TEKNIK PERBANYAKAN BIBIT KELENGKENG (Dimocarpus longan)
TEKNIK
PERBANYAKAN BIBIT KELENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN CARA OKULASI DI UPTD
BALAI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI I MENGGALA
KABUPATEN TULANG BAWANG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun sebagai rangkaian
akhir dari kegiatan Praktek Kerja Industri yang berlangsung dari mulai
tanggal 07 Januari 2010 sampai dengan
tanggal 05 April 2010 bertempat di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Pekalongan Lampung Timur.
Laporan ini berisi tentang hasil pengalaman lapangan selama Praktik Kerja
Industri dan penulis beri judul Teknik Perbanyakan Bibit Kelengkeng (Dimocarpus longan) Dengan cara Okulasi
di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur.
Atas terselesaikannya laporan ini penulis berterimakasih kepada :
1.
W. Maruhum Panjaitan selaku Kepala SMK N 1 Menggala
2.
Ir. Ferita Sulistyorini selaku pimpinan UPTD Balai
Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang telah memberikan ijin untuk
berlangsungnya Praktek Kerja Industri
3.
Ferdayana, SP sebagai ketua program Agrobisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura.
4.
Suheri selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
pengalaman dan kompetensi di lapangan
5.
Para karyawan UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura, yang telah membantu dan bekerja sama selama Praktek Kerja
Industri
6.
Moh. Solihin, Spd, MM selaku Guru Pembimbing Praktek
Kerja Industri, dari pihak sekolah
7.
Kepada para Guru yang ada si SMK N 1 Menggala yang
telah memberikan sebelum dilaksanakannya Praktik Kerja Industri.
Penyusunan laporan ini masih belum
sempurna di karenakan keterbatasan penulis. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan
sarannya yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Walaupun demikian semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
-->
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang dan Masalah
B.
Tujuan Praktik Kerja Industri
C.
Harapan
BAB
II PELAKSANAAN
A.
Waktu
B.
Tempat
C.
Metoda
BAB
III KONDISI UMUM UPTD BALAI BENIH TANAMAN
PANGAN
DAN HORTIKULTURA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
A.
Sejarah UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
B.
Lokasi UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
C.
Kondisi Lahan, Topografi, dan Jenis Tanah
D.
Struktur Organisasi
E.
Tugas Pokok dan Fungsi
F. Pembinaan Tugas dan Pembinaan Kerja
G.
Ketenagakerjaan
H.
Anggaran Kegiatan
I. Sarana dan Prasarana Pendukung
BAB
IV REALISASI KEGIATAN
A.
Perbanyakan Tanaman Kelengkeng dengan Cara Okulasi
B.
Cara Perbanyakan Untuk Bibit Okulasi
BAB
V TEKNIK OKULASI TANAMAN KELENGKENG
A.
Mempersiapkan Batang Bawah
B.
Mempersiapkan Batang Atas
C.
Mempersiapkan Alat Okulasi
D.
Melakukan Okulasi
E.
Memelihara Bibit Okulasi
F.
Beberapa rahasia yang mempengaruhi keberhasilan Okulasi
BAB
VI PEMBAHASAN
BAB
VII ANALISA USAHA TANI
A. Rincian Perbanyakan Bibit
Tanaman Kelengkeng Dari Biji
Hingga Bibit Siap Salur
B. Gambaran Perbanyakan Bibit Dari Biji Sampai Siap
Salur
C. Perhitungan Hasil Usaha Perbanyakan
Bibit Okulasi
Dari Biji Sampai Bibit Siap Salur
D. Hasil Setelah di Lakukan Perhitungaan
dari Biji Sampai Biji Siap Salur
BAB
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
-->
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang dan Masalah
Buah kelengkeng merupakan buah yang sangat mahal di pasaran saat ini oleh
karena itu kita perlu membudidayakannya. Kelengkeng berasal dari Myanmar
menyebar ke Cina Selatan, Thailand, Vietnam, Philipina, dan Indonesia.
Buah kelengkeng selain di konsumsi bisa juga digunakan untuk minuman dan
bijinya, bisa digunakan bahan campuran sampo. Sebagai salah satu komoditi
unggulan selain buah, bibit Kelengkeng Okulasi sangat memberi harapan sebagai
usaha tani di Indonesia.
Tanaman ini memerlukan persyaratan tumbuh yang sesuai untuk hidupnya.
Oleh karena itu dalam memilih lokasi usaha tani hendaknya kita memperhatikan
keadaan ekologi atau lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
kelengkeng.
Salah satu cara meningkatkan hasil produksi dan kualitas tanaman
kelengkeng yaitu dengan perbaikan teknik budidaya dan teknik pembibitan. Dengan
teknik pembibitan yang baik di harapkan tanaman yang akan di hasilkan dapat
berproduksi dengan baik dan mempunyai kualitas yang baik pula. Salah satunya
adalah teknik okulasi tanaman kelengkeng untuk mendapatkan bibit berkualitas.
B.
Tujuan Praktik Kerja Industri
- Tujuan dari Praktik Kerja Industri adalah untuk menambah pengetahuan siswa di bidang keahlian Budidaya Tanaman Hortikultura.
- Mendekatkan seorang pelajar dengan dunia Industri agar lebih memahami tentang agrobisnis tanaman pangan dan hortikultura, khususnya Tanaman Budidaya kelengkeng
- Mencoba belajar dari kegiatan yang di berikan tempat industri bagaimana langkah-langkah yang baik untuk agrobisnis hortikultura.
- Mengetahui standar kemampuan kerja tenaga tingkat menengah dalam menangani tugas di produksi
- Mengkaji keterampilan dasar yang di butuhkan sebagi pondasi pembentukan keahlian yang lebih spesifikasi pada proses produksi
- Mempertajam penguasaan kompetensi dengan benar untuk dapat dikembangkan setelah Tamat Sekolah
- Memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir di SMK N 1 Menggala
C. Harapan
1.
Untuk UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura,
selain memberikan bekal teknik budidaya, perlu juga mempebanyak bekal analisa
usaha tani (Bisnis Bibit Buah-buahan)
2.
Untuk SMK N I Menggala, sebaiknya lebih banyak lagi
peralatan, praktik yang dimiliki
3.
Sebaiknya mengembangkan usaha pembibitan buah-buahan sebagai
bagian dari unit produksi sekolah dalam pelatihan siswa
4.
Dapat menjadikan Praktek Kerja Industri ini sebagai
jalan untuk menambah majunya SMK N 1 Menggala.
BAB II
PELAKASNAAN
A.
Waktu
Praktek Kerja Industri di UPTD Balai
Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di laksanakan pada awal semester ke-dua
Tahun Ajaran 2009/2010 tepatnya di mulai tanggal 07 Januari 2010 dan berakhir
05 April 2010.
B.
Tempat
Praktek Kerja Industri ini bertempat
di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura yang terletak di Dusun
Badran Sari, Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.
C.
Metoda
Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di UPTD Balai Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura di lakukan secara berkelompok.
Prinsip pelaksanaan Praktik Kerja Industri sebagai berikut :
1.
Peserta Praktik Kerja Industri berjumlah 17 siswa di
serahkan oleh pihak SMK N I Menggala pada pihak UPTD Balai Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur, selanjuttnya tanggung jawab kegiatan
sepenuhnya di lapangan di kelola oleh UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
2.
Selama berada di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Pekalongan Lampung Timur kegiatan Praktik Kerja Industri mengikuti
hari kerja resmi
3.
Peserta Praktik Kerja Industri SMK N I Menggala di
kelompokan menjadi kelompok praktik di bawah bimbingan Pembimbing Praktik dari
UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
4.
Setiap kegiatan Praktik di bimbing langsung dan hasil
kegiatannya di catat dalam jurnal Praktik Kerja Industri siswa dan di ketahui
Pembimbng lapangan
5.
Selama kegiatan Praktik Kerja Industri, siswa mendapat
materi secara teori dari pembimbing. Sebelum kegiatan lapangan dan hasil
kegiatan lapangan di bahas dalam bentuk diskusi sebagai pendalaman materi dan
memperluas wawasan
6.
Kegiatan Praktik Kerja Industri pada akhir kegiatan
selalu di Evaluasi baik teori maupun Praktik oleh pembimbing lapangan untuk
mengukur kemampuan dan kompetensi secara individu
7.
Sebagai bukti keterlaksanaan Paktik Kerja Industri
siswa wajib menulis laporan dalam bentuk Karya Tulis untuk UPTD Balai Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur dan SMK N I Menggala.
BAB III
KONDISI UMUM UPTD BALAI BENIH TANAMAN
PANGAN DAN HORTIKULTURA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
A. Sejarah Balai Benih Induk
Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung
Timur, berdiri pada tahun 1950 dengan nama Kebun Bibit Srikaton. Pada tahun 1965 berganti nama
menjadi Kebun Bibit Sentral Pembangunan Ampera. Kemudian sejak tahun 1981
berubah nama menjadi Balai Benih Induk Hortikultura Dataran Rendah Pekalongan.
Pada tanggal 17 Juli 1982, berdasarkan Perda No. 07 tahun 1982 dan Surat
Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.G/155/BH/MK/1982,
BBIH Dataran Rendah Pekalongan di tetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
daerah di bawah langsung Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan) Daerah Tingkat I Lampung,
Kemudian, berdasarkan Perda No. 04 tahun 1995 terjadi pergantian semula
Unit Pelaksana Teknis (UPT) menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan
(SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No. 31 tahun 2001 tentang
pembentukan organisasi dan Tata Kerja Satuan Tugas (Satgas) pada Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung.
Kemudian berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung No. 14 tahun 2008 tanggal
13 mei 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung sampai dengan sekarang.
B. Lokasi UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
UPTD Balai Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timurterletak di dusun Badran Sari,
Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur yang berjarak 2
km dari kantor Kecamatan Pekalongan, 25 km dari kantor Kabupaten Lampung Timur,
dan 60 km dari Ibu Kota Provinsi Lampung.
Batas-batas
alamiah Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekaolngan Lampun
Timur meliputi :
Bagian Timur :
Persawahan Penduduk
Bagian Barat : Sungai Way Bunut
Bagian Utara : Sungai Way Bunut dan PT. Sang Hyang Sri
Bagian Selatan : Pagar Embung Dusun Badran Sari
Sedangkan Batas-batas geografis Balai Benih Induk
Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur meliputi :
Bagian Timur :
Desa Tulus Rejo
Bagian Barat :
Desa Karang Rejo
Bagian Utara :
BPPP dan Desa Ganti Warno
Bagian Selatan :
Desa Tulus Rejo.
C. Kondisi Lahan, Topografi, dan Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di
UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
merupakan tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) atau Ultisol dengan pH tanah 5,5 –
6,5 dan terletak pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (m dpl) dengan
kelembaban relatif 60 – 75 %, suhu udara 23 – 360C dan dengan curah
hujan rata-rata 1648,9 mm/tahun dengan topografi yang landai.
UPTD Balai Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur memilki luas areal 64 ha yang
terdiri atas areal pohon induk seluas 30 ha, lahan perbanyakan bibit/benih
seluas 15 ha, sawah tadah hujan seluas 5ha, bendungan seluas 4 ha, kompleks
perumahan seluas 3 ha dan lahan cadangan pinggir sungai seluas 7 ha.
D. Strukrur Organisasi
UPTD
Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur dipimpin
langsung oleh Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas. Dalam menjalankan
tugasnya, Kepala Dinas di Bantu oleh Kepala UPTD dan Kepala Subseksi.
Tugas Kepala Subseksi di Bantu
oleh Penanggung jawab Umum yang membawahi Urusan Umum, Urusan Kepegawaian dan
Urusan Perlengkapan, Penaggungjawab Pembibitan yang membawahi Urusan
Pembibitan, Penaggung Jawab BF (Blok Fondasi) dan SDM yang mengurusi Urusan BF
dan BPMT (Blok Penggandaan Mata Tempel) serta Urusan Alsintan (Peralatan Mesin
Pertanian) dan juga dibantu oleh Penaggungjawab Kultur Jaringan dan Pembinaan
Penangkar serta Urusan Penjualan Benih.
Berdasarkan Surat Keputusan
(SK) Gubernur Lampung No 14 tahun 2008 tanggal 13 Mei 2008, di tetapkan bahwa
Struktur Organisasi Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah
Pekalongan Lampung Timur berbentuk UPTD (Unit Pelaksan Teknis Daerah).
E. Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi UPTD Balai Benih
Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Lampung Timur
berdasarkan Surat Keputusan ( SK ) Gubernur Lampung No. 14 tahun 2008 tanggal
13 Mei 2008 adalah sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Satgas Balai Benih Induk
(BBIH) mempunyai tugas menyiapkan benih unggul bermutu tanaman hortikultur dan
aneka tanaman melalui Pemberdayaan Balai Benih Utama, Balai Benih Pembantu dan
Penangkar Benih.
2. Fungsi
1)
Penyusunan rencana kebutuhan kelas Benih Penjenis
(Breeder Seed) yang dibuthkan untuk tanaman hortikultura dan aneka tanaman yang
perlu di perbanyak bagi keperluan sesuai dengan permintaan.
2)
Perbanyakan Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP)
tanaman hortikulttura dan aneka tanaman sesuai kebutuhan yang telah direncanakan.
3)
Pemberian bimbingan teknis kepada Balai Benih Utama
(BBU) Hortikultura, Balai Benih Pembantu (BPP) Hortikultura dan Penangkar Benih
Hortikultura sebagai penyedia benih sebar untuk keperluan lapangan/masyarakat.
4)
Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Satgas Balai Benih Induk
Hortikultura
F.
Pembinaan Tugas dan Pembinaan Kerja
Adapun
pembinaan tugas dan mekanisme kerja UPTD Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH)
Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur sebagai berikut:
1)
Kepala Subseksi BBI Hortikultura bertanggungjawab
langsung pada Kepala UPTD.
2)
Seluruh petugas bertanggungjawab langsung kepada Kepala
Sebseksi sesuai dengan bidangnya masing – masing
1.
Penaggungjawab Umum
1)
Menyenggelarakan administrasi secara umum dan melakukan
koordinasi dengan penaggung jawab lainnya
2)
Kepegawaian.
3)
Kebersihan lingkungan Kantor dan Keamanan
4)
Menyenggalakan laporan seluruh kegiatan setiap bulan
dengan berkoordinasi dengan penaggungjwab lainnya dan di Bantu oleh Staff
5) penghitungan bibit pada akhir bulan.
2. Penanggung Jawab Pembibitan
1) Menyusun progam dan menyiapkan Perbanyakan
Benih dari pengadaan biji-bijian sampai bibit dikarangtina dan siap dijual
2) Membuat penyerahan bibit yang siap salur
kepada Urusan Perlengkapan (Bendahara Material)
3) Menyiapkan gudang bibit untuk karangtina
bibit
4) Mengatur tenaga kerja baik petugas maupun
tenaga harian
5) Membantu pemasaran bibit atau benih
3. Penanggungjawab BF (Blok Fondasi)
dan SDM
1) Menyusun program pengembangan buah-buahan
varietas baru serta pemelirharaan seluruh Blok Fondasi ( BF ) yang ada termasuk
BPMT.
2) Mencari varietas-varietas lokal yang
unggul untuk dikembangkan sekaligus untuk koleksi tanaman langka.
3) Pemeliharaan dan pemanfaatan alsintan yang
ada.
4) Membagi tugas Staff maupun tenaga harian.
5) Membantu pemasaran hasil kebun.
4. Penaggungjawab Kultur
Jaringan/pembinaan penangkar
1) Membantu program Kultur Jaringan
2) Melaksanakan seluruh kegiatan Kultur
Jaringan terutama perbanyakan bibit
3) Melaskanakan pengamatan terhadap kegiatan
Kultur Jaringan
4) Mengadakan pembinaan penangkar dan
memonitor arus bibit baik jumlah yang di produksi maupun yang tersalur.
5. Penaggungjawab Penjualan
1) Memasarkan bibit yang ada dari hasil kebun
dan di bantu oleh masing-masing penaggungjawab dan urusan penjualan
2) Membukukan seluruh hasil penjualan baik
bibit dan hasil kebun dan di koordinasikan dengan Urusan Perlengkapan
3) Pembuatan nota penjualan
4) Penyetor hasil penjualan ke Bendahara
Penerima yang selanjunya di srahkan ke khas Daerah
6. Urusan Perlengkapan
1) Membantu penaggungunjawab umum di bidang
administrasi barang, Inventaris daerah dan benih/bibit
2) Membukukan barang yang masuk dan keluar baik
barang inventaris maupun bibit
7. Urusan Umum
1) Membantu Penaggung Jawab umu di bidang
administrasi baik laporan kegiatan maupun proyek
2) Melaksanakan kegiatan pelabelan
3) Pengecekan bibit pada akhir bulan
4) melaksanakan pembersihan lingkungan kantor.
8. Urusan Keuangan dan Kepegawaian
1) Membantu penaggungjawab Umum di bidang
Administrasi Keuangan baik kegiatan rutin, gaji dan proyek
2) Membuat absensi kepegawaian setiap bulan
3) Menyelenggarakan administrasi kepegawaian
baik urusan kenaikan pangkat dan gaji berkala serta pensiun
9. Urusan Persemaian
1) Membantu penaggungjawab Pembibitan, baik
pembibitan buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman obat-obatan
2) Melaksanakan kegiatan perbanyakan
benih/bibit
3) Mencatat seluruh Kegiatan perbanyakan
benih
4) Membagi tugas baik karyawan atau tenaga
harian
5) Memelihara bibit di gudang bibit
10.
Urusan BF ( Blok Fondasi ) dan BPMT
( Blok Penggandaan Mata Tempel )
1) Melasanakan pemeliharaan seluruh Blok
Fondasi ( BF ) dan Blok Penggandaan Mata Tempel ( BPMT )
2) Melaksanakan penggantian terhadap tanaman
yang sudah kadaluarsa minimal tiga tahun untuk BPMT
3)
Memperbaiki Screen
House yang rusak
4)
Mencari varietass lokal yang unggul untuk di
kembangkan.
11. Urusan Alsintan ( Peralatan dan
Mesin Pertanian )
1) Membantu penaggungjawab BF dan BPMT di
bidang alsintan baik memelihara maupun memperbaiki alat-alat yang rusak
2) Mengontrol alat-alat dan mesin pertanian
sebelum di opersikan Memanfaatkan alat-alat sesuai kebutuhan masing-masnig
pertanggungjawaban
12. Urusan Penjualan Bibit
1) Membantu penjualan kepada penaggungjawab
penjualan
2) Melaksanakan penjualan bibit setelah jam
kerja maupun hari-hari libur dan hasilnya di setor kepada penanggung jawab
penjualan
13. Bendaharawan Penerima
1) Membukukan seluruh penerimaan dan setoran
PAD (Penerima Asli Daerah) dari penaggungjawab penjualan baik bibit maupun
hasil kebun
2) Menyetorkan hasil penjualan bibit dan
hasil kebun, sewa rumah dinas ke khas Daerah yang di tunjuk.
3) Melaporkan seluruh kegiatan baik penerimaan
maupun hasil storan PAD setiap bulan
14. Bendaharawan Rutin
1) Mengajukan permintaan dana sesuai dengan
DAK (Dana Alokasi Kegiatan)
2) Membukukan seluruh penerimaan dan
pengeluaran
3) Membuat pertanggungjawaban keuangan maupun
fisik Mengeluarkan dan atas permintaan penanggungjawab lapangan yang diketahui
oleh Kepala Subseksi dan di setujui oleh Kepala Satgas
15. PUMK ( Pembayaran Uang Muka
Kerja )
1) Menyiapkan permintaan biaya sesuai dengan
kegiatan yang ada
2) Membukukan semua dana yang di terima maupun
dana yang dikeluarkan oleh proyek
3) Mengeluarkan dana sesuai permintaan
lapangan oleh penanggungjawab masing-masing yang di setujui oleh Kepala
Subseksi
4) Membuat Pertanggungjawaban baik fisik
maupun keuangan ( SPJ ) / Surat Pertanggung Jawaban ) pada proyek. Membuat
laporan kegiatan setiap bulan
G. Ketenagakerjaan
Tenaga
kerja Di UPTD Balai Benih Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung
Timur Berjumlah 29 orang, dengan 25 orang merupakan karyawan tetap (PNS).
Karyawan tetap mempunyai hak yang sama dalam menerima gaji dari pemerintah
setiap bulannya dan di ijinkan karena sakit atau cuti tanpa adanya potongan
gaji yang di terimanya.
BBI Hortikultura menggunakan
pekerja harian lepas ( PHL ) pada saat kegiatan di lapangan kekurangan tenaga
kerja seperti pada saat pengeranjangan atau pemindahan ke polybeg untuk pesanan atau pada saat penanaman seeding bawah pada persemaian II yang jumlah tenaga kerja hariannya
di sesuaikan dengan kebutuhan dan biasanya bersifat semntara. Tenaga kerja
harian berhak menerima bayaran sesuai dengan yang telah di sepakati berdasarkan
jumlah hari kerjanya.
H. Anggaran Kegiatan
Sumber
dana operasional di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan
Lampung Timur berasal dari :
- Anggaran
Rutin
Anggran rutin yang di terima
BBIH setiap tahunya berasal dari Pemerintah Daerah Tingakat I povinsi Lampung
yang di gunakan untuk membiayai kegiatan rutin.
- Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )
Dana dari APBN di gunakan
untuk mengisi kegiatan-kegiatan utama berupa pengujian-pengujian melalui proyek
pengembangan tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung
- Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dana dari APBD di gunakan
unttuk memenuhi beberapa usulan keggiatan yang tidak tetampung.
I. Sarana dan Prasarana Pendukung
Sarrana dan Prasarana pendukung yang ada di UPTD
(BBIH) Pekalongan Lampung Timur anatara lain :
- Bangunan
perkantoran
- Bangunan
Gudang penyimpanan peralatan pertanian
- Bangunan
gudang penyimpanan meesin-mesin pertanian
- Bangunan
penyimpanan pupuk
- Bangunan
penempatan benih ( Kandang Benih )
- Bangunan
musholla dan kamar mandi umum
- Perumahan
pegawai
- Angsa-angsaan
(Water cycle) sebagai sarana
rekreasi
BAB IV
REALISI KEGIATAN
A. Perbanyakan
Bibit Kelengkeng dengan Cara Okulasi
1. Mengenal Tanaman Kelengkeng
Tanaman kelengkeng tumbuh pada ketinggian 200 - 600 m
Dpl, dengan curah hujan 1500 – 3000 ml/tahun, memiliki pH yaitu 5 - 6,5.
Kelengkeng bisa diperbanyak dengan cara okulasi, cangkok, sambung pucuk dan,
susuan.
2. Jenis-jenis Kelengkeng :
a. Dari Indonesia :
Batu,
Kopyor, Aroma durian, Sugiri, Titok
b. Dari
Thailand:
Tiga Jari,
Pimpong, Dhymond
c. Dari cina:
Whangrai
3. Sentra Produksi kelengkeng di Indonesia :
1) Jawa Tengah :
a. Kudus
b. Temanggung
c. Grobokan
2) Jawa Timur :
a. Tamyang
b. Kepanjen
c. Kali
Baru
3) Bali :
a. Gianyar
b. Tabanan
Kelengkeng mulai
berbunga pada umur 2 – 4 tahun dan dari bunga sampai menjadi buah yang matang
membutuhkan waktu 120 hari.
B. Cara Perbanyakan Untuk Bibit Okulasi
1. Seleksi biji:
a.
Pilih biji yang baik (contoh kelengkeng titok) dan
jangan berasal dari kelengkeng hutan karena memperlambat pertumbuhan perakaran
b.
Cuci biji sampai bersih
c.
Di hamparkan di tempat yang lembab
2. Persemaian di polybag
a.
Buat
media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1
b.
Masukan
dalam polybag yang berukuran kecil
c.
Biji
di tanam kedalam polybag 1 biji/polybag
d.
Polybag
di susun 5 baris memanjang
e.
Dilakukan
penyiraman
f.
Di
beri naungan
g.
Di
jaga kelembabanya
h.
Setelah
3 bulan di pindahkan ke persmaian ke-II.
3. Persemaian ke II
a.
Siapkan
bedengan untuk pemindahan bibit dari Polybag
b.
Buat
lubang pada jarak 12cm x 15cm
c.
Buka
polybag dan masukan ke lubang dengan mengikutkan tanahnya
d.
Ditutup
dengan pupuk kandang
e.
Dilakukan
penyiraman agar berlembab
f.
Setelah
satu bulan dilakukan pemupukan menggunakan NPK secukupnya 200 gram/batang
g.
Bila
ada hamanya perlu dilakukan penyemprotan menggunakan insektisda dengan dosis 2
– 3 ml/L
h.
Setelah
kurang lebih 3 – 5 bulan dilakukan okulasi
i.
Setelah
21 hari tali di buka biarkan 3 – 4 hari
j.
Dilakukan
pelengkuran atau perundukan 2 cm di atas mata tempel yaitu pemotongan 2/3
bagian batang lalu di rudukan agar mempermudah pertumbuhan mata tunas
k.
Setelah
mata tempel mencapai diatas 15 cm di lakukan pemotongan 2 cm di atas mata
tempel
l.
Dilakukan
pemupukan pada umur 2 bulan dari pengokulasian menggunakan NPK atau pupuk
kandang
m.
Setelah
tunas okulasi 30 – 40 cm di lakukan pengeranjangan (merang = pupuk kandang =
tanah) dengan perbandingan (1 : 1 : 1)
n.
Bibit
di letakan di tempat yang teduh selama satu bulan
o.
Bibit
siap di pasarkan atau di tanam
4. Cara Menanam Kelengkeng
a.
Pengolahan
tanah
b.
Pemasangan
ajir dengan jarak (8m x 8m) atau (8m x 10m)
c.
Membuat
lubang dengan ukuran (p=60cm, l=60cm, t=50cm)
d.
Di
beri pupuk kandang sebanyak 20kg/lubang diaduk dengan tanah lapisan atas (tanah
topsoil)
e.
Biarkan selama satu minggu
f.
Dilakukan
penanaman pada posisi tegak (vertikal)
g.
Dilakukan penyiraman
h.
Di beri naungan
i.
Bila
ada Gulma, Hama, dll dilakukan penaganan
j.
Setelah satu tahun dilakukan pemupukan dengan NPK
250gram/batang
BAB V
TEKNIK OKULASI TANAMAN KELENGKENG
Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman
yang cukup populer. Pasti sudah banyak yang tahu cara okulasi. Okulasi adalah
suatu sistem perbanyakan tanaman dengan cara menempelkan mata tunas batang atas
ke batang bawah untuk mendapatkan hasil yang di kehendaki. Hanya saja okulasi
tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya. Pada dasarnya
langkah-langkah Okulasi dapat di jelaskan sebagai berikut :
- Batang
bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2 cm kemudian ditarik kebawah
hingga menyerupai lidah lalu bagian lidah dipotong separuhnya.
- Mata
tunas (entres) pada cabang disayat bersama sebagian kayunya dari arah
bawah keatas sepanjang 2 cm, kemudian bagian kayu dikelupas.
- Mata tunas
(entres) ditempelkan / disisipkan pada celah sayatan batang bawah hingga
benar-benar menyatu.
- Pada
bidang tempelan (okulasi) dibalut dengan plastik bersih mulai dari
tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi.
- Pada
umur 21 hari setelah penempelan pembalut plastik dapat dibuka untuk
mengetahui keberhasilannya.
- Apabila
mata tempel menyatu dan berwarna hijau segar berarti okulasi berhasil,
namun bila berwarna coklat sampai hitam dan kering berarti penempelan gagal.
A. Mempersiapkan Batang Bawah
Cara
mempersiapkan batang bawah untuk okulasi yaitu :
1.
Menyiapkan biji untuk di tanam, yaitu yang sehat tidak
cacat
2. Biji di tanam di polybeg satu persatu
3. Di lakukan penyiraman, serta di beri
naungan atau atap ± 5 – 10 m
4. Polybeg di susun 5 baris memanjang di
bawah atap naungan
5. Setelah 3 bulan di pindah ke tempat
persemaian (sailing)
6. Siapkan tempatnya dengan baik dan tanam
pada jarak 12 cm X 15 cm
7. lalu di lakukan penyiraman, serta
perawatannya
8. Setelah 3 – 5 bulan batang bawah tersebut
siap di okulasi dan menjadi calon batang bawah untuk di okulasi
B. Mempersiapkan Batang Atas
Batang atas merupakan bagian penting dalam
okulasi. Cara mempersiapkan batang bawah yaitu, mencari tanaman yang sesuai
untuk dijadikan batang atasnya. Lalu ambil rantingnya pada tanaman kelengkeng
itu dan daun yang ada pada ranting di pangkas agar mempermudah dalam
pengambilan mata tunas nantinya.
C. Mempersiapkan Alat Okulasi
Alat yang digunakan okulasi
antara lain pisau dan plastik. Pisau okulasi dapat di cari di toko – toko alat
pertanian mengapa harus menggunakan pisau khusus okulasi sendiri karena apabila
menggunakan sembarang pisau akan di khawatirkan pisau itu kotor dan tidak baik
untuk pengokulasian.
D. Melakukan Okulasi
Okulasi di lakukan apabila
batang bawah sudah siap di Okulasi dan batangnya minimal sebesar jari telunjuk,
okulasi yang baik di lakukan pada pagi atau sore hari. Melakukannya jangan pada
musim yang banyak hujannya.
E. Memelihara Bibit Okulasi
1. Pilih biji yang baik (contoh kelengkeng
titok) dan jangan berasal dari kelengkeng hutan karena memperlambat pertumbuhan
perakaran
2.
Cuci biji sampai bersih
3.
Di hamparkan di tempat yang lembab
4. Buat media tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1
5. Masukan dalam polybag yang berukuran kecil
6. Biji di tanam kedalam polybag 1
biji/polybag
7. Polybag di susun 5 baris memanjang
8. Dilakukan penyiraman
9. Di beri naungan
10. Di jaga kelembabanya
11. Setelah 3 bulan di pindahkan ke persmaian
ke-II.
12. Siapkan tempat lalu beri jarak 12cm x 15cm
13. Buat lubang pada tempat yang ditentukan
14. Buka polybag dan masukan ke lubang dengan
mengikutkan tanahnya
15. Ditutup dengan pupuk kandang
16. Dilakukan penyiraman
17. Setelah satu bulan dilakukan pemupukan
menggunakan NPK secukupnya
18. Lalu ditutup atau diripu
19. Bila ada hamanya perlu dilakukan
penyemprotan menggunakan insek atau pastac dengan dosis 2 – 3 ml/L
20. Setelah kurang lebih 3 – 5 bulan dilakukan
okulasi
21. Setelah 21 hari tali di buka
22. Biarkan 3 – 4 hari
23. Dilakukan pelengkuran atau perundukan 2cm
di atas mata tempel
24. Setelah mata tempel mencapai diatas 15cm
dilakukan pemotongan 2cm di atas mata tempel
25. Dilakukan pemupukan menggunakan NPK atau
pupuk kandang
26. Setelah tunas okulasi 30 – 40cm di lakukan
pengeranjangan (merang = pupuk kandang = tanah)
27. Bibit dikarangtinakan selama satu bulan.
Bibit siap di pasarkan atau di tanam
F. Beberapa rahasia yang bisa
mempengaruhi keberhasilan okulasi :
1. Memilih mata
Ketepatan
memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan
okulasi. Mata tunas yang
dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan
mangga, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil.
Sementara untuk tanaman lain, Adung alias
Abdul Ghani menyarankan mata yang sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan
duren sering diakali dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis
daun pada pucuk pohon mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru.
Nah, tunas baru itulah yang bisa dipakai.
2. Cara menyayat
Perhatikan juga cara
membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh
tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk
tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun
ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada.
Tunas baru pun tidak bakal tumbuh.
Tak boleh ada kayu yang tertinggal di
kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan
diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru
kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau
yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.
3. Cara mengikat
Mengikat mata tempel juga tidak boleh
sembarangan. Ikatan harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus
pas, tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna
sudah cukup. Kalauterlalu kencang, bisa tercekik.
Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga
tidak ditutup. Mata tunas
yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa
masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh.
Kalau mata tunas tidak
ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa
busuk kalau kena air.
4. Kecepatan kerja
Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus
cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel.
Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak
terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih
dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat yang dibutuhkan.
Siapkan dulu mata tempel, baru sayat
batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di
tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari
tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil
okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada
air yang masuk ke sambungan.
BAB VI
PEMBAHASAN
Di dalam mengokulasi suatu
tanaman perlu di perhatikan ketika melakukannya. Seperti halnya dalam menentukan
hal-hal berikut ini Batang bawah yang harus di perhatikan adalah memilih batang
bawah yang baik yaitu memiliki ciri-ciri :
1. Memiliki system perakaran yang kuat
2. Tanaman tahan terhadap hama dan penyakit
3. Tanaman tahan terhadap kekeringan
Karena untuk mendapatkan hasil
okulasi yang memiliki perakaran yang kuat, serta tahan kekeringan dan hama
penyakit. Dalam memilih mata tunas yang perlu di perhatikan syarat-syaratnya
antara lain :
1. Tanaman pernah berbuah minimal 3 kali
2. Bukan berasal dari tunas air
3. Batang harus sehat
Karena tanaman hasil okulasi
nantinya akan sama sifatnya dengan sifat
tanaman yang dijadikan untuk mata temple (entres). Misalnya rasa manis,
buah lebat, atau cepat matang dan sebagainya.
Ketika dalam menempelkan mata tunas itu perlu sekali ketelitian dan
kehati-hatian. Karena apabila mata tempel tidak menyatu baik dengan batang yang
akan di tempel kemungkinan tidak berhasil okulasinya. Oleh karena itu harus
teliti dan bersih (Steril)
Selanjutnya teknik pembalutan
dengan plastik di sekitar wilayah mata tempel pembalutan di mulai dari bawah ke
atas dan ke bawah lagi, pembalutan di lakukan agar mata tempel tidak terkena
air apabila terkena air hujan. Bila tekena mata tempel akan membusuk dan gagal
okulasinya.
Apabila tanaman telah mencapai
umur 21 hari dari penempelan, plastik dapat di buka selanjutnya dapat di
tentukan okulasi itu jadi atau tidak. Apabila mata tempel berwarna hijau segar
berarti okulasi berhasil dan apabila berwarna coklat sampai hitam dan kering
atau busuk penempelan gagal.
Oleh karena itu sebaiknya
pembalutan mata tempel harus rapat dan tidak terkena air hujan dan siraman,
Sebab mata tunas okulasi sangat rentan terhadap kelembaban udara yang di ikuti
serangan jamur.
Dalam mengeranjagkan bibit
okulasi sebaiknya di lakukan ketika bibit siap di keranjangkan. Media yang dibrikan untuk pengeranjangan
antaralain merang, pupuk kandang, dan tanah. Melakukan pengeranjangan harus di
lakukan dengan hati – hati dan teliti. Karena apabila tidak memperhatikan akar
mana yang akan di patah dan tidak menjaga batangnya, kemunginan tanaman menjadi
rusak.
Bibit yang sudah di keranjang
di tempatkan pada tempat yang teduh tidak terlalu panas dan tidak terlalu
kurang matahari. Sebab sinar matahari yang terlalu panas dapat merusak tanaman
itu karena daun yang berfotosintesis sedang dalam masa penyempurnaan, dan
apabila kekurangan sinar matahari proses fotosintesis sangatlah kecil dan
kurang baik untuk bibit tersebut.
Oleh karena itu sebaiknya di
buatkan naungan agar sinar matahari yang di berikan tanaman stabil.
-->
BAB VII
ANALISA USAHA TANI BIBIT KELENGKENG
(maaf perhitungan tidak di tuliskan)
1. Jumlah semua biaya produksi (
modal )
Dari hasil penjumlahan di atas di peroleh biaya produksi suatu
perusahaan atau modalnya yaitu Rp.16.506.200
2. Jumlah semua hasil bibit
Dari penjumlahan di atas di peroleh semua
harga bibit yaitu Rp.90.000.000
3. Keuntungan yang di peroleh
Dari perhitungan Budidaya di atas di
peroleh keuntungan ( Jumlah semua hasil bibit di kurang Jumlah semua biaya
produksi) Rp.90.000.000 – Rp.16.506.200 = Rp.73.493.800
4. Biaya Produksi Perbibit
Dari perhitungan di atas maka di
peroleh biaya perbibit dengan rumus
Jumlah semua biaya produksi = 16.506.000
Jumlah semua bibit = 10.000
Jadi biaya produksi perbibit
adalah Rp.1.651
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di UPTD Balai Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura yaitu mempelajari cara perbanyakan tanaman buah-buahan
khususnya buah kelengkeng.
Perbanyakan buah kelengkeng di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura mayoritas menggunakan system okulasi di karenakan selain varietas
buah bisa di samakan, merupakan cara mudah untuk mendapatkan bibit dalam jumlah besar. Melalui pengalaman Praktik Kerja Industri ternyata
menambah kemampuan penulis dalam membudidayakan tanaman kelengkeng serta dapat
di jadikan bekal untuk hidup mandiri.
Dan tidak lupa pula beberapa cara yang bisa mempengaruhi keberhasilan
okulasi seperti halnya dalam memilih mata, cara menyayat, cara mengikat,
kecepatan kerja.
Dan cara okulasi yang baik sebaiknya di lakukan pada musim yang tidak
terlalu banyak hujan agar okulasian tidak membusuk. Untuk setiap 10.000 Bibit
Kelengkeng Okulasi dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 73.493.800
B.
SARAN
1.
Perlu penambahan serta pengembangan laboatorium
guna meningkatkan mutu benih yang berkualitas tinggi, dan penambahan sumber daya manusia yang berupa tenaga ahli
sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk kemajuan dan efisiensi kerja yang
lebih baik di UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura
2.
Sistem
pendistribusian bibit perlu dilakukan pembenahan dan pengkajian secara cermat,
agar biaya dalam pemeliharaan bibit dapat di tekan sekecil mungkin dengan
lancarnya sistem pendistibusian bibit diharapkan dapat membantu dan memacu
produksi bibit dan meningkatkan produktifitas tanpa mengabaikan kualitasnya.
3.
Menggunakan
tenaga yang baik dan jangan salah mempergunakan tenaga kerja antara belajar
dengan pekerja.
4.
Menambah
fasilitas agar lebih mudah dalam melakukan kegiatan kerja di UPTD Balai Benih
Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura
5.
Mengupayakan
tempat yang bersih terutama di embung karena sebagai tempat sumber dari objek
wisata
6.
Untuk
sekolah sebaiknya sering melakukan monitoring agar keluhan yang di butuhkan
dapat di mengerti dan menambah pengalaman untuk anak yang Praktik Kerja
Industri dan untuk kedepannya
7.
Dalam
menempatkan Praktik Kerja Industri sebaiknya jangan terlalu hanya bebrapa
tempat perlu penambahan agar banyak hubungan untuk kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anggagan, N.S.B. Dell and N. Malajzuk, 1998. Effects of chromium and nickel on growth of
the ectomycorrizal fungus pisolithus and formation of ectomycorrizas on Eu
calyptus Urophyla S.T Blake. Geordama 84.
http :
//id.Wikipedia.org/wiki Budidaya Kelengkeng
http :
//www.budidaya.co.id/okulasi tanaman
Badan
Agribisnis Departemen Pertanian bekerjasama penerbit kanisius. 1999 Kelayakan investasi Agribisnis 1.
Kanisius. Yogyakarta .
Badan penelitian
dan pengembangan pertanian, 1992.
Balai pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP )
Sulawesi Selatan : http : // sulsel.litbang.deptan.go.id/online version
Anonim, Budidya Tanaman Buah-buahan, (Lampung Timur :
BBIH Pekalongan, 2007)