IDIOTIPE TANAMAN UBI KAYU (Makalah Pemuliaan Tanaman)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
Ketela
pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan
tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Perdu,
bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan
sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat
dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,
tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau
kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di
lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.
Umbi
ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung
asam amino metionina.
Manihot
esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada
masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang
telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun
spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta dapat
dibudidayakan.
Produksi
singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian
besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika
Latin dan Kepulauan Karibia.
Singkong
ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada
sekitar tahun 1810[1], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada
abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.
Tanaman
singkong ini tumbuh baik di Indonesia dengan beberapa varietas unggul seperti
Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 dan
Malang 6. Masing-masing varietas ini memiliki karakteristik tertentu. Pada
makalah ini akan dijabarkan karakter-karakter varietas tersebut serta idiotipe
tanaman ubi kayu.
II. ISI
Singkong
atau ubi kayu merupakan tanaman pangan yang sudah dibudidayakan sejak lama oleh
para petani. Singkong juga dibudidayakan
secara luas, hampir disetiap daerah dengan mudah dapat kita temui tanaman ini. Selain itu singkong juga mudah untuk
dibudidayakan,singkong tidak memerlukan teknologi budidaya yang kompleks. Namun masih banyak yang membudidayakan
singkong ini tanpa mengetahui varietas apa yang ditanam. Bahkan banyak yang menanam singkong ini dengan
bibit yang asal-asalan hanya mengikuti kebiasaan setempat saja.
Padahal
Kementrian Pertanian Republik Indonesia melalui Badan penelitian dan
Pengembangan Pertanian sudah mampu menghasilkan bibit singkong unggul dengan
potensi hasil yang tinggi. Potensi hasilnya rata-rata lebih dari 20 ton per
hektar, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 ton per hektar umbi segar. Namun sayang sekali sosialisasinya dikalangan
petani masih sedikit sekali sehingga petani belum mengetahui beberapa varietas
unggul singkong ini.
Beberapa
varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara
lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4,
UJ-3, UJ-5 maupun Malang 6.
Adira 1
Adira
1 mempunyai pucuk daun berwarna coklat dengan tangkai merah pada bagian atas
dan merah muda pada bagian bawahnya.
Bentuk daunya menjari agak lonjong.
Warna batang muda hijau muda sedangkan
batang tua coklat kuning. Umur tanaman antara 7 -10 bulan dengan tinggi tanaman
mencapai 1-2 meter.
Umbinya
berwarna kuning dengan kulit luar coklat dan kulit dalam kuning. Umbinya mempunyai rasa yang enak direbus,
degan kadar tepung 45% dan kadar protein 0,5% pada saat basah serta kadar
sianida (HCN) mencapai 27,5 mg per kilogram.
Umbinya cocok untuk diolah menjadi tape, kripik singkong atau dikonsumsi
langsung.
Adira
1 agak tahan terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus),
tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum, dan Xantohomonas
manihots.
Adira
1 mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi mencapai rata-rata 22 ton per
hektar
Adira 2
Adira
2 mempunyai ciri-ciri daunya berbentuk menjari agak lonjong dan gemuk dengan
warna pucuknya ungu. Warna tangkai daun
bagian atas merah muda dan bagian bawahnya hijau muda. Warna tulang daunya merah muda pada bagian
atas dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang muda hijau muda dan menjadi putih coklat saat sudah tua. Tinggi tanaman sekitar 1 – 2 meter dengan
umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.
Warna
umbi putih dengan kulit bagian luar putih coklat dan bagian dalamnya ungu
muda. Kualitas rebusnya bagus namun
rasanya agak pahit. Umbinya mempunyai
kandingan tepung 41% dan protein 0,7% saat basah dengan kadar sianida (HCN)
sekitar 124 mg per kilogram. Umbinya
cocok untuk bahan baku tepung tapioka.
Adira
2 ini tahan terhadap serangan penyakit layu (Pseudomonas solanacearum) dan agak
tahan terhadap tugau merah (Tetrabnichus bimaculatus). Adira 2 mempunyai
potensi hasil cukup tinggi mencapai 22 ton per hektar umbi basah.
Adira 4
Ciri-ciri
dari Adira 4 ini antara lain pucuk daun berwarna hijau dengan bentuk daunya
biasa agak lonjong dan tulang daunya berwarna merah muda pada bgaian atas serta
hijau muda pada bagian bawahnya. Warna
tangkai daun bagian atas merah kehijauan dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang muda hijau dan batang tua
abu-abu. Tinggi tanaman antara 1,5 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 10
bulan.
Umbinya
berwarna putih dengan kulit luar coklat dan ros bagian dalamnya. Umbinya mempunyai kualitas rebus yang bagus
namun agak pahit. Umbinya mempunyai
kandungan tepung mencapai 18-22 % dan proteinya 0,8 – 22% dengan kadar HCN
sekitar 68 mg per kilogram. Umbinya
cocok untuk bahan baku tepung
tapioka.
Adira
4 tahan terhadap serangan Pseudomonas solanacearum, dan Xanthomonas manihots,
dan agak tahan terhadap hama tungau
merah (Tetranichus bimaculatus). Adira 4 ini mempunyai potensi hasil yang
tinggi mencapai 35 ton per hektar umbi basah.
Malang 1
Malang
1 mempunyai daun berwarna hijau keunguan dengan bentuk daun menjari agak
gemuk. Dengan tangkai daun bagian atas
hijau kekuningan dengan becak ungu merah pada bagian pangkal bawah. Warna batang muda hijau muda dan hijau
keabu-abuan pada bagian bawahnya. Tinggi
tanaman mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan umur tanaman mencapai 9-10 bulan.
Umbinya
berwarna putih kekuningan dengan kualitas rebus yang enak dan rasa manis.
Kandungan tepungnya mencapai 32-36% dan proteinya mencapai 0,5 % umbi
segar. Kadar sianida (HCN) kurang dari
40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.
Umbinya cocok sebagai bahan baku tepung tapioka.
Malang
1 ini toleran terhadap serangan tungau merah Tetranichus sp dan becak daun
Cercospora sp serta daya adaptasinya cukup luas. Potensi hasilnya cukup tinggi
antara 24,3 sampai 48,7 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 36,5 ton
per hektar.
Malang 2
Malang
2 mempunyai bentuk daun menjari dengan cuping yang sempit. Warna pucuk daunya hijau muda kekuningan
dengan tangkai daun atas hijau muda kekuningan dan bagian bawahnya hijau. Warna batang muda hijau muda dan batang tua
coklat kemerahan. Tinggi tanamn mencapai
1,5 – 3,0 meter dengan unmur mencapai 8 – 10 bulan.
Warna
umbinya kuning muda dengan warna kulit luar coklat kemerahan dan putih
kecoklatan bagian dalamnya. rasa umbinya
enak dengan kandungan tepungnya mencapai 32 – 36%, protein 0,5% umbui segar dan
sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.
Malang
2 toleran terhadap penyakit becak daun Cercospora sp dan hawar daun (Cassava bacterial
blight) namun agak peka terhadap tungau merah Tetranichus sp. Potensi hasilnya
tinggi mencapai 20 – 42 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 31, 5
ton per hektar umbi basah.
Malang 4
Bentuk
daunya menjari dengan lamina gemuk.
Warna daun muda ungu dan berubah menjadi hijau saat tua dengan tangkai
daun berawarna hijau. Warna batang
keunguan. Malang 4 termasuk varietas singkong yang tidak bercabang. Tinggi
tanaman kurang dari 2 meter dan umur tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya
berwarna putih dengan kulit luar coklat dan kulit bagian dalam kuning. Ukuran umbinya besar dan kualitas rebusnya
baik namun rasanya agak pahit. Kandungan
tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam
pikrat.
Malang
4 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Selain itu Malang 4 juga adaptif pada
lahan-lahan dengan kandungan hara sub optimal.
Potensi hasilnya tinggi mencapai 39.7 ton per hektar umbi basah.
Malang 6
Bentuk
daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu dan yang tua berwarna
hijau dengan tangkai daun hijau muda.
batang berwarna abu-abu. Tinggi
tanamn kurang dari 2 meter dengan umur tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya
berwarna putih dengan kulit luar berwarna putih dan berwarna kuning pada bagian
dalamnya. Ukuran umbi termasuk sedang
dengan kualitas rebusnya baik, namun rasanya pahit. kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN)
kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.
Malang
6 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Potensi hasilnya tinggi dengan rata-rata hasilnya mencapai 36,41 ton
per hektar umbi basah. Selain itu Malang
6 adaptif terhadap hara sub optimal.
Darul Hidayah
Bentuk
daunya menjari agak ramping dengan warna pucuk daun hijau agak kekuningan dan
tangkai daun tua berwarna merah. Warna batang muda hijau dan yang tua
berwarna putih. Kulit batangnya mudah
mengelupas. Bercabang sangat
ekstensif hingga mencapai 4 cabang.
Tinggi tanamn mencapai 3,65 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12
bulan.
Umbinya
memanjang berwarna putih dengan tekstur padat, kualitas rebus baik dengan rasa
umbinya kenyal seperti ketan. kandungan
tepung 25 – 31,5 %, kandungan air 55 – 65%, kandungan serat 0,96% dan dan
kandungan sianida (HCN) cukup rendah
kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat. Umbinya cocok untuk bahan baku kripik
singkong.
Potensi
hasilnya sangat tinggi mencapai 102,10 ton per hektar umbi basah namun varietas ini agak peka
terhadap tunga merah Tetranichus sp dan penyakit bususk jamur Fusarium sp.
Varietas UJ-3
Varietas
UJ-3banyak ditanam petani karena berumur
pendek tetapi kadar pati yang lebih rendah sehingga menyebabkan tingginya
potongan timbangan saat penjualan hasil di pabrik. Varietas UJ-3 memiliki umur panen
8 – 12 bulan, kadar pati 25 – 30%, produksi 35 – 40 ton/ha, dan sistem tanam
yang rapat 70 X 80 cm.
varietas UJ-5
Varietas
UJ-5 mampu berproduksi tinggidan memiliki kadar pati yang
tinggi pula. Beberapa varietas atau klon ubikayu yang banyak di tanam. Varietas
UJ-3 memiliki umur panen 10 – 12 bulan, kadar pati 30 – 36%, produksi 45 – 60
ton/ha, dan sistem tanam Double row.
Secara
umum setelah melihat beberapa varietas yang ada maka dapat diambil sebuah
idiotipe tanaman ubi kayu secara umum. Dilihat dari daunnya ubi kayu yang baik
memiliki daun menjari dan lebar dan memiliki 5-9 belahan lembar daun. Untuk
warna daun tergantung dari varietasnya. Batang ubi kayu berdiri tegak dan
memiliki cabang dua saja dan ruasnya panjang. Untuk tinggi tanamannya 1-4 m.
Untuk warna batang tergantung dari varietasnya. Untuk bentuk umbinya berbentuk slinder meruncing panjangnya 15-100
cm dan diameter umbinya 3-15 cm dan jumlah ubinya 5-10. Untuk warna bagian
kulit ubi sendiri tergantung dari varietas masing-masing. Untuk pemanenan
singkong terasa manis apabila dipanen pada 6 – 9 bulan dan akan menjadi pahit
apabila dipanen pada 12 – 18 bulan.
Adapun
karakteristik lain dari tanaman ubi kayu yang unggul, sebagai berikut:
*
Pucuk daun berwarna hijau atau hijau muda.
*
Bentuk daun menjari dengan cuping kecil dan sisi
lebar.
*
Tangkai daun berwarna hijau kemerahan
*
Umbinya berwarna putih dengan kulit berwarna coklat
kekuningan.
*
Umbinya memiliki kadar karbohidrat dan protein yang
tinggi.
*
Memiliki kadar HCN yang rendah.
*
Tahan terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus
bimaculatus), tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum,
dan Xantohomonas manihots.
*
Tahan pada kondisi sub-optimal
*
Memiliki produksi tinggi, mencapai 35-60 ton umbi
basah/ha.
III.
PENUTUP
Tanaman
ubi kayu yang unggul umumnya memiliku sifat-sifat seperti memiliki daun menjari
dan lebar serta memiliki 5-9 belahan lembar daun, batang ubi kayu berdiri tegak
dan memiliki dua cabang saja dengan ruas yang panjang, tinggi tanaman berkisar 1-4 m, bentuk umbinya slinder meruncing, panjangnya
15-100 cm dan diameter umbinya 3-15 cm, jumlah ubinya 5-10.Pemanenan . Selain
itu, pucuk daun berwarna hijau atau hijau muda.
bentuk daun menjari dengan cuping kecil
dan sisi lebar. tangkai daun
berwarna hijau kemerahan, umbinya
berwarna putih dengan kulit berwarna coklat kekuningan, umbinya memiliki kadar
karbohidrat dan protein yang tinggi, memiliki kadar HCN yang rendah, tahan
terhadap serangan hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus), tahan
terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas sonacaearum, dan Xantohomonas
manihots, tahan pada kondisi sub-optimal, ,emiliki produksi tinggi, mencapai 35-60 ton umbi basah/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Beberapa
Varietas Unggul Ubi Kayu.
http://www.bakorluh.lampungprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=185:beberapa-varietas-unggul-singkong&catid=1:berita-terbaru&Itemid=80
Diakses
pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 17.14.
Ibrago. 2012. Ubi Kayu
Manihot Esculenta.
http://ibagro.blogspot.com/2012/03/di-indonesia-ubi-kayu-manihot-esculenta.html
Diakses
pada tanggal 13 Maret 2013 pukul 19.22.
Wikipedia. 2007. Ketela
Pohon. http://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohon.
Diakses
pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 20.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar