalam air akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen H+ di atas nilainya dalam murni. Sedangkan basa meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH-). Pengertian ini diprekenalkan pada abad ke-19 telah umum dianggap untuk mengakomodasi lebih banyak bagi kelas senyawa yang secara kimia mirip dengan asam dan basa yang sudah di kenal. (Sumber : David W)

Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organik yang lemah mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lainya yang terdapat dalam larutan. (Sumber : David W)




BAB III METODE PENELITIAN

A.      Tempat dan waktu
Percobaan ini dilakukan di laboratorium biologi pada tanggal 3 Oktober 2011,  pukul 10.00 sd 12.00 WIB.

B.       Alat dan bahan yang digunakan :
Dalam kegiatan praktikum alat dan bahan yang digunakan seperti:
1.      Bunga asoka, bunga trompet dan bayam merah yang merupakan bahan yang di gunakan sebagai percobaan untuk di lihat perubahan warnanya.
2.      Asam asetat. HCL, KOH, adalah cairan yang di gunakan untuk menetukan reaksi pada bahan yang di praktikan.
3.      Mortar/penumbuk di gunakan untuk menghancurkan/melunakkan bahan-bahan yang di jadikan praktik.
4.      Erlemenyer sebagai wadah untuk membuat larutan HCL, Asam asetat. KOH serta bahan-bahan yang telah menjadi cairan.
5.      Pipet digunakan untuk mengambil ekstrak Asam asetat, HCL, dan KOH.
6.      Tabung reaksi sebagai wadah tempat terjadinya reaksi.


C.       Cara kerja
a.    Tumbuk halus 1 gram  kol bayam merah dan tambahkan 59 ml air suling sampai berwarna merah
b.    Saring cairan yang diperoleh kedalam Erlenmeyer
c.    Sediakan 3 tabung reaksi, pipet masing-masing 2 ml cairan ke tabung reaksi
d.   Di dalam tabung reaksi 1 tambahkan beberapa tetes asam asetat, tabung reaksi 2 tambahkan beberapa tetes HCL, dan tabung reaksi 3 tambahkan beberapa tetes KOH
e.    Mengamati perubahan warna cairan. Dan diulangi percobaan menggunakan bunga asoka dan bunga trompet.






BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di laboratorium bunga trompet, bunga asoka, bayam merah yang telah di ambil airnya ternyata mengalami perubahan warna ketika diberikan HCL, KOH, dan Asam asetat berikut ini daftar hasil percobaan kemarin :

Sampel
Warna ekstrak
HCL
KOH
Asam asetat
Bunga trompet
Ungu kecoklatan
Pink (merah muda)
Hijau muda
Orange
Bunga asoka
Merah muda
Merah
hijau
pink
Bayam merah
coklat
Tidak bereaksi
Tidak bereaksi
hijau


B.       Pembahasan
Setelah kita melakukan percobaan dan didapatkan warna yang berbeda dari ekstraknya menandakan pH yang di berikan pada beberapa tetes cairan memiliki perbedaan pH dan di dapat juga hasil yang berbeda pH dan warnanya setelah di campurkan beberapa tetes cairan.

Dari hasil percobaan dapat di jelaskan pada masing-masing sampel percobaannya.

1.         Bunga trompet
Bunga trompet memiliki warna ekstrak ungu kecoklatan yang berati pH pada bunga trompet netral. Di berikan HCl menjadi warna orange yang berati mendekati netral. Di berikan Asam asetat warnanya menjadi coklat muda dan sudah masuk di kelompok pH asam, terakhir yang di tambah tetesan KOH warnanya hijau muda menandakan pH nya basa.

2.         Bunga asoka
Bunga asoka memiliki warna ekstrak merah muda menandakan mendekati netral. Di berikan HCl menjadi merah menandakan asam, di berikan Asam asetat tetap merah muda dan tidak mengalami perubahan warna dan masih tetap mendekati netral. Terkahir di berikan KOH warnanya menjadi hijau menandakan basa.

3.         Bayam merah
Bayam merah memiliki warna ekstrak coklat menandakan basa, dan di tambahkan HCl dan Asam asetat warnanya tidak berubah tetap berwarna coklat yang menandakan basa dan di berikan KOH menjadi hijau menandakan tetap basa.






BAB V KESIMPULAN

Percobaan di atas bisa di simpulkan :
1.      Semua sampel yang di coba memliki warna ekstrak yang berbeda dan keadaan pH nya juga berbeda ketika di tambahkan tetesan.
2.      Cairan ada yang berubah dan ada yang tidak. Warna hijau menandakan keadaan pH nya basa dan berati pH pada sampel tersebut di atas tujuh.
3.      Warna merah menandakan keadaan asam dan pH di bawah tujuh.
4.      warna pink menandakan normal yang pH nya tujuh.
5.      Dari sampel yang telah di coba yang mempunyai keadaan basa dan tidak dapat berubah menjadi asam adalah bayam merah dan untuk bunga trompet dan bunga asoka dapat berubah-ubah tergantung cairan apa yang diberikan.



DAFTAR PUSTAKA

"The Measurement of pH - Definition, Standards and Procedures – Report of the Working Party on pH, IUPAC Provisional Recommendation"]. 2 September 2001.

http://www.iupac.org/reports/provisional/abstract01/rondinini_prs.pdf.  A proposal to revise the current IUPAC 1985 and ISO 31-8 definition of pH.

Rossotti, F.J.C. (1965). "Potentiometric titrations using Gran plots: A textbook omission". J. Chem. Ed. 42: 375–378. 
Mendham, J.; Denney, R. C.; Barnes, J. D.; Thomas, M.J.K.; Denney, R. C.; Thomas, M. J. K. (2000), Vogel's Quantitative Chemical Analysis (edisi ke-6th), New York: Prentice Hall, ISBN 0-582-22628-7  Section 13.23, "Determination of pH"

George H Fried, Ph.D dkk,. Teori dan soal-soal biologi Jakarta:Erlangga.2005

David W, dkk, Prinsip-prinsip kimia modern edisi keempat Jakarta:Erlangga.2001

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *