Jumat, 08 Maret 2013

PEMBUKAAN LAHAN SINGKONG (Makalah Dasar-Dasar Budidaya Tanaman)

PEMBUKAAN LAHAN SINGKONG
(Makalah Dasar-Dasar Budidaya Tanaman)




Oleh
NURHUDIMAN
1114121146




JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
I PENDAHULUAN

1.             Latar Belakang

Pada saat ini banyak lahan yang digunakan untuk pengolahan pertanian. Banyak areal lahan pertanian yang sudah mulai dibuka mulai dari kawasan hutan sampai kawasan yang bongkor oleh tanaman-tanaman  yang tumbuh dengan sendirinya. Pembukaan areal lahan diperlukan untuk memulai suatu langkah dalam pertanian. Tanpa adanya pembukaan lahan untuk dilakukan suatu kegiatan budidaya tanaman tidak akan berjalan dengan baik.

Pembukaan lahan singkong dapat dilakukan dengan kondisi lahan yang akan digunakan.  Baik dari asal mula tanah tersebut ataupun formulasi pada tanah tersebut. Tanaman singkong merupakan salah satu tanaman yang memerlukan unsur hara yang cukup. Di Indonesia tanaman singkong begitu populer karena keadaan iklim yang baik dan mudah penanamanya. Selain itu  hasil yang baik  dengan harga yang mecapai target pembelian sehingga petani banyak yang mengambil jalan mudah dengan menanam singkong. Yang terpenting dalam penanaman singkong ini adalah pembukaan lahan singkong yang  akan digunakan untuk penanaman.

2.             Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah dengan judul pembukaan lahan singkong adalah sebagai berikut:

1.             Agar mahasiswa mengetahui pembukaan lahan untuk penanaman tanaman singkong
2.             Agar mahasiswa belajar cara pembukaan lahan pada tanman yang akan dibudidayakan.


II PEMBUKAAN LAHAN SINGKONG

1.             Pembukaan lahan secara umum

Pembukaan lahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan manual dengan melakukan pembabatan dan pembakaran (slash and burn) atau dengan cara mekanisnya dengan memakai alat-alat seperti buldozer. Melakukan cara manual yaitu dengan pembabatan dilakukan dengan membabat rumput dan menebang pohon yang ada di lahan. Setelah dilakukan pembabatan dibersihkan sisa-sisa rumput tersebut dari lahan bisa dikumpulkan atau kayunya dibawa pulang untuk kayu bakar. Untuk pembakaran dilakukan pembaaran pada areal lahan tetapi untuk saat ini sudah tidak diperbolehkan oleh pemerintah karena dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan bumi ini.

Dengan cara mekanisnya yaitu menggunaka alat-alat seperti buldozer yaitu alat yang dirancang untuk menghancurkan dan menebang pohon disekitarnya. Alat ini juga dapat digunakan untuk mencabut tanaman seakar-akarnya sehingga memberikan hasil yang begitu baik. Sisa-sisa tumbuhan tersebut dikumpulkan dan dapat ditimbun atau dibakar.Pembukaan lahan untuk ditanami singkong

Lahan yang akan ditanami singkong harus diupayakan bersih dari tunggak, kayu, dan rumput. Oleh karena itu perlu dilakukan pembukaan lahan baik secara manual ataupun secara mekanis. Lahan yang masih semak belukar dapat dilakukan pembabatan dan pembakaran. Lahan tersebut dibabat semak-semakya lalu dikumpulkan potongan kayunya dapat dijadikan kayu bakar atau keperluan lainya, bisa kemungkinan sisa-sisa tumbuhan tersebut dibakar. Lahan singkong yang sudah pernah ditanami langsung dilakukan penggemburan tanah dan selanjutnya dibersihkan kembali rumput-rumput yang masih berserakan.

Lahan yang akan ditanami singkong harus memiliki Tanah yang paling sesuai yaitu berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ketela pohon yang lebih baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon. Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
Dalam melakukan persiapan pembukaan lahan yaitu ada Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:
a.       Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
b.      Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
c.       Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.
d.      Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Apabila pada saat panen nantinya harga akan anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi panen raya maka volume produksi diatur seminimal mungkin.
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor

Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau, pada tanah tegalan yang arealnya relatif lebih sempit oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam/tanah gembut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
a.              Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
b.             Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
c.              Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
d.             Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.

Pembukaan dan Pembersihan Lahan


Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.

Pembentukan Bedengan (Guludan)

Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.

Pengapuran (Bila diperlukan)

Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah
kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan adalah 1 - 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.


TEKNIK PENANAMAN

Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm.


Cara Penanaman

Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.



III KESIMPULAN


Dari materi yang sudah dibuat maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.             Pembukaan lahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembabatan dan pembakaran atau juga dengan alat-alat seperti buldozer.
2.             Penggunaan alat dirancang untuk penghancuran dan penebangan pohon disekitarnya serta alat ini mencabut tanaman seakar-akarnya
3.             Lahan yang belum pernah dipakai harus dilakukan pembukaan lahan dan lahan yang sudah pernah ditanami sinkong cukup dibersihkan rumputnya dan digemburkan tanahnya
4.             Untuk persiapan yang perlu diperhatikan yaitu pH tanah, jenis tanah, ketetapan waktu, luas areal penanaman

DAFTAR PUSTAKA


Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta

Danarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Swadaya, Jakarta

Rahmat Rukmana, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta








Postingan Terkait

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih, sangat membantu

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *