Jumat, 08 Maret 2013

PERANAN PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG

PERANAN PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN
PROVINSI LAMPUNG
(MAKALAH EKONOMI PERTANIAN)

Oleh:
NURHUDIMAN
1114121146




JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
I PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang masalah
Indonesia yang banyak penunjang perekonomian diberbagai sektor, salah satunya ialah sektor pertanian. Sektor pertanian di Provinsi Lampung merupakan sarana dimana kesejahteraan rakyat dan kemajuan provinsi terletak pada sektor pertaniannya. Peranan pertanian antara lain menyediakan bahan pangan untuk rakyat dan menjaga ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan, terbukanya lapangan pekerjaan, sebagai sarana kesejahteraan suatu desa.
Sampai saat ini pembangunan yang dilakukan oleh provinsi Lampung belum diimplimentasikan dengan baik, masih banyak kekurangan bahkan belum mencapai target yang diharapkan suatu provinsi. Dilihat dari masyarakat di pedesaan yang masih minim dengan pengetahuan masih banyak terjadi dan menimbulkan kelemahan dalam usaha taninya serta produktifitas hasil yang diperolehnya.

1.2  Tujuan
1.                  Memahami perekonomian pertanian di Provinsi Lampung
2.                  Memahami peranan pertanian di suatu provinsi
3.                  Melihat kondisi perekonomian pertanian di Lampung saat ini


II ISI


Melihat kondisi saat ini di Provinsi Lampung yang masih dihebohkan dengan peristiwa mesuji menandakan masih kurangnya kemajuan pertanian di Indonesia dan membuktikan SDM bangsa kita masih kurang. Provinsi Lampung yang seharusnya sejahtera dengan hasil pertanian yang melimpah di daerah ini tetapi tidak bisa dirasakan karena masih banyak lahan yang milik swasta dan bersengketa sehingga hanya panen keributan yang bisa dihasilkan demi tercapainya suatu kebutuhan hidup masyarakat Lampung.

Kekisruhan yang sering terjadi membawa pemikiran KBI Bandar Lampung bekerja sama dengan LPM Unila untuk melakukan survey dan pengkajian untuk lebih mengeksplorasi faktor-faktor penghambat investasi khususnya pada ketiga sektor dominan di Provinsi Lampung. Dengan menggunakan metodologi partisipatif, in-depth interview, observations dan focused group discussions serta metode survey dengan menggunakan kuesioner, penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Lampung Utara. Para pelaku usaha yang dijadikan responden sebanyak 100 orang. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif/frekuensi dan tabulasi data.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan faktor-faktor penghambat investasi di
Provinsi Lampung, antara lain :
a.       Keamanan dan kepastian hukum

b.      Konflik atas lahan (keagrariaan): kurang adanya ketegasan dari pihak berwenangdalam menangani kasus tanah.
c.       Kualitas infrastruktur dan dukungan kebijakan
d.      Prosedur perijinan memulai usaha yang harus melalui banyak prosedur.
e.       Investasi Sumberdaya Manusia ( human investment).
f.       Permasalahan ketenagakerjaan: kurang tenaga terampil.
g.      Intermediasi perbankan terhadap dunia usaha belum optimal.
h.      Dukungan pembiayaan pada sektor pertanian dan UKM.
i.        Safety player perbankan: perbankan belum fokus ke sektor-sektor riil.

Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi  Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi  diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, merningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan   kesempatan usaha.

Sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif hal itu disebabkan oleh karena:
1.      Indonesia terletak di  daerah garis khatulistiwa sehingga perbedaan musim menjadi jelas dan periodenya lebih lama.
2.       Karena letaknya di daerah garis khatulistiwa maka tanaman memperoleh cukup banyak sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya.
3.      Memiliki curah hujan yang tinggi.
4.      Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian.

Sampai saat ini struktur perekonomian Lampung masih ditopang sektor pertanian. Sektor pertanian menduduki urutan pertama dalam kontribusinya terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB), yaitu Rp34.381,86 miliar (38,93%) pada 2009. Penduduk Lampung yang bekerja pada sektor pertanian pada Februari 2011 mencapai 1,94 juta jiwa atau 53,21% dari total penduduk yang bekerja. Walaupun secara total jumlah pekerja di sektor ini menurun 5,05% dibandingkan Februari 2010.

Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu sentral produksi padi hibrida yang masih sangat potensial dikembangkan baik dari aspek penerapan teknologimaupun sarana dan prasarana lainnya yang 18 mampu mendorong peningkatan sarana produksi serta terwujudnya kemandirian pangan yang berdampak pada kekuatan ekonomi domestik yang mampu menyediakan pangan bagi seluruhrakyat dalam jumlah dan keanekaragaman yang mencukupi serta terjangkau dari waktu ke waktu. Adapun luas panen, produksi dan produktivitas pertanian di Provinsi Lampung dapat dilihat

Pada Tabel 1. Tabel 1. Luas panen, produksi dan produktivitas padi di Provinsi Lampung tahun 2007

Kabupaten/Kota
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (ton/ha)
Lampung Barat
34.238
148.087
4,32
Tanggamus
47.833
220.649
4,61
Lampung Selatan
89.507
405.034
4,52
Lampung Timur
77.203
352.057
4,56
Lampung Tengah
120.685
539.270
4,56
Way Kanan
34.390
137.793
4,00
Lampung Utara
34.461
129.937
3,77
Tulang Bawang
81.341
350.906
4,31
Bandar Lampung
1.493
6.908
4,62
Metro
3.804
17.763
4,66




III KESIMPULAN

Dari kondisi yang dilihat di Provinsi Lampung  ini bisa disimpulkan:
1.      SDM rakyat indonesia terutama diprovinsi Lampung yang masih kurang
2.      Sektor pertanian menduduki urutan pertama dalam kontribusinya terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB), yaitu Rp34.381,86 miliar (38,93%) pada 2009.
3.      Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu sentral produksi padi hibrida yang masih sangat potensial


DAFTAR PUSTAKA




http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/83DC8912-A754-4C95-A7EA-4C65542C1892/10221/ Boks1.pdf di akses pada hari jumat 23 maret 2012 pukul 0:42

Mellor, J.W. 1973. Accelerated Growth in Agricultural Production and the Intersectoral Transfer of Resources. Jurnal Economic Development   and Cultural Change 22.



Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *