Senin, 10 Desember 2012

APAKAH NU di LAMPUNG TELAH MENJADI PASAR JUAL BELI

Bandar Lampung,10 Desember 2012
Komisariat Brojonegoro, Universitas Lampung

Nahdhotul Ulama adalah salah satu organisasi terbesar di bumi nusantara ini. NU memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia hanya sayangnya NU tidak dilihatkan pada berbagai buku yang umum. Sejarah NU banyak yang ditutupi  karena para tokoh-tokoh NU terdahulu setiap melakukan perjanjian tidak dengan bukti tertulis sehingga tidak terlihat bukti nyata penting NU dalam memperjuangkan negara Indonesia ini. Salah satu sejarah NU dalam negara ini yaitu ketika NU menjadikan melawan penjajah hukumnya wajib sehingga timbul resolusi jihad untuk semua warga negara indonesia terlebih lagi kaum santri pondok pesantren. Lalu seperti adanya pancasila yang sila pertama menjadii permasalahan masyarakat indonesia yang berbagai macam agama sehingga Wahid hasyim mencetuskan Ketuhanan, sehingga diartikan setiap warga negara patuh untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing.

NU yang sudah hidup sekian lama di negara ini, yang didirikan bukan atas dasar kepentingan politik, kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan umat dalam menjaga agama islam yang rahmatan lilalamin yang sudah diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dan sampai ke-para Wali yang patut untuk dijaga dengan baik oleh penerus umat saat ini. Tetapi kini NU sudah tidak berjalan dengan awalnya berdiri. Seakan-akan sudah menjadi Penjualan politik atau kepentingan beberapa orang yang menimbulkan kerugian untuk semua umat nantinya terlebih lagi tanggung jawab di hadapan Allah SWT. 

Terlihat pada Konferwil NU ke-IX yang diadakan di Lampung Tengah tepatnya di Pondok Pesantren Darussaadah. Dari hasil sidang yang diadakan pada sidang komisi terlihat tidak ada perubahan sedikit dalam progja yang dibuat masih sama seperti sebelumnya, yang konsepan pada sidang komisi itu dari tahun 2007. Hal yang tidak mungkin selama 5 (lima) tahun kepengurusan tidak ada masalah dalam menjalankan kepengurusannya. Perwakilan dari cabang dari berbagai daerah setidaknya ada yang menjadi kendala dalam memperjuangkan NU di daerah mereka melalui pengurus dari wilayahnya. Menandakan pengurus yang ada kurang kritis dalam menanggapi suatu permasalahan yang ada setelah 5 (lima) tahun kepengurusan. Padahal sidang komisi itu untuk 5 (lima) tahun kedepan apa yang akan terjadi kedepan setidaknya berbeda dengan sebelumnya.

Untuk kepengurusan yang telah diadakan dalam persidangan itu terutama dalam memilih ketua terlihat jelas sudah tidak ada keidealisan, kebersihan dan kemusyawarah untuk mufakat. Semua itu sudah tersetting sebelumnya untuk memilih pimpinan apakah memilih karena kualitas yang dilihat dan apakah karena ada kepentingan tersendiri. Yang lebih mengecewakan lagi ketika sudah selesai terlihat membagi-bagikan uang entah uang apa yang dibagi. Apabila itu adalah uang suara Naudzubillah mindzalik ini adalah organisasi milik umat banyak dan Allah SWT tidak akan pernah lepas dari pengawasannya. NU berati sudah menjadi pasar jual beli untuk sebuah kepentingan suatu orang bukan untuk orang banyak. Menjadi mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang tujuanya mengadakan pengkritisan dan memiliki idealis masih tinggi apakah tetap diam saja???

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *