Jumat, 08 Maret 2013

KULTUR JARINGAN (Makalah Bioteknologi Pertanian)

KULTUR JARINGAN
(Makalah Bioteknologi Pertanian)


Oleh
Kelompok 8
NURHUDIMAN                    :1114121146
PRADITYA ARBI SUTEJO   :1114121153
PRAYOGA EKA SAPUTRA :1114121151
HEPPY DESTRA                   :0814013145




JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dengan meningkatnya pengetahuan  teknologi yang terus-menerus maju, dari pembibitan tanaman yang di mulai dengan biji berlanjut ke pemilihan biji yang terbaik dan bertambah maju lagi dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Berbagai macam dilakukan manusia untuk memperoleh suatu hasil yang baik dan memuaskan. Tingkat teknologi yang mendukung serta  pengetahuan manusia yang semakin tinggi juga membawakan manfaat bagi petani terutam untuk pertanian dengan areal yang begitu besar.

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
                                       
B.     TUJUAN

Adapun dengan di buatnya makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Memahami pengertian kultur jaringan
2.      Mempelajari cara kultur jaringan yang baik dan benar
3.      Belajar mensterilisasi alat untuk pembiakan kultur jaringan
4.      Menerapkan kultur jaringan di kehidupan


II ISI

A.    Pengergtian Kultur Jaringan

Kultur jaringan berasal dari kata asing tissue culture,  kultur yaitu beberapa jaringan yang memiliki bentuk yang sama kultur jaringan bisa dibilang membudidayakan  tanaman dengan bagian jaringan tumbuhan tersebut yang bisa sama dengan induknya. Kultur jaringan ini lebih baik jika menggunakan jaringan meristem pada tumbuhan atau jaringan tumbuhan yang muda, yaitu jaringan yangterdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Karena jaringan meristem memiliki tugas selalu membelah dirinya jadi di pastikan memiliki hormon yang untuk mengatur pembelahan.

Kultur jaringan merupakan salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan cara perbanyakana tanaman dengan cara mengisolasi bagian taaman seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian-bagiannya didalam mediabuata secara aseptik yang banyak nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat diperbanyak dan menjadi tanaman yang sempurna.

Kultur jaringan ini diadakan agar memepermudah pembibitan tanaman yang khususnya pada  pada tanaman yang secara geratif dalam pembiakanya. Dengan kultur jaringan ini mempermudah dalam mengahsilkan suatu tanaman dan mencari anakan yang bisa sama dengan induknya Kultur jaringan juga mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.






B.     Tahapan yang dilakukan Dalam Kultur Jaringan

Didalam melakukan Kultur Jaringan ada tahap-tahap yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:

1.      Pembuatan Media
Media merupakan faktor penetu dalam keberhasilan suatu budidaya pada kultur jaringan karena medialah tempat yang menjadi pertumbuhannya tanaman. Komposisi media yang digunakan tergantung jenis tanaman yang akan ditanam. Komposisi yang digunakan antaralain:
1.        Ammonium nitrate (NH4NO3) 1,650 mg/l
2.        Boric acid (H3BO3) 6.2 mg/l
3.        Calcium chloride (CaCl2 · H2O) 440 mg/l
4.        Cobalt chloride (CoCl2 · 6H2O) 0.025 mg/l
5.        Magnesium sulfate (MgSO4 · 7H2O) 370 mg/l
6.        Cupric sulfate (CuSO4 · 5H2O) 0.025 mg/l
7.        Potassium phosphate (KH2PO4) 170 mg/l
8.        Ferrous sulfate (FeSO4 · 7H2O) 27.8 mg/l
9.        Potassium nitrate (KNO3) 1,900 mg/l
10.    Manganese sulfate (MnSO4 · 4H2O) 22.3 mg/l
11.    Potassium iodine (KI) 0.83 mg/l
12.    Sodium molybdate (Na2MoO4 · 2H2O) 0.25 mg/l
13.    Zinc sulfate (ZnSO4 · 7H2O) 8.6 mg/l
14.    Na2EDTA · 2H2Oa 37.2 mg/lb
Media yang digunakan dapat berupa garam vitamin, mineral, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.

 Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

2.      Inisiasi
Inisiasi merupakan pengambilan eksplan/inokulum dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan jaringan adalah tunasnya. Inokulum dapat diambil dari potongan yang berasal dar kecambah atau jaringan tanaman dewasa yang mengandung jaringan meristem.

3.      Sterilisasi
Sterilisasi merupakan kegiatan dikultur jaringan untuk pengupayan bebas dari kontaminan dari luar yang kiranya dapat mengganggu pertumbuhan pada kultur jaringan. Sterilisai biasanya dengan menggunakan penyemprotan dengan etanol. Dalam kultur jaringan harus selalu steril baik diluar maupun di dalam.

4.      Multiplikasi
Multiplikasi merupakan kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Perlakuannya dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan dalam keadaan steril dengan suhu kamar.

5.      Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

6.      Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat


C.     Keuntungan dan Kerugian Kultur Jaringan

Keuntungan yang diperoleh dari kultur jaringan yaitu:
1.         Pengadan bibitnya tidak tergantung musim
2.         Bibit dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dalam waktu cepat.
3.         Bibit yang dihasilkan seragam
4.         Bibit yang dihasilkan bebas penyakit
5.         Biaya pengangkutannya lebih murah
6.         Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan pengaruh lingkungan.
7.         Metabolit sekunder tanaman cepat dapat diketahui tanpa menunggu tanaman dewasa.
Kerugian dari kultur jaringan yaitu:
1.         Merupakan cara kultur jaringan adalah cara kultur yang dinilai mahal dan sulit.
2.         Membutuhkan biaya yang tinggi untuk perlatan dan perlengkapanya.
3.         Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
4.         Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh

III KESIMPULAN

Dari wacana yang ada didalam makalah ini didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.             Kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman yang dihasilkan dari bagian jaringan tumbuhan yang menghasilkan tumbuhan sama dengan induknya.
2.             Tahapan dalam kultur jaringan yaitu: menyiapkan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran dan aklimatisasi.
3.             Dalam melakukan kultur jaringan perlu diperhatikan sterilisasinya agar tidak ada kontaminan yang dapat mengganggu kultur jaringan.
4.             Kultur jaringan dapat mempermudah, memperbanyak, dan mempecepat suatu tanaman yang sama dengan induknya atau sesuai keinginannya.


DAFTAR PUSTAKA


Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Smith, R.H. 2000. Plant Tissue Culture: Techniques and Experiments. Academic press, London.

Taji, A., Dodd, W., Williams, R.R. 1997. Plant Tissue Culture Practice. University of New England, Armidale, NSW, Australia

http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan, di akses paada tanggal 10 April 2012, pukul 16:35


http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081029045234AAwuqCD, di akses paada tanggal 10 April 2012, pukul 16:45




Postingan Terkait

1 komentar:

les privat Sigma mengatakan...

makasih banyak ya infonya

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *