GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG
PENGAMATAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG
(Laporan Praktikum
Penyakit Penting Tanaman)
Oleh
Nurhudiman
1114121146
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Sebagai akibat terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit, maka akan terjadi perubahan pada tanaman dalam: Bentuk, ukuran, warna, tekstur dan lain-lain. Perubahan tersebut seringkali merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu. Tetapi adakalanya untuk satu macam penyakit menimbulkan lebih dari satu macam perubahan.
Penyakit bisa muncul karena disuatu
tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan. Ini yang disebut segitiga
penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu faktor
tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat
yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman
harus peka, penyebab penyakit harus virulen (fitdan ganas), dan lingkungan
mendukung
Oleh karena itu untuk mengetahui
penyakit pada tanaman jagung perlu mempelajari dan mengamati Gejala dan Tanda
penyakit penting tanaman jagung.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui
penyakit-penyakit penting yang menyerang tanaman jagung.
2. Untuk mengetahui gejala penyakit tanaman jagung
3. Untuk
mengetahui tanda penyakit tanaman jagung
4. Untuk
mengetahui faktor penyebab terjadinya penyakit pada jagung
5. Untuk mengetahui cara pengendalian penyakit-penyakit tanaman jagung
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum adalah jarum, coverglass, preparat dan mikroskop.
Alat yang digunakan pada praktikum adalah jarum, coverglass, preparat dan mikroskop.
Sedangkan bahan yang di gunakan adalah aquades, tanaman
jagung yang terserang penyakit dan
air.
2.1 Prosedur Percobaan
Pada tanaman yang terkena penyakit selain karat daun hanya dilakukan pengamatan gejala dan tanda penyakitnya laul digambar . Sedangkan pada penyakit karat langkah-langkah yang dilakukan yaitu dengan diambil bagian tanaman yang terserang penyakit. Kemudian dikerok bagian tanaman yang terserang penyakit. Lalu diletakan pada preparat, diberikan aquades, ditutup dengan cover glass dan terakhir diamati dengan mikroskop.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Penyakit Bulay pada tanaman jagung disebabkan oleh Perenosclerospora maydis |
Hawar pada tanaman
jagung disebabkan oleh
Helminthosporium turcicum dan Exserohilum turcicum
|
Virus kerdil pada tanaman jagung |
Karat pada tanaman jagung disebabkan oleh Puccinia sorghi |
3.1. Pembahasan
Semua struktur patogen yang terdapat pada permukaan tanaman yang dapat dilihat secara makroskopis (khusus penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri) disebut tanda penyakit (Ardian, 2009). Sedangkan, gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sebagai suatu reaksi pada patogen. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel tumbuhan (Agrios, G.N, 1996).
Pada praktikum ini terdapat beberapa
penyakit penting tanaman jagung yang diamati yaitu:
1. Bulai
( Peronosclerospora maydis )
Penyakit bulai disebabkan oleh
cendawan Peronosclerospora maydis
yang luas sebarannya. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih
muda umumnya tidak menghasilkan buah dan terjadi malformasi pada tanaman juga
penumpukan daun karena dampak dari tidak terbentuknya buah. Penyakit bulai merupakan penyakit yang
berbahaya bagi tanaman jagung. Penyakit
ini memiliki tanda terdapat seperti
tepung pada pagi dan cuaca lembab.
Gejala yang timbul dengan adanya warna putih sampai kekuningan pada permukaan daun, diikuti oleh garis-garis klorotik, daun berbentuk kaku, tegak dan menyempit, bentuk tongkol tidak normal. Ciri lainnya, pada pagi hari di sisi bawah daun terdapat lapisan berbulu halus berwarna putih yang terdiri atas konidiofor dan konidium jamur. Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas ke seluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh, sehingga semua daun terinfeksi.
Jamur dapat bertahan hidup sebagai miselium dalam biji, namun tidak begitu penting sebagai sumber inokulum. Infeksi dari konidia yang tumbuh di permukaan daun akan masuk jaringan tanaman melalui stomata tanaman muda dan lesio lokal berkembang ke titik tumbuh yang menyebabkan infeksi sistemik. Konidiofor dan konidia terbentuk keluar dari stomata daun pada malam hari yang lembab. Apabila bijinya yang terinfeksi, maka daun kotiledon selalu terinfeksi, tetapi jika inokulum berasal dari spora, daun kotiledon tetap sehat. Faktor Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, gelap, dan suhu tertentu.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan pengendalian terpadu atau
penanaman varietas unggul dan tahan bulai. Penanaman varietas tahan ontohnya adalah Sukmaraga,
Lagaligo, Srikandi K-1, Lamuru dan Gumarang. Selain itu dapat juga dikendalikan dengan periode
bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan di areal pertanaman, tanam serempak, tanam awal musim hujan dan akhir musim hujan, pemusnahan seluruh bagian tanaman yang
terinfeksi penyakit bulai sampai ke akarnya atau penggunaan fungisida Metalaksil pada benih jagung (perlakuan
benih).
2.
Penyakit
Hawar Daun
Penyakit ini disebabkan oleh Helminthosporium turcicum untuk hawar kecil dan Exserohilum turcicum untuk hawar besar. Cendawan ini dapat bertahan hidup
dalam bentuk miselium dorman pada daun atau pada sisa sisa tanaman di lapangsemakin
memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik dan disebut hawar, Tandanya warnanya hijau keabu-abuan atau coklat dan konidianya bersekat. Bercak
muncul awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Salah satu gejalanya infeksi berat dapat mengakibatkan
tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol
atau klobot.
Faktor yang mempengaruhi yaitu kelembaban, serta suhu yang mendukung pertumbuhan cendawan ini, umumnya
cendawan berkecambah pada pagi hari. Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan seperti
Bisma, Pioner2, pioner 14, Semar 2 dan 5 dapat juga dengan eradikasi tanaman
yang terinfeksi bercak daun. Terakhir penggunaan fungisida dengan bahan aktif
mankozeb dan dithiocarbamate.
3. Penyakit virus Kerdil
Gejala penyakit ini
tanaman menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi
garis-garis kuning, dan Tandanya dilihat secara keseluruhan tanaman tampak berwarna agak kekuningan
mirip dengan gejala bulai namun permukaan daun bagian bawah dan atas dipegang
tidak terasa adanya serbuk spora. Penyebaran virus dapat terjadi secara mekanis
atau melalui serangga Myzus percicae
dan Rhopalopsiphum maydis secara non
persisten. Tanaman yang terinfeksi virus ini umumnya terjadi penurunan hasil.
Pengendalian dapat dilakukan dengan mencabut tanaman yang terserang infeksi tanaman dan sekitarnya ataupun pertanaman yang akan datang, mengadakan
pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama, penggunaan
peptisida apabila di lapangan populasi vektor cukup tinggi, dan tidak
penggunakan benih yang berasal dari tanaman yang terinfeksi virus
4. Karat
(Puccinia sorghi)
Penyakit ini disebabkan oleh Pucinia sorghi. Gejala pada tanaman jagung yang terinfeksi penyakit karat adalah
adanya bisul, terutama pada daun. Bisul terbentuk pada kedua permukaan daun
bagian atas dan bawah. Tanda Bisul
dengan warna coklat kemerahan tersebar pada permukaan daun dan berubah warna
menjadi hitam kecoklatan setelah teliospora berkembang. Bisul ini dapat
terlihat jelas dan bila dipegang akan terasa kasar pada saat terjadi penularan
berat, daun menjadi kering Di lapang kadang-kadang epidermis tetap menutupi
urediosorus sampai matang. Tetapi adakalanya epidermis pecah dan massa spora
dalam jumlah besar menjadi tampak.
Faktor
yang mempengaruhi perkembangan
penyakit yaitu daerah tropik basah dan pegunungan, uredospora banyak dipencarkan di tengah hari, menginfeksi
tanaman melalui stomata, jenis
tanaman seperti kulinga, urguna, wiyasa, pioneer merupakan varietas yang rentan,
Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan jenis tanah yang
baik penggunaan
fungisida
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini
adalah:
1.
Penyakit yang terjadi pada tanaman jagung yaitu;
Bulay, Hawar, kerdil dan karat.
2.
Gejala yang yang terjadi pada penyakit tanaman
jagung adalah Keadaan daun berubah dari bentuk aslinya ada yang mengarat,
bergaris, mengering dan ada serbuk-serbuk pada daun.
3.
Penyakit pada tanaman jagung dapat dilihat
dengan tanda yang ada seperti adanya tepung, konidia bersekat dan adanya pustul
4.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit
yaitu; suhu, kelembaban, intensitas matahari, dan perawatan pelaku petani.
5.
Pengendalian penyakit pada tanaman jagung dapat
dilakukan dengan mencabut tanaman yang terserang, melakukan rotasi tanaman,
penanaman bibit tahan serangan, dan penggunaan bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios,G.N.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada
University Press: Yogyakarta.
Jackson RW (editor). (2009). Plant Pathogenic
Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister Academic Press..
Mujim, Subli. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan
(Buku Ajar). 2009. Bandarlampung. Universitas lampung.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Surtikanti. 2009. Penyakit Hawar Daun Helminthosporium
sp. Pada tanaman jagung di Sulawesi Selatan dan Pengendaliannya. Balai
Penelitian Tanaman Serealia. Hlm 450-453
Tidak ada komentar:
Posting Komentar