PENERAPAN BUDIDAYA SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DI DUSUN PENGGETAHAN DESA PULAU PAHAWANG KEC. PUNDUH PEDADA KAB. PESAWARAN
|
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENERAPAN
BUDIDAYA SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DI DUSUN PENGGETAHAN DESA PULAU PAHAWANG
KEC. PUNDUH PEDADA KAB. PESAWARAN
BIDANG
KEGIATAN:
PKM
PENGABDIAN MASYARAKAT
Diusulkan
oleh:
Lugito
|
1114121122
|
Angkatan
2011
|
Annisa Ika Pratiwi Harahap
|
1114121030
|
Angkatan
2011
|
Habiba Nurul Istiqomah
|
1114121095
|
Angkatan
2011
|
Mayasari
|
1114121130
|
Angkatan
2011
|
Nurhudiman
|
1114121146
|
Angkatan
2011
|
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
A. JUDUL PROGRAM
PENERAPAN BUDIDAYA SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DI DUSUN PENGGETAHAN DESA PULAU PAHAWANG KEC. PUNDUH PEDADA KAB. PESAWARAN
PENERAPAN BUDIDAYA SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DI DUSUN PENGGETAHAN DESA PULAU PAHAWANG KEC. PUNDUH PEDADA KAB. PESAWARAN
B.
LATAR BELAKANG
Sejak dahulu sayuran sudah dikenal sebagai
sumber vitamin, mineral, dan serat yang diperlukan tubuh. Meskipun vitamin,
mineral, dan serat hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, namun vital pengaruhnya bagi kesehatan apabila kebutuhannya tidak
terpenuhi. Sayangnya, tidak semua orang mengerti dan sadar akan pentingnya
sayuran. Penyebabnya bisa saja karena masyarakat memang tidak menyukai sayuran atau masyarakat kesulitan
dalam mendapatkan sayuran akibat lokasi yang
terpencil, jauh dari pasar, dan pengetahuan masyarakat yang minim mengenai teknik budidaya sayuran
secara non-konvensional.
Sebagai contoh, kesulitan dalam mendapatkan sayuran dapat ditemukan di Dusun Penggetahan Pulau
Pahawang Kec. Punduh Pedada Kab.
Pesawaran. Letak geografisnya sebagai pulau yang terletak
cukup jauh dari pusat kabupaten membuat penduduk pulau ini sulit mengakses
pasar guna memenuhi kebutuhan sayuran. Penduduk Pulau Pahawang harus menempuh
jarak kurang lebih 1,5 jam perjalanan untuk menuju pasar Hanura, pasar yang terdekat dari Pulau Pahawang, ditambah biaya akomodasi dari dan ke pasar Hanura yang menghabiskan
dana sebesar Rp 30.000,00. Selain itu, bila
dilihat dari kultur masyarakatnya terutama kaum ibu, banyak di antara mereka
yang tidak memiliki kegiatan, dalam artian menganggur setelah mengerjakan
aktivitas rumah tangga. Sehingga perlu dilakukan pemberdayaan untuk
mengoptimalkan peran mereka sebagai motor penggerak rumah tangga atau bisa
disebut juga pemberdayaan perempuan.
Sebenarnya budidaya sayuran cukup mudah dilakukan. Masyarakat akan mendapat kemudahan dan manfaat yang
lebih dalam mengakses sayuran dengan membudidayakan sayuran secara mandiri. Hanya saja terdapat gangguan hewan seperti anjing menjadi hambatan dalam
budidaya ini. Menurut
masyarakat setempat, alasan mereka tidak menanam sayur adalah karena tanaman
sayuran mereka akan diganggu bahkan dirusak anjing. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik budidaya sayuran secara
bertingkat atau sering diistilahkan vertikultur sehingga
tanaman dapat terhindar dari gangguan anjing.
Terdapat beberapa teknik budidaya tanaman sayuran yang biasa dilakukan yaitu teknik budidaya konvensional, hidroponik, dan vertikultur. Teknik budidaya konvensional merupakan teknik budidaya yang dilakukan di atas lahan biasa mulai dari pengolahan tanah, penanaman, hingga pemanenan. Teknik budidaya hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanam tanah tetapi memakai media air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara dalam bentuk larutan secara terkendali. Sedangkan vertikultur adalah sistem tanam di dalam pot yang disusun atau dirakit secara bertingkat, biasanya diusahakan di lahan terbatas. Teknik hidroponik dan vertikultur sebenarnya merupakan teknik klasik namun kurang dikenal oleh masyarakat awam.
Berbagai persoalan konsumsi sayuran yang
ada di Pahawang menuntut pemecahan masalah yang bersifat segera, sebab dikhawatirkan terbatasnya akses masyarakat terhadap sayuran
akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Berdasarkan definisi berbagai teknik
budidaya di atas, teknik vertikultur merupakan teknik budidaya yang tepat untuk
mengatasi persoalan-persoalan terkait sayuran di Pahawang. Media tanam dalam
vertikultur hampir sama dengan media pada teknik budidaya konvensional yang
sudah lebih dahulu dikenal masyarakat. Selain itu, bentuk yang vertikal dapat membuatnya terhindar dari gangguan hewan,
seperti anjing. Kelebihan lain dari teknik vertikultur yaitu dapat menambah nilai estetika pulau yang konon akan dijadikan
tempat pariwisata sehingga dapat menambah esensi yang lebih menguntungkan.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
permasalahan dalam program ini adalah dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1.
Apakah penerapan
sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat mengatasi kesulitan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran dikarenakan akses pasar yang jauh, alat transport yang kurang dan relatif mahal?
2.
Apakah penerapan sistem budidaya
sayuran secara vertikultur dapat mengatasi
pengangguran yang terjadi pada ibu rumah tangga usia produktif?
3.
Apakah penerapan
sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat mengatasi kesulitan masyarakat untuk membudidayakan tanaman sayuran karena adanya gangguan anjing?
4.
Apakah penerapan
sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai
teknik budidaya sayuran secara vertikultur?
D.
TUJUAN
Program ini dilaksanakan dengan tujuan agar penerapan sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat:
1. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan sayuran,
setidaknya untuk konsumsi rumah tangga sendiri.
2. Memberdayakan ibu rumah tangga.
3. Menghindari gangguan anjing pada lahan petani yang
ditanami sayuran.
4. Memperkenalkan kepada masyarakat teknik vertikultur.
E.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Output yang diharapkan dengan adanya penerapan budidaya sayuran secara
vertikultur yaitu ibu rumah tangga dapat menggunakan waktu luangnya
secara optimal serta dapat membudidayakan sayuran tanpa terkendala gangguan
anjing sehingga akses masyarakat terhadap sayuran menjadi mudah. Dengan
demikian akan tercipta rumah tangga yang mandiri dalam hal penyediaan sayuran serta cukup dalam memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral keluarga.
F.
KEGUNAAN
Dengan terlaksananya program ini
diharapkan kebutuhan konsumsi sayuran rumah tangga di Pulau Pahawang dapat
terpenuhi, karena selama ini masyarakat setempat tidak membudidayakan sayuran
akibat adanya gangguan anjing. Dari segi ekonomi, terealisainya program ini
dapat menghemat akomodasi masyarakat untuk membeli sayuran ke pasar. Selain
itu, vertikultur dapat menambah nilai estetika pulau sehingga menambah daya
tarik wisatawan. Sedangkan dari segi IPTEK, penerapan teknik ini merupakan cara
untuk mensosialisasikan salah satu teknik budidaya sayuran, yaitu teknik
vertikultur. Teknik ini dapat membuat sayuran terhindar dari
gangguan anjing, dapat menghindari kondisi tanah yang dominan pasir, dan
mengandung kadar garam tinggi.
G.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Pahawang merupakan pulau yang terletak di
kawasan Teluk Lampung yang termasuk dalam Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten
Lampung Selatan. Sesuai dengan keadaan fisik pulau pada umumnya, kondisi tanah
di pulau ini berpasir, masyarakat di sana membudidayakan tanaman berupa pisang, kelapa, kakao, dan karet. Akan tetapi, masyarakat di sana belum membudidayakan sayuran, dikarenakan
lahan yang ditanami diganggu hewan seperti anjing dan juga masalah klasik sifat
manusia yaitu ibu rumah tangga yang kurang memanfaatkan waktu luangnya secara
optimal. Oleh karena itu, kami memperkenalkan teknik budidaya vertikultur dimana cara ini dapat memberdayakan kaum ibu rumah tangga. Selain itu, aspek keuntungan setiap rumah tangga yang menerapkan teknik
budidaya sayuran vertikultur yaitu dapat
memenuhi konsumsi sehari-hari rumah tangga akan sayuran dan juga dapat memperindah keadaan fisik pulau pahawang yang dapat menarik pengunjung ataupun wisatawan asing.
Akses untuk mendapatkan sayuran di pulau
ini cukup jauh, lelah dan merepotkan, karena biasanya masyarakat membeli
sayuran dengan tujuan utama ke pasar Hanura. Mereka harus menyeberangi laut kira-kira selama 45 menit dengan biaya sebesar Rp 10.000,00 - Rp 15.000,00 dengan menggunakan kapal. Jika
dihitung pulang-pergi perjalanan maka akan menghabiskan biaya sebesar Rp 30.000,00. Kemudian turun dari kapal di dermaga Ketapang, mereka menaiki kendaraan
darat ke pasar Hanura kurang lebih memakan waktu 20 menit dengan biaya sebesar Rp 3.000,00. Sehingga jika dihitung sekali perjalanan darat akan menghabiskan biaya Rp 6.000,00. Ini
berarti total sekali perjalanan pulang-pergi ke pasar Hanura
mencapai biaya Rp 36.000,00. Perjalanan ini bisa juga dilakukan dari dermaga Gudang Lelang Teluk
Betung selama 2,5 jam menggunakan kapal.
H.
METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
Kelompok sasaran : Ibu-ibu PKK di dusun Penggetahan, Desa Pulau Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung
Metode :
Sosialisasi program, praktik lapangan, monitoring, dan evaluasi
Bahan dan Peralatan:
1. Untuk sosialisasi program:
· Papan tulis
· Spidol dan penghapus
· Modul
· Daftar hadir / presensi
2. Untuk praktik
· Paralon atau bambu
· Benih sayuran (bayam, kangkung,
bawang merah, dan cabai)
· Media tanam (pupuk kompos dan tanah bukit)
· Gergaji
· Meteran
3. Untuk penunjang kegiatan
· Banner
· Pengeras suara
· Kamera
Prosedur
Kerja
Ø Mempersiapan materi dan modul dalam penyiapan materi
kegiatan (program)
Ø Mempersiapkan bahan dan alat kegiatan
Ø
Untuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat dalam tabel jadwal pelaksanaan program.
Untuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat dalam tabel jadwal pelaksanaan program.
Metode
Pelaksanaan
1. Sosialisasi: Perwakilan masing-masing dusun dikumpulkan di Aula Pertemuan dengan
bantuan tokoh desa. Lalu diberi angket atau kuisioner awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai teknik vertikultur. Setelah itu, masyarakat diberi
penjelasan terkait pengertian, kelebihan, kekurangan, manfaat, prosedur
pembuatan vertikultur, dan perawatan tanaman dengan teknik vertikultur. Pada
akhir sosialisasi masyarakat diberi angket atau kuisioner akhir guna mengetahui tingkat pemahaman setelah mendapat materi.
2. Praktik pembuatan demplot: Tim pelaksana memberi contoh tentang pelaksanaan budidaya
sayuran secara vertikultur. Kemudian beberapa warga diminta untuk
praktik pembuatan vertikultur secara langsung dengan pengarahan dari tim
pelaksana kegiatan.
3. Monitoring: Pengawasan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tiap
bulannya.
4. Evaluasi
§ Evaluasi awal: Evaluasi ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai teknik vertikultur.
Evaluasi ini dilaksanakan dengan cara memberi kuisioner pada awal kegiatan (sebelum
pemberian materi) dan pada akhir kegiatan (setelah pemberian materi).
§ Evaluasi proses: Evaluasi ini dilakukan selama
proses budidaya berlangsung yaitu bersamaan dengan tahap monitoring. Hal ini
dilaksanakan dengan melihat antusias ibu-ibu rumah tangga dalam program ini. Indikator yang digunakan adalah masih adakah gangguan
anjing terhadap tanaman sayuran, bagaimana perawatan yang dilakukan ibu-ibu terhadap tanaman vertikultur, bagaimana penyebaran
informasi tentang vertikultur oleh masyarakat sendiri, dan terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan sayuran masyarakat setempat.
§
Evaluasi akhir: Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program secara keseluruhan yaitu dengan menilai bisa atau tidaknya program ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan tanpa pengawasan.
Evaluasi akhir: Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program secara keseluruhan yaitu dengan menilai bisa atau tidaknya program ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan tanpa pengawasan.
Berikut ini merupakan teknis pelaksanaan praktik
lapang yang akan kami lakukan.
Bahan: Paralon tau bambu, benih sayuran (bayam, kangkung, bawang merah, dan
cabai), media tanam (pupuk kompos dan tanah bukit), dan growmore.
Alat : Gergaji, meteran, pisau, sprayer, gembor, dan tali tambang.
Cara Pembuatan Vertikultur:
1. Pembuatan tempat tanam vertikultur
Tempat tanam sayuran dengan sistem vertikultur dapat berupa pipa atau bambu. Cara pembuatan tempat penanaman sayuran secara vertikultur baik dengan bahan pipa maupun bambu sama, yaitu:
· Pipa dipotong sepanjang ± 1.5 m.
· Kemudian pipa tersebut diberi tanda sebagai tempat
pembuatan lubang tanam. Jarak anatalubang tanam bervariasi, umumnya 20-30cm,
tergantung jenis tanaman yang akan ditanam. Efisiensi penggunaan pipa ini akan
tercapai apabila dapat dibuat banyak lubang tanam dengan jarak yang tepat.
Sebaiknya, lubang tanam dibuat berselang-seling untuk menghindari penumpukan
tanaman.
· Setelah diberi tanda, pipa dilubangi dengan
menggunakan pisau. Lubang tanam bisa juga dengan membuat sayatan pada pipa
(arah sayatan tegak lurus arah panjang pipa). Panjang sayatan adalah garis
tengah lubang tanam. Setelah sayatan dibuat, bagian tersebut dipanasi dengan
mendekatkannya pada lilin. Setelah panas dimasukkan kayu pengungkit pada bagian
sayatan untuk mengungkit bagian pipa yang dipanasi sehingga membentuk lubang
tanam. Lubang tanam yang telah terbentuk perlu ditempelkan pada kain basah
setelah diungkit, agar pipa tidak kembali ke bentuk semula.
· Lalu pipa ditanam di dalam tanah sedalam ± 30cm.
Kemudian diikat secara berselang-seling agar
pipa berdiri dengan kokoh.
2. Pembuatan media tanam
· Media tanam yang digunakan berupa campuran kompos dan
tanah bukit dengan perbandingan volume 1:1.
·
Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam pipa yang sudah ditanam. Campuran ini dimasukkan hingga diperoleh media tanam yang cukup padat. Pemadatan dapat dilakukan dengan penyiraman air.
Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam pipa yang sudah ditanam. Campuran ini dimasukkan hingga diperoleh media tanam yang cukup padat. Pemadatan dapat dilakukan dengan penyiraman air.
3. Persemaian dan penanaman
· Terdapat beberapa tanaman sayuran yang akan digunakan
dalam program ini, yaitu bayam, kangkung, bawang merah, dan cabai. Jenis
tanaman yang dapat langsung ditanam antara lain bayam, kangkung, dan bawang
merah. Penanaman cabai memerlukan persemaian terlebih dahulu.
· Cara persemaian: benih-benih tersebut disemai dalam polybag atau tempat tanam lain. Setelah tanaman berumur ± 3 minggu, tanaman dapat dipindah ke dalam pipa.
· Cara pemindahan: polybag disobek kemudian bibit
tanaman dikeluarkan secara hati-hati bersama dengan sedikit media tempat
tumbuhnya.
4. Pemeliharaan
·
Penyiraman dilakukan dengan sistem siram langsung dengan menggunakan gembor kecil. Jumlah air tidak boleh berlebihan, dilanjutkan dengan proses pemupukan menggunakan pupuk cair berupa growmore dengan konsentrasi 2 g/liter yang diberikan dengan cara penyemprotan menggunakan sprayer. Pupuk diberikan setiap minggu sekali dengan volume semprot semakin meningkat sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
Penyiraman dilakukan dengan sistem siram langsung dengan menggunakan gembor kecil. Jumlah air tidak boleh berlebihan, dilanjutkan dengan proses pemupukan menggunakan pupuk cair berupa growmore dengan konsentrasi 2 g/liter yang diberikan dengan cara penyemprotan menggunakan sprayer. Pupuk diberikan setiap minggu sekali dengan volume semprot semakin meningkat sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
I.
JADWAL KEGIATAN
BULAN 1
|
BULAN 2
|
BULAN 3
|
BULAN 4
|
BULAN 5
|
||||||||||||||||
Minggu ke-
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
PERSIAPAN
|
||||||||||||||||||||
Survei Awal
|
||||||||||||||||||||
Koordinasi Tim
|
||||||||||||||||||||
Koordinasi dg warga
|
||||||||||||||||||||
PELAKSANAAN |
||||||||||||||||||||
Cek Bahan & Alat |
||||||||||||||||||||
Sosialisasi Program
|
||||||||||||||||||||
Praktik Turun Lapang
|
||||||||||||||||||||
PEMBAHASAN
|
||||||||||||||||||||
Monitoring
|
||||||||||||||||||||
Evaluasi Program
|
||||||||||||||||||||
Analisa Hasil
|
||||||||||||||||||||
Konsultasi
|
||||||||||||||||||||
PELAPORAN
|
||||||||||||||||||||
Penyusunan Laporan
|
||||||||||||||||||||
Konsultasi Laporan
|
.
RANCANGAN BIAYA
JENIS PENGELUARAN
|
SATUAN
|
NOMINAL
|
|||||||||||||||||
1.
|
PERSIAPAN AWAL
|
||||||||||||||||||
- Pencarian
Literatur
|
Rp
150.000,00
|
||||||||||||||||||
- Pembuatan
Proposal
|
Rp 50.000,00
|
Rp
50.000,00
|
|||||||||||||||||
- Survei
Awal
|
5 orang x Rp 160.000,00
|
Rp
800.000,00
|
|||||||||||||||||
- Perizinan / Sewa Tempat
|
Rp
200.000,00
|
||||||||||||||||||
2.
|
PELAKSANAAN PROGRAM
|
||||||||||||||||||
Sosialisasi Program
|
|||||||||||||||||||
- Akomodasi
|
Rp. 950.000,00
|
Rp
950.000,00
|
|||||||||||||||||
- Konsumsi
Peserta
|
30 orang x Rp 12.000,00
|
Rp
360.000,00
|
|||||||||||||||||
- Pengeras
Suara
|
1 buah
|
Rp
150.000,00
|
|||||||||||||||||
- Pembuatan
Banner
|
1 buah (3 x 1 m)
|
Rp
150.000,00
|
|||||||||||||||||
-
Dokumentasi (kamera + cetak foto)
|
Rp
250.000,00
|
||||||||||||||||||
- Spidol + tinta
|
2 buah x Rp 15.000,00
|
Rp
30.000,00
|
|||||||||||||||||
- Pembuatan
Modul dan kuisioner
|
30 eks x Rp 8.000,00
|
Rp
240.000,00
|
|||||||||||||||||
- Noteblock
dan pulpen peserta
|
30 buah x Rp 7.000,00
|
Rp
210.000,00
|
|||||||||||||||||
- Buku Kendali
|
7 eks x Rp 5.000,00
|
Rp
35.000,00
|
|||||||||||||||||
- Plakat
|
2 buah x Rp 80.000,00
|
Rp
160.000,00
|
|||||||||||||||||
- Sertifikat, map, dan laminating
|
30 eks x
Rp 20.000,00
|
Rp
600.000,00
|
|||||||||||||||||
Praktik Turun Lapang
|
|||||||||||||||||||
- Paralon (3 inchi)
|
50 meter
|
Rp
550.000,00
|
|||||||||||||||||
- Media tanam
|
12 karung x Rp 25.000,00
|
Rp
300.000,00
|
|||||||||||||||||
- Benih sayur
|
4 bungkus x Rp 25.000,00
|
Rp
100.000,00
|
|||||||||||||||||
- Growmor
|
3 buah x Rp 30.000,00
|
Rp
90.000,00
|
|||||||||||||||||
- polybag
|
150 bungkus x Rp. 1.000,00
|
Rp
150.000,00
|
|||||||||||||||||
- Meteran
|
6 buah x Rp 10.000,00
|
Rp
60.000,00
|
|||||||||||||||||
- Pisau
|
12 buah x Rp 6.000,00
|
Rp
72.000,00
|
|||||||||||||||||
- Tali tambang
|
2 gulung x Rp 50.000,00
|
Rp
100.000,00
|
|||||||||||||||||
- Gembor
|
30 buah x Rp 15.000,00
|
Rp
450.000,00
|
|||||||||||||||||
- Sprayer
|
30 buah x Rp 5.000,00
|
Rp 150.000,00
|
|||||||||||||||||
Pengawasan/Monitoring
|
|||||||||||||||||||
-
Monitoring Bulanan
(Per semester)
|
5 x Rp 300.000,00
|
Rp 1.500.000,00
|
|||||||||||||||||
-
Monitoring Lanjutan (Akhir Program)
|
5 x Rp 300.000,00
|
Rp 1.500.000,00
|
|||||||||||||||||
3.
|
PELAPORAN
|
||||||||||||||||||
- Pencarian
Literatur
|
Rp
200.000,00
|
||||||||||||||||||
- Cetak dan
Jilid
|
Rp
100.000,00
|
||||||||||||||||||
4.
|
Pengel. TAK TERDUGA
|
Rp
350.000,00
|
|||||||||||||||||
5.
|
JUMLAH TOTAL PENGELUARAN
|
Rp 10.007.000,00
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar