IMITASI PERSILANGAN DIHIBRID (Laporan Praktikum Genetika Dasar)
IMITASI
PERSILANGAN DIHIBRID
(Laporan
Praktikum Genetika Dasar)
Oleh
:
Nurhudiman
1114121146
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Mahluk Hidup di muka bumi ini yang berkembang biak
akan memiliki keturunan yang tidak jauh dari induknya. Keturunan dan kesamaan
pada anak dari induk itu dipengaruhi karena faktor genetis. Gen yang dimiliki
setiap individu Mahluk Hidup akan selalu diteruskan kegenerasi selanjutnya.
Karena itu perlu adanya pembelajaran untuk penyilangan antara gamet jantan dan
betina.
Penyilangan gamet jantan dan betina akan menemukan
suatu keturunan. Keturunan tersebut berbagai bentuk tetapi tetap menyesuaikan
induknya baik jantan maupun betina. Untuk penyilangan monohibrid telah
dipelajari sebelumnya kini memahami persilangan dihibrid. Persilangan dihibrid
ini yaitu kelanjutan dari satu pasang alele (segregasi) ke prinsip dua pasang
alele atau lebih (independent assorment).
Dalam praktikum ini akan menggunakan kancing baju merah, putih, hijau dan
biru.
1.2
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dilakukan
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung
keturunan dari suatu induk jantan dan betina dengan dua alele.
2. Menerapkan
prinsip hukum mendel
3. Menentukan
kedominan penuh dan kedominan sebagian
4. Menentukan
fenotipe dan genotipe dari suatu persilangan
5. Membandingkan
data yang diperoleh dari percobaan untuk imitasi perbandingan genetis
I.
TINJAUAN
PUSTAKA
Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia
yang diatur oleh gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasaangan-pasangan
alele dan masing-masing orang tua mewariskann satu alele dari pasngan gen.
Pewarisan sifat dapat dikenal dari orang tua keketurunannya disebut hereditas.
Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke
generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti
mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih.
Penelitian Mendel menyangkut dua pasang alele atau
lebih dan menghasilkan perumusan hukumnya yang kedua yaitu hukum pemisahan dan
pengelompokan secara bebas. Dua sifat yang dipelajarinya yaitu bentuk dan warna
kapri. Pada penelitian terdahulu dan menghasilkan nisbah 3 : 1 pada keturunan F2.
Mendel juga mendapatkan bahwa warna biji kuning (G) dominan terhadap biji
hijau (g) dan segregasi daengan nisbah 3 : 1. Persilangan kapri dihibrida
berbiji kuning, bulat dan berbiji hijau, berkerut yang dilakukan Mendel.
Nisbah yang ditemukan
adalah 9 : 3 : 3 :1 pada fenotipenya. Supaya diingat bahwa tiap karakter akan
segeragasi dengan nisbah 3 : 1 pada F2 yaitu ¾ kuning : ¼ hijau dan
bentuk bijinya ¾ bulat : ¼ berkerut. Kemungkinan (probability) kedua peristiwa terjadi bersama-sama dengan perkalian
kemungkinan terjadinya masing-masing peristiwa itu.jadi kemungkinan untuk
mendapat 4 macam kelas fenotipe sebagai berikut:
Kuning, bulat (G_W_) : ¾ x ¾ = 9/16
Kuning, berkerut (G_ww) :
¾ x ¼ = 3/16
Hijau, bulat (ggW_) : ¼ x ¾ = 3/16
Hijau, berkerut (ggww) : ¼ x ¼ = 1/16
Nisbah genotipe
akan berbeda supaya diingat tiap karakter akan segergasi dengan nisbah genotipe
pada F2 sebagai berikut:
¼ GG : 2/4 Gg : ¼ gg
¼ WW : 2/4 Ww : ¼ ww
Jadi kemungkinan
untuk mendapatkan 9 macam genotipe adalah sebagai berikut:
Genotipe Frekuensi
GGWW ¼ x ¼ = 1/16
GGWw ¼ x 2/4 = 2/16
GgWW 2/4 x ¼ = 2/16
GgWw 2/4 x 2/4 =
4/16
GGww ¼ x ¼ = 1/16
Ggww 2/4 x ¼ = 2/16
ggWW ¼ x 1/4 = 1/16
ggWw ¼ x 2/4 = 2/16
ggww ¼ x ¼ = 1/16
Makin banyak
pasangan alele, jumla kelas genotipe dan fenotipe yang mungkin ada pada F2 juga
meningkat. Dengan satu pasang alele (A dan a) ada tiga genotipe AA, Aa dan
kelas fnotipe A_, dan aa (dianggap ada kombinasi lengkap). Suatu pasangan alele
yang lain akan menambahtiga kelas genotipe dan dua kelas yang lain.
Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit)
apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak
secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan (hipotesis) berdasarkan
pemisahan alele secara bebas. Umpama dari sebuah persilangan antara tanaman
kapri berbunga merah (dominan) dan putih (resesif) diperoleh 290 tanaman
berbunga merah 110 tanaman berbunga putih pada populasinya F2-nya.
Menurut hipotesis nisbahnya 3:1 maka data yang
diperoleh diuji terhadap nisbah yang diharapkan dari populasi yang terdiri 400
tanaman. Selanjutnya perhitungan X2 sebagai berikut:
Kelas o e d koreksi d2 d2/e
Merah 290 300 - 10 -5 90,25 0,30
Putih 110 100 + 10
+9,5 90,25 0,90
Total 400 x2 = Ed2/e
= 1,20
O
= yang diamati (Obseved)
e = yang diharapkan (Expected)
d = selisih pengamatan dan harapan (deviasi)
Apakah artinya x2 = 1,20 untuk mencarinya
harus menggunakan daftar Chi-kuadrat untuk mengetahui apakah nimpang atau
tidak. Dengan menggunakan db (derajat bebasnya) yaitu karena 2 fenotipe jadi 2
– 1 sehingga didapat 1 dan dapat dilihat pada baris 1. Dengan mengikuti barisnya
kekanan terlihat 1,20 terletak antara 20 dan 30% (mendekati 20%).
II.
METODELOGI
PERCOBAAN
2.1
Bahan
dan Alat
Bahan dan alat yand
digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Kancing
baju yang berwarna merah, putih, hijau dan biru masing-masing 10 kancing
2. Polybag
hitam 4 bungkus
2.2
Cara
Kerja
Adapun langkah kerja
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Masukkan
kancing baju berwarna merah 5 dan putih 5 pada kedua polybag, dan dua polybag
diisis kancing baju berwarna hijau 5 dan biru 5 buah.
3. Kocok
keempat poly bag tersebut
4. Ambil
satu kancing dari tiap poly bag maka akan diketahui genotipenya dan fenotipenya
5. Masukan
kembali kancing kedalam polybag dan ulang 32 kali
6. Lalu
masukan data dan hitung kedoominan penuh dan kedominanan sebagian
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN
Setelah melakukan
pengamatan maka didapat data pengamatan sebagai berikut untuk kedominan
sebagian :
No
|
Ambilan
ulangan
|
Genotipe
|
fenotipe
|
Jumlah
|
1.
|
Merah-Merah-Biru-Biru
|
MMBB
|
Merah Besar
|
6
|
2.
|
Merah-Merah-Bitu-Hijau
|
MMBH
|
Merah Besar
|
2
|
3.
|
Merah-Merah-Hijau-Hijau
|
MMHH
|
Merah Kecil
|
2
|
4.
|
Merah-Putih-Biru-Biru
|
MPBB
|
Merah Besar
|
4
|
5.
|
Merah-Merah-Biru-Hijau
|
MPBH
|
Merah Besar
|
14
|
6.
|
Merah-Putih-Hijau-Hijau
|
MPHH
|
Merah Kecil
|
3
|
7.
|
Putih-Putih-Biru-Biru
|
PPBB
|
Putih Besar
|
0
|
8.
|
Putih-Putih-Biru-Hijau
|
PPBH
|
Putih Besar
|
2
|
9.
|
Putih-Putih-Hijau-Hijau
|
PPHH
|
Putih Kecil
|
0
|
Kedominan
Sebagian :
MMBB:MMBH:MMHH:MPBB:MPBH:MPHH:PPBB:PPBH:PPHH
6 2 2 4 14 3 0 2 0
1 2 1 2 4 2 1 2 1
KS=
1:2:1:2:4:2:1:2:1
1/9 X 32= 3,56
2/9 X 32= 7,11
1/9 X 32= 3,56
2/9 X 32= 7,11
4/9 X 32= 14,22
2/9 X 32= 7,11
1/9 X 32= 3,56
2/9 X 32= 7,11
1/9 X 32= 3,56
x2 = (6 – 3,56)2 /3,56 + (2 –7,11 )2
/7,11 + (2 –3,56 )2 /3,56+(4 –7,11 )2 /7,11 + (14 –14,22
)2 /14,22 + (3 –7,11 )2 /7,11+(0–3,56 )2 /
3,56+ (2 – 7,11)2 /7,11+(1–3,56 )2 / 3,56 =
=
1,67 + 3,67+0,68+8,71+0,0034+2,38+3,56+3,67+1,84
= 26,183
x2 =
26,183 (db=8) terletak dibawah 001
Untuk kedominan
penuh adalah sebagai berikut:
No
|
Ambilan
ulangan
|
Genotip
|
fenotipe
|
Jumlah
|
1.
|
Merah-Merah-Biru-Biru
|
MMBB
|
Merah Besar
|
3
|
2.
|
Merah-Merah-Bitu-Hijau
|
MMBH
|
Merah Besar
|
5
|
3.
|
Merah-Merah-Hijau-Hijau
|
MMHH
|
Merah Kecil
|
2
|
4.
|
Merah-Putih-Biru-Biru
|
MPBB
|
Merah Besar
|
4
|
5.
|
Merah-Merah-Biru-Hijau
|
MPBH
|
Merah Besar
|
11
|
6.
|
Merah-Putih-Hijau-Hijau
|
MPHH
|
Merah Kecil
|
2
|
7.
|
Putih-Putih-Biru-Biru
|
PPBB
|
Putih Besar
|
0
|
8.
|
Putih-Putih-Biru-Hijau
|
PPBH
|
Putih Besar
|
3
|
9.
|
Putih-Putih-Hijau-Hijau
|
PPHH
|
Putih Kecil
|
2
|
Nisbah Fenotipe
|
Jumlah
|
Merah Besar =
9
|
23
|
Merah Kecil =
3
|
4
|
Putih Pesar =
3
|
3
|
Putih Kecil =
1
|
2
|
Kedominan
Penuh
Merah Besar : Merah Kecil : Putih Besar : Putih Kecil
9 : 3 : 3 : 1
23 : 4 : 3 : 2
KS: 9/4 x 32 = 72
¾
x 32 = 24
¾
x 32 = 24
¼
x 32 = 8
x2 = (23 –72 )2
/72 + (4 –24 )2 /24 + (3 –24 )2 /24 + (2 –8 )2
/8
= 33,34 + 16,67 + 18,38 + 4,5
= 72,89
x2 = 72,89 (db=3) terletak diantara 05-01
3.2 PEMBAHASAN
Setelah melakukan sebuah percobaan pada praktikum
imitasi persilangan genetis dihibrid pada kancing baju maka ada beberapa yang
perlu diberitahukan. Menggunakan kancing baju agar lebih mudah dalam memahami
persilangan pada suatu mahluk hidup. Fenotipe dan genotipe yang didapatpun sama
dengan mahluk hidup yang sesungguhnya. Untuk memudahkan ditentukanlah dominan
dan resesif pada keempat kancing tersebut.
Dalam menentukan kedominan penuh didapat fenotipe
merah besar 23, Merah keil 4, putih besar 3,dan putih kecil 2 db (derajat
bebas) yaitu 4-1 sehingga didapat 3. Untuk x2 didapat 72,89 dan
dilihat dari tabel db terletak diantara 05 –01 sehingga dapat dikatakan bahwa
percobaan mendel tersebut sesuai dengan tidak sesuai yang dari nisbah fenotipe 9 : 3 : 3 : 1 adalah
sebesar 1-5%%.
Kedomianan
sebagian juga didapatkan genotipe MMBB sebanyak 6, MMBH sebanyak 2, MMHH
sebanyak 2, MPBB sebanyak 4, MPBH sebanyak 14, MPHH sebanyak 3, PPBB sebanyak
0, PPBH sebanyak 2, dan PPHH sebanyak 0. Untuk db (derajat bebas) yaitu
didapatkan 9-1 sehingga didapat 8. Untuk x2 didapat 26,183. Letak
pada nisbah tabel mendel berada dibawah 01. Keberadaan tabel menentukan
harapan. Sehingga dapat dikatakan percobaan mendel tersebut tidak sesuai dengan
harapan nisbah genotipe 1:2:1:2:4:2:1:2:1 adalah sebesar 1%.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dalam percoban ini
adalah sebagai berikut:
1.
Pengambilan yang
dilakukan selama 32 kali menghasilkan fenotipe berbeda yaitu merah besar 23,
Merah keil 4, putih besar 3,dan putih kecil 2.
2.
Pengambilan yang
dilakukan selama 32 kali mengahsilkan genotipe berbeda yaitu MMBB sebanyak 6,
MMBH sebanyak 2, MMHH sebanyak 2, MPBB sebanyak 4, MPBH sebanyak 14, MPHH
sebanyak 3, PPBB sebanyak 0, PPBH sebanyak 2, dan PPHH sebanyak 0.
3.
Untuk db
(derajat bebas) untuk kedoiminan penuh 9 : 3 : 3 : 1 dan untuk kedominan
sebagian 1:2:11:2:1:2:4:2:1:2:1.
4.
Untuk nisbah
harapan pada kedominan penuh yaitu 1-5% dan untuk nisbah harapan kedominan
sebagian dibawah 1%.
DAFTAR PUSTA
Gardner, E.J. 1975, Principles of Genetics. Ch. 2.
Rothwell, N.V. 1976. Understanding Genetics. Chs. 1 and 6
Stanfield, W.D. 1969. Schaums Outline Series. Theory and Problems
of Genetic. Chs. 2, 3 and 7.
Suzuki, D.T., A.J.F. Griffiths and R.C.
Lewontin. 1981. An Introduction to
Genetic Analysis. Ch.2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar