Sabtu, 08 Oktober 2011

TEKNIK PERBANYAKAN BIBIT KELENGKENG (Dimocarpus longan)


TEKNIK PERBANYAKAN BIBIT KELENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN CARA OKULASI DI UPTD BALAI BENIH TANAMAN PANGAN   DAN  HORTIKULTURA   PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR





SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI I MENGGALA


KABUPATEN TULANG BAWANG

2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun sebagai rangkaian akhir dari kegiatan Praktek Kerja Industri yang berlangsung dari mulai tanggal   07 Januari 2010 sampai dengan tanggal 05 April 2010 bertempat di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur.

Laporan ini berisi tentang hasil pengalaman lapangan selama Praktik Kerja Industri dan penulis beri judul Teknik Perbanyakan Bibit Kelengkeng (Dimocarpus longan) Dengan cara Okulasi di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur.

Atas terselesaikannya laporan ini penulis berterimakasih kepada :
1.      W. Maruhum Panjaitan selaku Kepala SMK N 1 Menggala
2.      Ir. Ferita Sulistyorini selaku pimpinan UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang telah memberikan ijin untuk berlangsungnya Praktek Kerja Industri
3.      Ferdayana, SP sebagai ketua program Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
4.      Suheri selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan pengalaman dan kompetensi di lapangan
5.      Para karyawan UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang telah membantu dan bekerja sama selama Praktek Kerja Industri
6.      Moh. Solihin, Spd, MM selaku Guru Pembimbing Praktek Kerja Industri, dari pihak sekolah
7.      Kepada para Guru yang ada si SMK N 1 Menggala yang telah memberikan sebelum dilaksanakannya Praktik Kerja Industri.
Penyusunan laporan ini  masih belum sempurna di karenakan keterbatasan penulis. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun dari semua pihak.
           
Walaupun demikian semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi para  pembaca.

-->
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
B. Tujuan Praktik Kerja Industri
C. Harapan

BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu
B. Tempat
C. Metoda

BAB III KONDISI UMUM UPTD BALAI BENIH TANAMAN
PANGAN DAN HORTIKULTURA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
A. Sejarah UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
B. Lokasi UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
C. Kondisi Lahan, Topografi, dan Jenis Tanah
D. Struktur Organisasi
E. Tugas Pokok dan Fungsi
F.  Pembinaan Tugas dan Pembinaan Kerja
G. Ketenagakerjaan
H. Anggaran Kegiatan
I.   Sarana dan Prasarana Pendukung


BAB IV REALISASI KEGIATAN
A. Perbanyakan Tanaman Kelengkeng dengan Cara Okulasi
B. Cara Perbanyakan Untuk Bibit Okulasi

BAB V TEKNIK OKULASI TANAMAN KELENGKENG
A. Mempersiapkan Batang Bawah
B. Mempersiapkan Batang Atas
C. Mempersiapkan Alat Okulasi
D. Melakukan Okulasi
E. Memelihara Bibit Okulasi
F. Beberapa rahasia yang mempengaruhi keberhasilan Okulasi

BAB VI PEMBAHASAN

BAB VII ANALISA USAHA TANI
A. Rincian Perbanyakan Bibit Tanaman Kelengkeng Dari Biji
     Hingga Bibit Siap Salur
B. Gambaran Perbanyakan Bibit Dari Biji Sampai Siap Salur
C. Perhitungan Hasil Usaha Perbanyakan Bibit Okulasi
     Dari Biji Sampai Bibit Siap Salur
D. Hasil Setelah di Lakukan Perhitungaan dari Biji Sampai Biji Siap Salur

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA


-->
BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang dan Masalah

Buah kelengkeng merupakan buah yang sangat mahal di pasaran saat ini oleh karena itu kita perlu membudidayakannya. Kelengkeng berasal dari Myanmar menyebar ke Cina Selatan, Thailand, Vietnam, Philipina, dan Indonesia.

Buah kelengkeng selain di konsumsi bisa juga digunakan untuk minuman dan bijinya, bisa digunakan bahan campuran sampo. Sebagai salah satu komoditi unggulan selain buah, bibit Kelengkeng Okulasi sangat memberi harapan sebagai usaha tani di Indonesia.

Tanaman ini memerlukan persyaratan tumbuh yang sesuai untuk hidupnya. Oleh karena itu dalam memilih lokasi usaha tani hendaknya kita memperhatikan keadaan ekologi atau lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kelengkeng.

Salah satu cara meningkatkan hasil produksi dan kualitas tanaman kelengkeng yaitu dengan perbaikan teknik budidaya dan teknik pembibitan. Dengan teknik pembibitan yang baik di harapkan tanaman yang akan di hasilkan dapat berproduksi dengan baik dan mempunyai kualitas yang baik pula. Salah satunya adalah teknik okulasi tanaman kelengkeng untuk mendapatkan bibit berkualitas.

B.  Tujuan Praktik Kerja Industri

  1. Tujuan dari Praktik Kerja Industri adalah untuk menambah pengetahuan siswa di bidang keahlian Budidaya Tanaman Hortikultura.
  2. Mendekatkan seorang pelajar dengan dunia Industri agar lebih memahami tentang agrobisnis tanaman pangan dan hortikultura, khususnya Tanaman Budidaya kelengkeng
  3. Mencoba belajar dari kegiatan yang di berikan tempat industri bagaimana langkah-langkah yang baik untuk agrobisnis hortikultura.
  4. Mengetahui standar kemampuan kerja tenaga tingkat menengah dalam menangani tugas di produksi
  5. Mengkaji keterampilan dasar yang di butuhkan sebagi pondasi pembentukan keahlian yang lebih spesifikasi pada proses produksi
  6. Mempertajam penguasaan kompetensi dengan benar untuk dapat dikembangkan setelah Tamat Sekolah
  7. Memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir di SMK N 1 Menggala


C.  Harapan
1.      Untuk UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, selain memberikan bekal teknik budidaya, perlu juga mempebanyak bekal analisa usaha tani (Bisnis Bibit Buah-buahan)
2.      Untuk SMK N I Menggala, sebaiknya lebih banyak lagi peralatan, praktik yang dimiliki
3.      Sebaiknya mengembangkan usaha pembibitan buah-buahan sebagai bagian dari unit produksi sekolah dalam pelatihan siswa
4.      Dapat menjadikan Praktek Kerja Industri ini sebagai jalan untuk menambah majunya SMK N 1 Menggala.
 


--> -->
BAB II

PELAKASNAAN

A.  Waktu
            Praktek Kerja Industri di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di laksanakan pada awal semester ke-dua Tahun Ajaran 2009/2010 tepatnya di mulai tanggal 07 Januari 2010 dan berakhir 05 April 2010.

B.  Tempat
            Praktek Kerja Industri ini bertempat di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura yang terletak di Dusun Badran Sari, Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

C.      Metoda
Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di lakukan secara berkelompok.

Prinsip pelaksanaan Praktik Kerja Industri sebagai berikut :

1.      Peserta Praktik Kerja Industri berjumlah 17 siswa di serahkan oleh pihak SMK N I Menggala pada pihak UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur, selanjuttnya tanggung jawab kegiatan sepenuhnya di lapangan di kelola oleh UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur

2.      Selama berada di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur kegiatan Praktik Kerja Industri mengikuti hari kerja resmi

3.      Peserta Praktik Kerja Industri SMK N I Menggala di kelompokan menjadi kelompok praktik di bawah bimbingan Pembimbing Praktik dari UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur

4.      Setiap kegiatan Praktik di bimbing langsung dan hasil kegiatannya di catat dalam jurnal Praktik Kerja Industri siswa dan di ketahui Pembimbng lapangan

5.      Selama kegiatan Praktik Kerja Industri, siswa mendapat materi secara teori dari pembimbing. Sebelum kegiatan lapangan dan hasil kegiatan lapangan di bahas dalam bentuk diskusi sebagai pendalaman materi dan memperluas wawasan

6.      Kegiatan Praktik Kerja Industri pada akhir kegiatan selalu di Evaluasi baik teori maupun Praktik oleh pembimbing lapangan untuk mengukur kemampuan dan kompetensi secara individu

7.      Sebagai bukti keterlaksanaan Paktik Kerja Industri siswa wajib menulis laporan dalam bentuk Karya Tulis untuk UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur dan SMK N I Menggala.



-->
BAB III
KONDISI UMUM UPTD BALAI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

A.  Sejarah Balai Benih Induk Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur, berdiri pada tahun 1950 dengan nama Kebun Bibit Srikaton. Pada tahun 1965 berganti nama menjadi Kebun Bibit Sentral Pembangunan Ampera. Kemudian sejak tahun 1981 berubah nama menjadi Balai Benih Induk Hortikultura Dataran Rendah Pekalongan.

Pada tanggal 17 Juli 1982, berdasarkan Perda No. 07 tahun 1982 dan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.G/155/BH/MK/1982, BBIH Dataran Rendah Pekalongan di tetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) daerah di bawah langsung Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan) Daerah Tingkat I Lampung,

Kemudian, berdasarkan Perda No. 04 tahun 1995 terjadi pergantian semula Unit Pelaksana Teknis (UPT) menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Selanjutnya berdasarkan  Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No. 31 tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan Tata Kerja Satuan Tugas (Satgas) pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung.

Kemudian berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung No. 14 tahun 2008 tanggal 13 mei 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung sampai dengan sekarang.


B.  Lokasi UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur
UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timurterletak di dusun Badran Sari, Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur yang berjarak 2 km dari kantor Kecamatan Pekalongan, 25 km dari kantor Kabupaten Lampung Timur, dan 60 km dari Ibu Kota Provinsi Lampung.

Batas-batas alamiah Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekaolngan Lampun Timur meliputi :
Bagian Timur              : Persawahan Penduduk
Bagian Barat               : Sungai Way Bunut
Bagian Utara               : Sungai Way Bunut dan PT. Sang Hyang Sri
Bagian Selatan                        : Pagar Embung Dusun Badran Sari

Sedangkan Batas-batas geografis Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur meliputi :
Bagian Timur              : Desa Tulus Rejo
Bagian Barat               : Desa Karang Rejo
Bagian Utara               : BPPP dan Desa Ganti Warno
Bagian Selatan            : Desa Tulus Rejo.

C.  Kondisi Lahan, Topografi, dan Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur merupakan tanah Podzolik Merah Kuning (PMK) atau Ultisol dengan pH tanah 5,5 – 6,5 dan terletak pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (m dpl) dengan kelembaban relatif 60 – 75 %, suhu udara 23 – 360C dan dengan curah hujan rata-rata 1648,9 mm/tahun dengan topografi yang landai.

UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur memilki luas areal 64 ha yang terdiri atas areal pohon induk seluas 30 ha, lahan perbanyakan bibit/benih seluas 15 ha, sawah tadah hujan seluas 5ha, bendungan seluas 4 ha, kompleks perumahan seluas 3 ha dan lahan cadangan pinggir sungai seluas 7 ha.

D.  Strukrur Organisasi
            UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur dipimpin langsung oleh Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas di Bantu oleh Kepala UPTD dan Kepala Subseksi.
           
Tugas Kepala Subseksi di Bantu oleh Penanggung jawab Umum yang membawahi Urusan Umum, Urusan Kepegawaian dan Urusan Perlengkapan, Penaggungjawab Pembibitan yang membawahi Urusan Pembibitan, Penaggung Jawab BF (Blok Fondasi) dan SDM yang mengurusi Urusan BF dan BPMT (Blok Penggandaan Mata Tempel) serta Urusan Alsintan (Peralatan Mesin Pertanian) dan juga dibantu oleh Penaggungjawab Kultur Jaringan dan Pembinaan Penangkar serta Urusan Penjualan Benih.
           
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Lampung No 14 tahun 2008 tanggal 13 Mei 2008, di tetapkan bahwa Struktur Organisasi Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur berbentuk UPTD (Unit Pelaksan Teknis Daerah).

E.  Tugas Pokok dan Fungsi
            Adapun tugas pokok dan fungsi UPTD Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura  Lampung Timur berdasarkan Surat Keputusan ( SK ) Gubernur Lampung No. 14 tahun 2008 tanggal 13 Mei 2008 adalah sebagai berikut :
1.  Tugas Pokok
Satgas Balai Benih Induk (BBIH) mempunyai tugas menyiapkan benih unggul bermutu tanaman hortikultur dan aneka tanaman melalui Pemberdayaan Balai Benih Utama, Balai Benih Pembantu dan Penangkar Benih.
2.  Fungsi
1)      Penyusunan rencana kebutuhan kelas Benih Penjenis (Breeder Seed) yang dibuthkan untuk tanaman hortikultura dan aneka tanaman yang perlu di perbanyak bagi keperluan sesuai dengan permintaan.
2)      Perbanyakan Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) tanaman hortikulttura dan aneka tanaman sesuai kebutuhan yang  telah direncanakan.
3)      Pemberian bimbingan teknis kepada Balai Benih Utama (BBU) Hortikultura, Balai Benih Pembantu (BPP) Hortikultura dan Penangkar Benih Hortikultura sebagai penyedia benih sebar untuk keperluan lapangan/masyarakat.
4)      Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Satgas Balai Benih Induk Hortikultura

F.  Pembinaan Tugas dan Pembinaan Kerja
            Adapun pembinaan tugas dan mekanisme kerja UPTD Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur sebagai berikut:
1)      Kepala Subseksi BBI Hortikultura bertanggungjawab langsung pada Kepala UPTD.
2)      Seluruh petugas bertanggungjawab langsung kepada Kepala Sebseksi sesuai dengan bidangnya masing – masing

1.  Penaggungjawab Umum
1)      Menyenggelarakan administrasi secara umum dan melakukan koordinasi dengan penaggung jawab lainnya
2)      Kepegawaian.
3)      Kebersihan lingkungan Kantor dan Keamanan
4)      Menyenggalakan laporan seluruh kegiatan setiap bulan dengan berkoordinasi dengan penaggungjwab lainnya dan di Bantu oleh Staff
5)      penghitungan bibit pada akhir bulan.

2.  Penanggung Jawab Pembibitan
1)      Menyusun progam dan menyiapkan Perbanyakan Benih dari pengadaan biji-bijian sampai bibit dikarangtina dan siap dijual
2)      Membuat penyerahan bibit yang siap salur kepada Urusan Perlengkapan (Bendahara Material)
3)      Menyiapkan gudang bibit untuk karangtina bibit
4)      Mengatur tenaga kerja baik petugas maupun tenaga harian
5)      Membantu pemasaran bibit atau benih
3.  Penanggungjawab BF (Blok Fondasi) dan SDM
1)      Menyusun program pengembangan buah-buahan varietas baru serta pemelirharaan seluruh Blok Fondasi ( BF ) yang ada termasuk BPMT.
2)      Mencari varietas-varietas lokal yang unggul untuk dikembangkan sekaligus untuk koleksi tanaman langka.
3)      Pemeliharaan dan pemanfaatan alsintan yang ada.
4)      Membagi tugas Staff maupun tenaga harian.
5)      Membantu pemasaran hasil kebun.
4.  Penaggungjawab Kultur Jaringan/pembinaan penangkar
1)      Membantu program Kultur Jaringan
2)      Melaksanakan seluruh kegiatan Kultur Jaringan terutama perbanyakan bibit
3)      Melaskanakan pengamatan terhadap kegiatan Kultur Jaringan
4)      Mengadakan pembinaan penangkar dan memonitor arus bibit baik jumlah yang di produksi maupun yang tersalur.
5.  Penaggungjawab Penjualan
1)      Memasarkan bibit yang ada dari hasil kebun dan di bantu oleh masing-masing penaggungjawab dan urusan penjualan
2)      Membukukan seluruh hasil penjualan baik bibit dan hasil kebun dan di koordinasikan dengan Urusan Perlengkapan
3)      Pembuatan nota penjualan
4)      Penyetor hasil penjualan ke Bendahara Penerima yang selanjunya di srahkan ke khas Daerah
6.  Urusan Perlengkapan
1)      Membantu penaggungunjawab umum di bidang administrasi barang, Inventaris daerah dan benih/bibit
2)      Membukukan barang yang masuk dan keluar baik barang inventaris maupun bibit
7.  Urusan Umum
1)      Membantu Penaggung Jawab umu di bidang administrasi baik laporan kegiatan maupun proyek
2)      Melaksanakan kegiatan pelabelan
3)      Pengecekan bibit pada akhir bulan
4)      melaksanakan pembersihan lingkungan kantor.
8.  Urusan Keuangan dan Kepegawaian
1)      Membantu penaggungjawab Umum di bidang Administrasi Keuangan baik kegiatan rutin, gaji dan proyek
2)      Membuat absensi kepegawaian setiap bulan
3)      Menyelenggarakan administrasi kepegawaian baik urusan kenaikan pangkat dan gaji berkala serta pensiun
9.  Urusan Persemaian
1)      Membantu penaggungjawab Pembibitan, baik pembibitan buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman obat-obatan
2)      Melaksanakan kegiatan perbanyakan benih/bibit
3)      Mencatat seluruh Kegiatan perbanyakan benih
4)      Membagi tugas baik karyawan atau tenaga harian
5)      Memelihara bibit di gudang bibit


10.  Urusan BF ( Blok Fondasi ) dan BPMT
( Blok Penggandaan Mata Tempel )
1)      Melasanakan pemeliharaan seluruh Blok Fondasi ( BF ) dan Blok Penggandaan Mata Tempel ( BPMT )
2)      Melaksanakan penggantian terhadap tanaman yang sudah kadaluarsa minimal tiga tahun untuk BPMT
3)      Memperbaiki Screen House yang rusak
4)      Mencari varietass lokal yang unggul untuk di kembangkan.
11.  Urusan Alsintan ( Peralatan dan Mesin Pertanian )
1)      Membantu penaggungjawab BF dan BPMT di bidang alsintan baik memelihara maupun memperbaiki alat-alat yang rusak
2)      Mengontrol alat-alat dan mesin pertanian sebelum di opersikan Memanfaatkan alat-alat sesuai kebutuhan masing-masnig pertanggungjawaban
12.  Urusan Penjualan Bibit
1)      Membantu penjualan kepada penaggungjawab penjualan
2)      Melaksanakan penjualan bibit setelah jam kerja maupun hari-hari libur dan hasilnya di setor kepada penanggung jawab penjualan
13.  Bendaharawan Penerima
1)      Membukukan seluruh penerimaan dan setoran PAD (Penerima Asli Daerah) dari penaggungjawab penjualan baik bibit maupun hasil kebun
2)      Menyetorkan hasil penjualan bibit dan hasil kebun, sewa rumah dinas ke khas Daerah yang di tunjuk.
3)      Melaporkan seluruh kegiatan baik penerimaan maupun hasil storan PAD setiap bulan
14.  Bendaharawan Rutin
1)      Mengajukan permintaan dana sesuai dengan DAK (Dana Alokasi Kegiatan)
2)      Membukukan seluruh penerimaan dan pengeluaran
3)      Membuat pertanggungjawaban keuangan maupun fisik Mengeluarkan dan atas permintaan penanggungjawab lapangan yang diketahui oleh Kepala Subseksi dan di setujui oleh Kepala Satgas
15.  PUMK ( Pembayaran Uang Muka Kerja )
1)      Menyiapkan permintaan biaya sesuai dengan kegiatan yang ada
2)      Membukukan semua dana yang di terima maupun dana yang dikeluarkan oleh proyek
3)      Mengeluarkan dana sesuai permintaan lapangan oleh penanggungjawab masing-masing yang di setujui oleh Kepala Subseksi
4)      Membuat Pertanggungjawaban baik fisik maupun keuangan ( SPJ ) / Surat Pertanggung Jawaban ) pada proyek. Membuat laporan kegiatan setiap bulan

G.  Ketenagakerjaan
            Tenaga kerja Di UPTD Balai Benih Hortikultura (BBIH) Dataran Rendah Pekalongan Lampung Timur Berjumlah 29 orang, dengan 25 orang merupakan karyawan tetap (PNS). Karyawan tetap mempunyai hak yang sama dalam menerima gaji dari pemerintah setiap bulannya dan di ijinkan karena sakit atau cuti tanpa adanya potongan gaji yang di terimanya.
           
BBI Hortikultura menggunakan pekerja harian lepas ( PHL ) pada saat kegiatan di lapangan kekurangan tenaga kerja seperti pada saat pengeranjangan atau pemindahan ke polybeg untuk pesanan atau pada saat penanaman seeding bawah pada persemaian II yang jumlah tenaga kerja hariannya di sesuaikan dengan kebutuhan dan biasanya bersifat semntara. Tenaga kerja harian berhak menerima bayaran sesuai dengan yang telah di sepakati berdasarkan jumlah hari kerjanya.

H.  Anggaran Kegiatan
            Sumber dana operasional di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Pekalongan Lampung Timur berasal dari :
  1. Anggaran Rutin
Anggran rutin yang di terima BBIH setiap tahunya berasal dari Pemerintah Daerah Tingakat I povinsi Lampung yang di gunakan untuk membiayai kegiatan rutin.
  1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )
Dana dari APBN di gunakan untuk mengisi kegiatan-kegiatan utama berupa pengujian-pengujian melalui proyek pengembangan tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung
  1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dana dari APBD di gunakan unttuk memenuhi beberapa usulan keggiatan yang tidak tetampung.

I.  Sarana dan Prasarana Pendukung
            Sarrana dan Prasarana pendukung yang ada di UPTD (BBIH) Pekalongan Lampung Timur anatara lain :
  1. Bangunan perkantoran
  2. Bangunan Gudang penyimpanan peralatan pertanian
  3. Bangunan gudang penyimpanan meesin-mesin pertanian
  4. Bangunan penyimpanan pupuk
  5. Bangunan penempatan benih ( Kandang Benih )
  6. Bangunan musholla dan kamar mandi umum
  7. Perumahan pegawai
  8. Angsa-angsaan (Water cycle) sebagai sarana rekreasi




-->
BAB IV

REALISI KEGIATAN

A.  Perbanyakan Bibit Kelengkeng dengan Cara Okulasi
1. Mengenal Tanaman Kelengkeng
Tanaman kelengkeng tumbuh pada ketinggian 200 - 600 m Dpl, dengan curah hujan 1500 – 3000 ml/tahun, memiliki pH yaitu 5 - 6,5. Kelengkeng bisa diperbanyak dengan cara okulasi, cangkok, sambung pucuk dan, susuan.

2. Jenis-jenis Kelengkeng :
a. Dari Indonesia :
Batu, Kopyor, Aroma durian, Sugiri, Titok
b. Dari Thailand:
Tiga Jari, Pimpong, Dhymond
c. Dari cina:
Whangrai

3. Sentra Produksi kelengkeng di Indonesia :
1)  Jawa Tengah :
a. Kudus
b. Temanggung
c. Grobokan
2)  Jawa Timur :
a. Tamyang
b. Kepanjen
c. Kali Baru
3)  Bali :
a. Gianyar
b. Tabanan

Kelengkeng mulai berbunga pada umur 2 – 4 tahun dan dari bunga sampai menjadi buah yang matang membutuhkan waktu 120 hari.

-->
B. Cara Perbanyakan Untuk Bibit Okulasi
1. Seleksi biji:
a.             Pilih biji yang baik (contoh kelengkeng titok) dan jangan berasal dari kelengkeng hutan karena memperlambat pertumbuhan perakaran
b.            Cuci biji sampai bersih
c.             Di hamparkan di tempat yang lembab

2. Persemaian di polybag
a.             Buat media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1
b.            Masukan dalam polybag yang berukuran kecil
c.             Biji di tanam kedalam polybag 1 biji/polybag
d.            Polybag di susun 5 baris memanjang
e.             Dilakukan penyiraman
f.             Di beri naungan
g.            Di jaga kelembabanya
h.            Setelah 3 bulan di pindahkan ke persmaian ke-II.

3. Persemaian ke II
a.             Siapkan bedengan untuk pemindahan bibit dari Polybag
b.            Buat lubang pada jarak 12cm x 15cm
c.             Buka polybag dan masukan ke lubang dengan mengikutkan tanahnya
d.            Ditutup dengan pupuk kandang
e.             Dilakukan penyiraman agar berlembab
f.             Setelah satu bulan dilakukan pemupukan menggunakan NPK secukupnya 200 gram/batang
g.            Bila ada hamanya perlu dilakukan penyemprotan menggunakan insektisda dengan dosis 2 – 3 ml/L
h.            Setelah kurang lebih 3 – 5 bulan dilakukan okulasi
i.              Setelah 21 hari tali di buka biarkan 3 – 4 hari
j.              Dilakukan pelengkuran atau perundukan 2 cm di atas mata tempel yaitu pemotongan 2/3 bagian batang lalu di rudukan agar mempermudah pertumbuhan mata tunas
k.            Setelah mata tempel mencapai diatas 15 cm di lakukan pemotongan 2 cm di atas mata tempel
l.              Dilakukan pemupukan pada umur 2 bulan dari pengokulasian menggunakan NPK atau pupuk kandang
m.          Setelah tunas okulasi 30 – 40 cm di lakukan pengeranjangan (merang = pupuk kandang = tanah) dengan perbandingan (1 : 1 : 1)
n.            Bibit di letakan di tempat yang teduh selama satu bulan
o.            Bibit siap di pasarkan atau di tanam

4. Cara Menanam Kelengkeng
a.             Pengolahan tanah
b.            Pemasangan ajir dengan jarak (8m x 8m) atau (8m x 10m)
c.             Membuat lubang dengan ukuran (p=60cm, l=60cm, t=50cm)
d.            Di beri pupuk kandang sebanyak 20kg/lubang diaduk dengan tanah lapisan atas (tanah topsoil)
e.             Biarkan selama satu minggu
f.             Dilakukan penanaman pada posisi tegak (vertikal)
g.            Dilakukan penyiraman
h.            Di beri naungan
i.              Bila ada Gulma, Hama, dll dilakukan penaganan
j.              Setelah satu tahun dilakukan pemupukan dengan NPK 250gram/batang

 
-->
BAB V

TEKNIK OKULASI TANAMAN KELENGKENG
Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah banyak yang tahu cara okulasi. Okulasi adalah suatu sistem perbanyakan tanaman dengan cara menempelkan mata tunas batang atas ke batang bawah untuk mendapatkan hasil yang di kehendaki. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya. Pada dasarnya langkah-langkah Okulasi dapat di jelaskan sebagai berikut  :

  1. Batang bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2 cm kemudian ditarik kebawah hingga menyerupai lidah lalu bagian lidah dipotong separuhnya.
  2. Mata tunas (entres) pada cabang disayat bersama sebagian kayunya dari arah bawah keatas sepanjang 2 cm, kemudian bagian kayu dikelupas.
  3. Mata tunas (entres) ditempelkan / disisipkan pada celah sayatan batang bawah hingga benar-benar menyatu.
  4. Pada bidang tempelan (okulasi) dibalut dengan plastik bersih mulai dari tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi.
  5. Pada umur 21 hari setelah penempelan pembalut plastik dapat dibuka untuk mengetahui keberhasilannya.
  6. Apabila mata tempel menyatu dan berwarna hijau segar berarti okulasi berhasil, namun bila berwarna coklat sampai hitam dan kering berarti penempelan gagal.
A.  Mempersiapkan Batang Bawah
Cara mempersiapkan batang bawah untuk okulasi yaitu :
1.      Menyiapkan biji untuk di tanam, yaitu yang sehat tidak cacat
2.      Biji di tanam di polybeg satu persatu
3.      Di lakukan penyiraman, serta di beri naungan atau atap ± 5 – 10 m
4.      Polybeg di susun 5 baris memanjang di bawah atap naungan
5.      Setelah 3 bulan di pindah ke tempat persemaian (sailing)
6.      Siapkan tempatnya dengan baik dan tanam pada jarak 12 cm X 15 cm
7.      lalu di lakukan penyiraman, serta perawatannya
8.      Setelah 3 – 5 bulan batang bawah tersebut siap di okulasi dan menjadi calon batang bawah untuk di okulasi
B.  Mempersiapkan Batang Atas
            Batang atas merupakan bagian penting dalam okulasi. Cara mempersiapkan batang bawah yaitu, mencari tanaman yang sesuai untuk dijadikan batang atasnya. Lalu ambil rantingnya pada tanaman kelengkeng itu dan daun yang ada pada ranting di pangkas agar mempermudah dalam pengambilan mata tunas nantinya.
C.  Mempersiapkan Alat Okulasi
Alat yang digunakan okulasi antara lain pisau dan plastik. Pisau okulasi dapat di cari di toko – toko alat pertanian mengapa harus menggunakan pisau khusus okulasi sendiri karena apabila menggunakan sembarang pisau akan di khawatirkan pisau itu kotor dan tidak baik untuk pengokulasian.
D.  Melakukan Okulasi
Okulasi di lakukan apabila batang bawah sudah siap di Okulasi dan batangnya minimal sebesar jari telunjuk, okulasi yang baik di lakukan pada pagi atau sore hari. Melakukannya jangan pada musim yang banyak hujannya.

E.  Memelihara Bibit Okulasi
1.      Pilih biji yang baik (contoh kelengkeng titok) dan jangan berasal dari kelengkeng hutan karena memperlambat pertumbuhan perakaran
2.      Cuci biji sampai bersih
3.      Di hamparkan di tempat yang lembab
4.      Buat media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1
5.      Masukan dalam polybag yang berukuran kecil
6.      Biji di tanam kedalam polybag 1 biji/polybag
7.      Polybag di susun 5 baris memanjang
8.      Dilakukan penyiraman
9.      Di beri naungan
10.  Di jaga kelembabanya
11.  Setelah 3 bulan di pindahkan ke persmaian ke-II.
12.  Siapkan tempat lalu beri jarak 12cm x 15cm
13.  Buat lubang pada tempat yang ditentukan
14.  Buka polybag dan masukan ke lubang dengan mengikutkan      tanahnya
15.  Ditutup dengan pupuk kandang
16.  Dilakukan penyiraman
17.  Setelah satu bulan dilakukan pemupukan menggunakan NPK secukupnya
18.  Lalu ditutup atau diripu
19.  Bila ada hamanya perlu dilakukan penyemprotan menggunakan insek atau pastac dengan dosis 2 – 3 ml/L
20.  Setelah kurang lebih 3 – 5 bulan dilakukan okulasi
21.  Setelah 21 hari tali di buka
22.  Biarkan 3 – 4 hari
23.  Dilakukan pelengkuran atau perundukan 2cm di atas mata tempel
24.  Setelah mata tempel mencapai diatas 15cm dilakukan pemotongan 2cm di atas mata tempel
25.  Dilakukan pemupukan menggunakan NPK atau pupuk kandang
26.  Setelah tunas okulasi 30 – 40cm di lakukan pengeranjangan (merang = pupuk kandang = tanah)
27.  Bibit dikarangtinakan selama satu bulan. Bibit siap di pasarkan atau di tanam
F.  Beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi :
1. Memilih mata
Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil.
Sementara untuk tanaman lain, Adung alias Abdul Ghani menyarankan mata yang sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan duren sering diakali dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis daun pada pucuk pohon mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Nah, tunas baru itulah yang bisa dipakai.
2. Cara menyayat
            Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh.
Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.

3. Cara mengikat
Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna sudah cukup. Kalauterlalu kencang, bisa tercekik.
Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
4. Kecepatan kerja
Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat yang dibutuhkan.
Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan.


-->
BAB VI

PEMBAHASAN

Di dalam mengokulasi suatu tanaman perlu di perhatikan ketika melakukannya. Seperti halnya dalam menentukan hal-hal berikut ini Batang bawah yang harus di perhatikan adalah memilih batang bawah yang baik yaitu memiliki ciri-ciri :

1.      Memiliki system perakaran yang kuat
2.      Tanaman tahan terhadap hama dan penyakit
3.      Tanaman tahan terhadap kekeringan

Karena untuk mendapatkan hasil okulasi yang memiliki perakaran yang kuat, serta tahan kekeringan dan hama penyakit. Dalam memilih mata tunas yang perlu di perhatikan syarat-syaratnya antara lain :

1.      Tanaman pernah berbuah minimal 3 kali
2.      Bukan berasal dari tunas air
3.      Batang harus sehat

Karena tanaman hasil okulasi nantinya akan sama sifatnya dengan sifat  tanaman yang dijadikan untuk mata temple (entres). Misalnya rasa manis, buah lebat, atau cepat matang dan sebagainya.
           
            Ketika dalam menempelkan mata tunas itu perlu sekali ketelitian dan kehati-hatian. Karena apabila mata tempel tidak menyatu baik dengan batang yang akan di tempel kemungkinan tidak berhasil okulasinya. Oleh karena itu harus teliti dan bersih (Steril)

Selanjutnya teknik pembalutan dengan plastik di sekitar wilayah mata tempel pembalutan di mulai dari bawah ke atas dan ke bawah lagi, pembalutan di lakukan agar mata tempel tidak terkena air apabila terkena air hujan. Bila tekena mata tempel akan membusuk dan gagal okulasinya.

Apabila tanaman telah mencapai umur 21 hari dari penempelan, plastik dapat di buka selanjutnya dapat di tentukan okulasi itu jadi atau tidak. Apabila mata tempel berwarna hijau segar berarti okulasi berhasil dan apabila berwarna coklat sampai hitam dan kering atau busuk penempelan gagal.

Oleh karena itu sebaiknya pembalutan mata tempel harus rapat dan tidak terkena air hujan dan siraman, Sebab mata tunas okulasi sangat rentan terhadap kelembaban udara yang di ikuti serangan jamur.

Dalam mengeranjagkan bibit okulasi sebaiknya di lakukan ketika bibit siap di keranjangkan. Media yang dibrikan untuk pengeranjangan antaralain merang, pupuk kandang, dan tanah. Melakukan pengeranjangan harus di lakukan dengan hati – hati dan teliti. Karena apabila tidak memperhatikan akar mana yang akan di patah dan tidak menjaga batangnya, kemunginan tanaman menjadi rusak.

Bibit yang sudah di keranjang di tempatkan pada tempat yang teduh tidak terlalu panas dan tidak terlalu kurang matahari. Sebab sinar matahari yang terlalu panas dapat merusak tanaman itu karena daun yang berfotosintesis sedang dalam masa penyempurnaan, dan apabila kekurangan sinar matahari proses fotosintesis sangatlah kecil dan kurang baik untuk bibit tersebut.

Oleh karena itu sebaiknya di buatkan naungan agar sinar matahari yang di berikan tanaman stabil.

-->
BAB VII

ANALISA USAHA TANI BIBIT KELENGKENG

(maaf perhitungan tidak di tuliskan)
 
1.  Jumlah semua biaya produksi ( modal )
            Dari hasil penjumlahan di atas di peroleh biaya produksi suatu perusahaan atau modalnya yaitu Rp.16.506.200
2.  Jumlah semua hasil bibit
            Dari penjumlahan di atas di peroleh semua harga bibit yaitu Rp.90.000.000
3.  Keuntungan yang di peroleh
            Dari perhitungan Budidaya di atas di peroleh keuntungan ( Jumlah semua hasil bibit di kurang Jumlah semua biaya produksi) Rp.90.000.000 – Rp.16.506.200 = Rp.73.493.800
4.  Biaya Produksi Perbibit
            Dari perhitungan di atas maka di peroleh biaya perbibit dengan rumus
Jumlah semua biaya produksi   =  16.506.000
Jumlah semua bibit                    =     10.000
Jadi biaya produksi perbibit adalah Rp.1.651
 








--> -->
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  KESIMPULAN

Praktek Kerja Industri yang di laksanakan di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu mempelajari cara perbanyakan tanaman buah-buahan khususnya buah kelengkeng.

Perbanyakan buah kelengkeng di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mayoritas menggunakan system okulasi di karenakan selain varietas buah bisa di samakan, merupakan cara mudah untuk mendapatkan  bibit dalam jumlah besar. Melalui  pengalaman Praktik Kerja Industri ternyata menambah kemampuan penulis dalam membudidayakan tanaman kelengkeng serta dapat di jadikan bekal untuk hidup mandiri.

Dan tidak lupa pula beberapa cara yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi seperti halnya dalam memilih mata, cara menyayat, cara mengikat, kecepatan kerja.

Dan cara okulasi yang baik sebaiknya di lakukan pada musim yang tidak terlalu banyak hujan agar okulasian tidak membusuk. Untuk setiap 10.000 Bibit Kelengkeng Okulasi dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 73.493.800

B.  SARAN

1.            Perlu penambahan serta pengembangan laboatorium guna meningkatkan mutu benih yang berkualitas tinggi, dan penambahan sumber daya manusia yang berupa tenaga ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk kemajuan dan efisiensi kerja yang lebih baik di UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura

2.            Sistem pendistribusian bibit perlu dilakukan pembenahan dan pengkajian secara cermat, agar biaya dalam pemeliharaan bibit dapat di tekan sekecil mungkin dengan lancarnya sistem pendistibusian bibit diharapkan dapat membantu dan memacu produksi bibit dan meningkatkan produktifitas tanpa mengabaikan kualitasnya.

3.            Menggunakan tenaga yang baik dan jangan salah mempergunakan tenaga kerja antara belajar dengan pekerja.

4.            Menambah fasilitas agar lebih mudah dalam melakukan kegiatan kerja di UPTD Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura

5.            Mengupayakan tempat yang bersih terutama di embung karena sebagai tempat sumber dari objek wisata

6.            Untuk sekolah sebaiknya sering melakukan monitoring agar keluhan yang di butuhkan dapat di mengerti dan menambah pengalaman untuk anak yang Praktik Kerja Industri dan untuk kedepannya

7.            Dalam menempatkan Praktik Kerja Industri sebaiknya jangan terlalu hanya bebrapa tempat perlu penambahan agar banyak hubungan untuk kerja.


DAFTAR PUSTAKA

           
Anggagan, N.S.B. Dell and N. Malajzuk, 1998. Effects of chromium and nickel on growth of the ectomycorrizal fungus pisolithus and formation of ectomycorrizas on Eu calyptus Urophyla S.T Blake. Geordama 84.

http : //id.Wikipedia.org/wiki Budidaya Kelengkeng

http : //www.budidaya.co.id/okulasi tanaman

Badan Agribisnis Departemen Pertanian bekerjasama penerbit kanisius. 1999 Kelayakan investasi Agribisnis 1. Kanisius. Yogyakarta.

Badan penelitian dan pengembangan pertanian, 1992.

Balai pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Sulawesi Selatan : http : // sulsel.litbang.deptan.go.id/online version

Anonim, Budidya Tanaman Buah-buahan, (Lampung Timur : BBIH Pekalongan, 2007)



 




Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *