Selasa, 02 April 2013

IDIOTIPE TANAMAN UBI KAYU (Makalah Pemuliaan Tanaman)



Oleh
Kelompok 6
Lia Septiana                           1114121118
Mutia Kusuma Wardani        1114121138
Nur Mutiara Pauza                1114121144
Nurhudiman                            1114121146




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN

Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.
Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionina.
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan.
Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810[1], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.
Tanaman singkong ini tumbuh baik di Indonesia dengan beberapa varietas unggul seperti Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 dan Malang 6. Masing-masing varietas ini memiliki karakteristik tertentu. Pada makalah ini akan dijabarkan karakter-karakter varietas tersebut serta idiotipe tanaman ubi kayu.



II. ISI

Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman pangan yang sudah dibudidayakan sejak lama oleh para petani.  Singkong juga dibudidayakan secara luas, hampir disetiap daerah dengan mudah dapat kita temui tanaman ini.  Selain itu singkong juga mudah untuk dibudidayakan,singkong tidak memerlukan teknologi budidaya yang kompleks.  Namun masih banyak yang membudidayakan singkong ini tanpa mengetahui varietas apa yang ditanam.  Bahkan banyak yang menanam singkong ini dengan bibit yang asal-asalan hanya mengikuti kebiasaan setempat saja.
Padahal Kementrian Pertanian Republik Indonesia melalui Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian sudah mampu menghasilkan bibit singkong unggul dengan potensi hasil yang tinggi. Potensi hasilnya rata-rata lebih dari 20 ton per hektar, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 ton per hektar umbi segar.  Namun sayang sekali sosialisasinya dikalangan petani masih sedikit sekali sehingga petani belum mengetahui beberapa varietas unggul singkong ini.
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4, UJ-3, UJ-5 maupun Malang 6.

Adira 1
Adira 1 mempunyai pucuk daun berwarna coklat dengan tangkai merah pada bagian atas dan merah muda pada bagian bawahnya.  Bentuk daunya menjari agak lonjong.  Warna batang muda hijau muda  sedangkan batang tua coklat kuning. Umur tanaman antara 7 -10 bulan dengan tinggi tanaman mencapai 1-2 meter.

Umbinya berwarna kuning dengan kulit luar coklat dan kulit dalam kuning.  Umbinya mempunyai rasa yang enak direbus, degan kadar tepung 45% dan kadar protein 0,5% pada saat basah serta kadar sianida (HCN) mencapai 27,5 mg per kilogram.  Umbinya cocok untuk diolah menjadi tape, kripik singkong atau dikonsumsi langsung.
Adira 1 agak tahan terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus), tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum, dan Xantohomonas manihots.
Adira 1 mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi mencapai rata-rata 22 ton per hektar

Adira 2
Adira 2 mempunyai ciri-ciri daunya berbentuk menjari agak lonjong dan gemuk dengan warna pucuknya ungu.  Warna tangkai daun bagian atas merah muda dan bagian bawahnya hijau muda.  Warna tulang daunya merah muda pada bagian atas dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang muda hijau  muda dan menjadi putih coklat saat sudah tua.  Tinggi tanaman sekitar 1 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.
Warna umbi putih dengan kulit bagian luar putih coklat dan bagian dalamnya ungu muda.  Kualitas rebusnya bagus namun rasanya agak pahit.  Umbinya mempunyai kandingan tepung 41% dan protein 0,7% saat basah dengan kadar sianida (HCN) sekitar 124 mg per kilogram.  Umbinya cocok untuk bahan baku tepung tapioka.
Adira 2 ini tahan terhadap serangan penyakit layu (Pseudomonas solanacearum) dan agak tahan terhadap tugau merah (Tetrabnichus bimaculatus). Adira 2 mempunyai potensi hasil cukup tinggi mencapai 22 ton per hektar umbi basah.


Adira 4
Ciri-ciri dari Adira 4 ini antara lain pucuk daun berwarna hijau dengan bentuk daunya biasa agak lonjong dan tulang daunya berwarna merah muda pada bgaian atas serta hijau muda pada bagian bawahnya.  Warna tangkai daun bagian atas merah kehijauan dan bagian bawahnya hijau muda.  Warna batang muda hijau dan batang tua abu-abu. Tinggi tanaman antara 1,5 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 10 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan ros bagian dalamnya.  Umbinya mempunyai kualitas rebus yang bagus namun agak pahit.  Umbinya mempunyai kandungan tepung mencapai 18-22 % dan proteinya 0,8 – 22% dengan kadar HCN sekitar 68 mg per kilogram. Umbinya  cocok untuk  bahan baku tepung tapioka.
Adira 4 tahan terhadap serangan Pseudomonas solanacearum, dan Xanthomonas manihots, dan agak  tahan terhadap hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus). Adira 4 ini mempunyai potensi hasil yang tinggi mencapai 35 ton per hektar umbi basah.

Malang 1
Malang 1 mempunyai daun berwarna hijau keunguan dengan bentuk daun menjari agak gemuk.  Dengan tangkai daun bagian atas hijau kekuningan dengan becak ungu merah pada bagian pangkal bawah.  Warna batang muda hijau muda dan hijau keabu-abuan pada bagian bawahnya.  Tinggi tanaman mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan umur tanaman mencapai 9-10 bulan.
Umbinya berwarna putih kekuningan dengan kualitas rebus yang enak dan rasa manis. Kandungan tepungnya mencapai 32-36% dan proteinya mencapai 0,5 % umbi segar.  Kadar sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.  Umbinya cocok sebagai bahan baku tepung tapioka.
Malang 1 ini toleran terhadap serangan tungau merah Tetranichus sp dan becak daun Cercospora sp serta daya adaptasinya cukup luas. Potensi hasilnya cukup tinggi antara 24,3 sampai 48,7 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 36,5 ton per hektar.

Malang 2
Malang 2 mempunyai bentuk daun menjari dengan cuping yang sempit.  Warna pucuk daunya hijau muda kekuningan dengan tangkai daun atas hijau muda kekuningan dan bagian bawahnya hijau.  Warna batang muda hijau muda dan batang tua coklat kemerahan.  Tinggi tanamn mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan unmur mencapai 8 – 10 bulan.
Warna umbinya kuning muda dengan warna kulit luar coklat kemerahan dan putih kecoklatan bagian dalamnya.  rasa umbinya enak dengan kandungan tepungnya mencapai 32 – 36%, protein 0,5% umbui segar dan sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.
Malang 2 toleran terhadap penyakit becak daun Cercospora sp dan hawar daun (Cassava bacterial blight) namun agak peka terhadap tungau merah Tetranichus sp. Potensi hasilnya tinggi mencapai 20 – 42 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 31, 5 ton per hektar umbi basah.

Malang 4
Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk.  Warna daun muda ungu dan berubah menjadi hijau saat tua dengan tangkai daun berawarna hijau.  Warna batang keunguan. Malang 4 termasuk varietas singkong yang tidak bercabang. Tinggi tanaman kurang dari 2 meter dan umur tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan kulit bagian dalam kuning.  Ukuran umbinya besar dan kualitas rebusnya baik namun rasanya agak pahit.  Kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.
Malang 4 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp.  Selain itu Malang 4 juga adaptif pada lahan-lahan dengan kandungan hara sub optimal.  Potensi hasilnya tinggi mencapai 39.7 ton per hektar umbi basah.

Malang 6
Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu dan yang tua berwarna hijau dengan tangkai daun hijau muda.  batang berwarna abu-abu.  Tinggi tanamn kurang dari 2 meter dengan umur tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar berwarna putih dan berwarna kuning pada bagian dalamnya.  Ukuran umbi termasuk sedang dengan kualitas rebusnya baik, namun rasanya pahit.  kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.
Malang 6 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Potensi hasilnya tinggi  dengan rata-rata hasilnya mencapai 36,41 ton per hektar umbi basah.  Selain itu Malang 6 adaptif terhadap hara sub optimal.

Darul Hidayah
Bentuk daunya menjari agak ramping dengan warna pucuk daun hijau agak kekuningan dan tangkai daun tua berwarna  merah.    Warna batang muda hijau dan yang tua berwarna putih.  Kulit batangnya  mudah  mengelupas.  Bercabang sangat ekstensif hingga mencapai 4 cabang.  Tinggi tanamn mencapai 3,65 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.
Umbinya memanjang berwarna putih dengan tekstur padat, kualitas rebus baik dengan rasa umbinya kenyal seperti ketan.  kandungan tepung 25 – 31,5 %, kandungan air 55 – 65%, kandungan serat 0,96% dan dan kandungan sianida (HCN) cukup rendah   kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.  Umbinya cocok untuk bahan baku kripik singkong.
Potensi hasilnya sangat tinggi mencapai 102,10 ton per hektar  umbi basah namun varietas ini agak peka terhadap tunga merah Tetranichus sp dan penyakit bususk jamur Fusarium sp.

Varietas UJ-3
Varietas UJ-3banyak ditanam petani karena berumur pendek tetapi kadar pati yang lebih rendah sehingga menyebabkan tingginya potongan timbangan saat penjualan hasil di pabrik. Varietas UJ-3 memiliki umur panen 8 – 12 bulan, kadar pati 25 – 30%, produksi 35 – 40 ton/ha, dan sistem tanam yang rapat 70 X 80 cm.
varietas UJ-5
Varietas UJ-5 mampu berproduksi tinggidan memiliki kadar pati yang tinggi pula. Beberapa varietas atau klon ubikayu yang banyak di tanam. Varietas UJ-3 memiliki umur panen 10 – 12 bulan, kadar pati 30 – 36%, produksi 45 – 60 ton/ha, dan sistem tanam Double row.

Secara umum setelah melihat beberapa varietas yang ada maka dapat diambil sebuah idiotipe tanaman ubi kayu secara umum. Dilihat dari daunnya ubi kayu yang baik memiliki daun menjari dan lebar dan memiliki 5-9 belahan lembar daun. Untuk warna daun tergantung dari varietasnya. Batang ubi kayu berdiri tegak dan memiliki cabang dua saja dan ruasnya panjang. Untuk tinggi tanamannya 1-4 m. Untuk warna batang tergantung dari varietasnya. Untuk bentuk umbinya  berbentuk slinder meruncing panjangnya 15-100 cm dan diameter umbinya 3-15 cm dan jumlah ubinya 5-10. Untuk warna bagian kulit ubi sendiri tergantung dari varietas masing-masing. Untuk pemanenan singkong terasa manis apabila dipanen pada 6 – 9 bulan dan akan menjadi pahit apabila dipanen pada 12 – 18 bulan.
Adapun karakteristik lain dari tanaman ubi kayu yang unggul, sebagai berikut:
*        Pucuk daun berwarna hijau atau hijau muda.
*        Bentuk daun menjari dengan cuping kecil dan sisi lebar.
*        Tangkai daun berwarna hijau kemerahan
*        Umbinya berwarna putih dengan kulit berwarna coklat kekuningan.
*        Umbinya memiliki kadar karbohidrat dan protein yang tinggi.
*        Memiliki kadar HCN yang rendah.
*        Tahan terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus), tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum, dan Xantohomonas manihots.
*        Tahan pada kondisi sub-optimal
*        Memiliki produksi tinggi, mencapai 35-60 ton umbi basah/ha.




III. PENUTUP

Tanaman ubi kayu yang unggul umumnya memiliku sifat-sifat seperti memiliki daun menjari dan lebar serta memiliki 5-9 belahan lembar daun, batang ubi kayu berdiri tegak dan memiliki dua cabang saja dengan ruas yang panjang, tinggi tanaman berkisar 1-4 m, bentuk umbinya slinder meruncing, panjangnya 15-100 cm dan diameter umbinya 3-15 cm, jumlah ubinya 5-10.Pemanenan . Selain itu, pucuk daun berwarna hijau atau hijau muda. bentuk daun menjari dengan cuping kecil dan sisi lebar. tangkai daun berwarna hijau kemerahan, umbinya berwarna putih dengan kulit berwarna coklat kekuningan, umbinya memiliki kadar karbohidrat dan protein yang tinggi, memiliki kadar HCN yang rendah, tahan terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus), tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum, dan Xantohomonas manihots, tahan pada kondisi sub-optimal, ,emiliki produksi tinggi, mencapai 35-60 ton umbi basah/ha.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Beberapa Varietas Unggul Ubi Kayu.
http://www.bakorluh.lampungprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=185:beberapa-varietas-unggul-singkong&catid=1:berita-terbaru&Itemid=80
Diakses pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 17.14.

Ibrago. 2012. Ubi Kayu Manihot Esculenta.
http://ibagro.blogspot.com/2012/03/di-indonesia-ubi-kayu-manihot-esculenta.html
Diakses pada tanggal 13 Maret 2013 pukul 19.22.

Wikipedia. 2007. Ketela Pohon. http://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohon.
Diakses pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 20.13.



Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *